Wild Love Episode 49

Cinta sejati tidak memandang apapun

Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 49, Aku hanya tersenyum mendengar penjelasannya. Cinta? Mungkin itulah cinta. Tak memandang umur maupun status. Tapi kadang cinta bisa berubah menjadi benci, karena jarak cinta dan benci hanya 0,0000001cm. Tapi cinta bisa membuang benci, menghilangkan benci walaupun terkadang tanpa disengaja bisa mendatangkan benci. Cinta dapat menerima semua kekurangan dan kesalahan dari masa lalu, tapi cinta yang aku miliki untuk dia he he he, hilang dan tak tahu apakah akan kembali.

Cinta… cinta, bahkan seorang dewa dalam dongeng negeri tirai bambu pun harus jatuh menjadi seekor babi hanya karena cinta. Setiap kali dia melihat pedihnya cinta dia selalu mengucapkan, beginilah cinta deritanya tiada akhir, dasar ti pat kai. Itu hanya contoh kecil penderitaan karena cinta, benarkah cinta membuat sakit? Benarkah cinta membuat menderita? Setiap orang dapat melihatnya dengan cara berbeda, tapi cintalah yang membuat semuanya menjadi damai. Sasuke yang hidup dengan kebencian, sedangkan naruto hidup dalam kebencian namun dia ubah menjadi sebuah cinta.

“Ar, jika kamu memang menginginkan dosen kamu. Kamu seharusnya berjuang agar dia menjadi milik kamu…”

lanjutnya.

“tapi aku dan dia berbeda, dia seorang dosen mbak, aku mahasiswa , apa kata dunia?”

ucapku.

“Dunia akan mengatakan, itulah cinta sangat indah”

ucapnya dengan senyuman.

Kami kemudian bercakap-cakap hingga sore menjelang. Aku sudah bisa melihat senyumannya kembali. Rugi? Mungkin iya karena aku melewatkan tubuh sintal dari dokter cantik satu ini. pikiranku kadang menyuruhku untuk mengambil jatah yang di berikan tapi hatiku mengatakan apakah aku akan menyakiti Ibu lagi? Tidak, aku putuskan untuk tidak. Sore menjelang, kondisi pasien sudah membaik, mbak ara kemudian memberikan obat untuk di konsumsi. Aku dan keluarga si bapak bersiap-siap untuk pulang kembali ke dusun kami di Royal Win Indonesia4.

“Mbak, jika memang ada informasi terkait komplotan ayahku, segera hubungi aku”

ucapku pelan ketika hendak pamit.

“Iya ar, aku pasti informasikan dan terima kasih sudah mau menolongku dan jika kamu menginginkannya, aku siap…”

ucapnya.

“ndak lah mbak…”

jawabku.

“Oh iya sudah ada erlina kok hi hi hi”

candanya.

“mbaaaak jangan lagi deh, aku waktu itu kan terpaksa, mbak erlin juga mengancamnya benar-benar serius”

jelasku.

“iya, iya, dia memang suka nekat… oh ya ar, tolong kamu rahasiakan jatidiriku kepada erlina, aku tidak ingin dia membenciku”

ucapnya dan aku hanya mengangguk.

“Ar…”

ucapnya kemudian mendekat dan berbisik kepadaku.

“Berjuanglah, aku yakin dosen kamu akan menjadi milikmu”

ucapnya, aku hanya memasang wajah datar kemudian melet di hadapanya.

“Sudah, nanti kalau ada apa-apa aku hubungi lagi ar, sekali lagi terima kasih dan tolong antar bapaknya sampai kerumah ya nanti aku ganti deh bensinya”

ucapnya.

“Iya bu dokter cerewet. He he he”

ucapku, sebuah pukulan ringan mendarat di lenganku.

Kulihat wajah mereka berlima

Ku antar bapak beserta istrinya sampai kerumah. Aku dan bapaknya bercakap-cakap panjang kali lebar selama perjalanan pulang. Dalam pikirku aku tak habis pikir jika petunjuk dan informasi semakin banyak aku dapatkan. Pikiranku melayang ke teka-teki dari pesan di email om nico. Hanya kurang satu, cermin rembulan. Tempat apa itu sebenarnya?

Hari berganti, semua progja KKN-ku telah aku selesaikan bersama kelompokku. Waktuku tinggal satu minggu, dan kami jadikan waktu yang tersisa sebagai waktu untuk bersenang-senang. Di hari pertama ketika ajeng, anta dan rino pergi mencari makan malam aku mendapati rani dan eri dengan wajah sangat ketakutan dan penuh kesedihan. Ya aku di tinggal tidak mencari makan karena pada saat mereka akan pergi aku sedang mengeluarkan isi perutku.

“Ran, Er, kalian kenapa?”

ucapku ketika melewati pintu kamar mereka, dan berhenti sejenak.

“Ndak papa kok ar”

ucap eri yang kemudian memaksakan sebuah senyuman di bibirnya.

“He’em”

ucap rani yang juga memaksakan sebuah senyuman, aku kemudian berjongkok dan memandang wajah mereka berdua hingga mereka salah tingkah.

“Sebenarnya aku ndak ingin tahu masalah kalian, tapi beberapa kali aku selalu mendapati kalian bersedih. Entah setelah mendapat telepon, entah setelah membaca pesan di sematpon kamu. Aku sebenarnya tidak mau peduli karena itu masalah pribadi kalian. Tapi jika memang ada yang bisa kamu bagi kepada sahabat-sahabat KKN-mu, kenapa tidak? Mungkin bisa meringankan beban pikiranmu”

ucapku.

“Sudah ar, tidak apa-apa, okay lihat kita berdua sudah tersenyum”

ucap eri, dan rani juga memperlihatkan senyumannya.

“Kasihan ya suami kamu besok”

ucapku santai dan berdiri sambil menyulut dunhill.

“Aku ndak tahu, kenal sama kalian saja baru sekarang, Cuma….”

ucapku sambil mengeluarkan kepulan putih.

“Cuma apa?”

ucap eri.

“Cuma kasihan saja, suami kamu kelak hanya akan mendapatkan senyum palsu kalian he he he”

candaku.

“Arya!”

ucap mereka berdua serempak dan langsung berlari ke arahku, pukulan-pukulan ringan didaratkan di tubuhku.

Kami kemudian bercanda hingga ajeng, anta dan rino datang. Tampak wajah rino dan anta berubah ketika melihat keakraban kami, ajeng, dia biasa saja karena sudah tahu aku.

“waduuuuuuuh… ada yang ngambek nih he he he”

ucapku.

“Siapa tuuuuuh”

jawab ajeng.

“ini lho jeng, dua cowok ganteng dateng-dateng wajahnya cemberut, cemburu nih sama aku”

ucapku yang langsung beranjak pindah tempat ke belakang ajeng.

“kok cemburuuuu ada yang cinlok ya ar hi hi hi”

ucap ajeng.

“kayaknya eh bukan kayaknya tapi memang beneran cinlok jeng”

ucapku, sedikit aku lirik anta dan rino yang menjadi salah tingkah. Dan mereka juga mencoba menagncamku dengan kepalan-kepalan tangan, hanya bercanda.

“Siapa yang cinlok ar?”

ucap eri.

“he’em…”

ucap rani.

“Yaelah dasar cewek ndak peka! Sudah tahu ada dua cowok ganteng cemburu sama aku, ya jelaslah mereka ndak suka aku dekat sama kalian berdua, pake nanya segala, tuh aku mau dihajar sama mereka berdua he he he”

ucapku membuat mereka berempat menjadi salah tingkah, aku dan ajeng hanya tertawa terpingkal-pingkal.

Tak ada yang berani beranjak dari tempat kami berkumpul, karena setiap kali mereka mau meninggalkan tempat aku dan ajeng selalu mencandai mereka. Ya, cemburulah, hatinya panaslah ha ha ha hingga kami semua mengantuk dan tertidur tetap di tempat kami makan. Kulihat wajah mereka berlima tampak kelelahan, kuambil selimut dan juga bantal-guling dari kamar cewek dan kamar cowok. Ku selimutkan ke tubuh teman-teman lelakiku ini dan juga teman perempuanku.

“Terima kasih…”

ucap pelan rani ketika aku menyelimutkan selimut ketubuhnya.

“Eh… sudah tidur, lagi dah malam”

ucapku pelan.

“mungkin jika tidak ada kamu, kelompok kita akan menjadi sunyi, terima kasih atas kebahagiaanya ar”

ucap pelan eri ketika aku menyelimutinya dan aku hanya tersenyum.

“aw…”

bisikku pelan, karena ajeng mencubit tanganku ketika menyelimutinya.

Aku diajak jalan-jalan

Kutinggalkan mereka dan aku nongkrong di depan rumah. Segelas teh panas dan juga dunhill menemaniku. Kubalut tubuhku dengan selimut tebal agar tetap hangat tubuh ini. tanpa sadar aku tertidur di depan rumah hingga pagi menjelang.

Hari-hari kami lalui bersama-sama,canda tawa dan kebahagiaan terpancar dari semua wajah teman-teman KKN-ku ini. berpoto bersama, berselepi bersama, bergurau bersama adalah hal yang indah yang kami lakukan selama KKN. Hingga waktu itu, malam hari sabtu aku di ajak ajeng berjalan-jalan dengan mobilnya kesebuah tempat di dusun kelompok KKN lain berada. Aku di ajaknya kesebuah danau yang sangat indah, waktu itu bulan purnama bulan yang sangat sempurna. Mengingatkan aku akan perempuan yang memuji bulan. Ah, kenapa aku bisa ingat akan dirinya lagi.Lalu aku dan ajeng duduk di samping danau alami ini. pinggiran danau mirip sekali dengan pantai.

“Ar, indah ya…”

ucap ajeng.

“ya indah lah, kalau tidak indah mana ada yang mau kesini ha ha ha”

candaku.

“kamu itu masih sama saja, suka bercanda”

ucapnya.

“aku masih sama jeng, tidak berubah”

balasku, ajeng kemudian berdiri dan perlahan berjalan memasuki pinggiran danau hingga pinggangnya tenggelam.

“jangan dalam-dalam nanti tenggelam, mobil kamu aku jual ha ha ha”

ucapku.

“Ar, kesini”

ucapnya tanpa menghiraukan candaku.

Lalu Aku kemudian berdiri, kuletakan benda-benda berhargaku di dekat tas ajeng. Dan aku pun ikut menenggelamkan pinggangku tapi aku lebih kedepannya karena jika aku sejajar dengan ajeng hanya sampai pada selangkanganku.

“indah ndak bulannya?”

ucap ajeng.

“indah jeng…”

jawabku.

“lihat rembulan didanaunya, seperti cermin ya?”

ucap ajeng.

“Eh… iya jeng”

ucapku.

“Eh.. cermin? Apakah ini yang dimaksud oleh ayah dan kawanannya”

bathinku tersadar akan kata-kata ajeng.

“berarti, jika yang dimaksud cermin adalah danau, perumahan ELITE, ada danau disana, apakah pertemuan mereka akan diadakan disana?”

bathinku.

“Ar…”

ucap ajeng pelan memecahkan keheningan antara kami berdua.

“iya… mmmmmm….”

jawabku namun mulut ini sudah disumpal oleh bibirnya.

Aku melangkah mundur dan hingga aku terjatuh di tepian danau yang tak begitu dalam. Aku kini duduk dengan perutku tertutup oleh genangan air danau dan ajeng berada di atasku

Simak Cerita Dewasa lainnya hanya di Royal Win Indonesia Entertainment.

Wild Love | rika ayumi 3 | Royal Win Indonesia Entertainment
Royal Win Indonesia Entertainment penyedia situs Cerita Dewasa dan Slot judi Online Terpercaya
Pages: 1 2 3

You may also like...