Wild Love Episode 48

Merenungkan

Royal Win Indonesai Entertainment – Wild Love Episode 48, Aku merenung, kulihat sekeliling kamarku. Tak ada sesuatu yang indah di dalam sini. Bahkan Ibu saja sudah mengutarakan kalau dia juga merasakan sakit atas ulahku. Ku sentuh menu kontak pada layar sematponku, Bu Dian.

Halo, ar…

Selamat malam bu

Kamu ingin memarahi aku lagi ar? Marah ar, dosen kamu yang ndak tahu aturan ini memang pantas disalahkan

Bu…

Ya…

Maaf…

kamu ndak salah ar, aku yang sal…

Maaf jika saya marah-marah kepada Ibu tadi. Padahal aku bukan siapa-siapa ibu tapi aku bisa marah seperti tadi, jujur saya sangat menyesal. Saya harap ibu mau memaafkan saya dan saya harap kita masih bisa menjadi dosen dan mahasiswa seperti yang lainnya

Ar, aku….

Bu, saya harap sudah tidak ada lagi pertemuan di luar urusan perkuliahan. Saya akan selalu menghormati Ibu sebagai seorang dosen, seorang guru panutan bagi saya agar kelak saya bisa menuntut ilmu lebih dan juga bisa membaginya kepada orang-orang seperti halnya ibu yang selalu mengajarkan mata kuliah dan membuat semua mahasiswa selalu mengerti dan paham. Saya ingin menjadi mahasiswa lagi bu, menjadi mahasiswa yang seharusnya, mahasiswa semestinya seorang mahasiswa yang memikirkan bagaimana cara lulus dengan nilai memuaskan dan mendapatkan pekerjaan, jadi saya harap kita bisa kembali seperti semula, seharusnya dan semestinya

Aku belum bisa ar… aku masih ingin kamu seperti saat itu

Ibu pasti bisa, saya akan bantu bu. Saya akan berusaha menjadi mahasiswa semestinya. Ibu mempunyai kehidupan yang indah, dan membahagiakan tak sepantasnya saya berada di dalamnya.saya mohon maaf dan saya undur diri dalam kehidupan ibu. dan saya hanya ingin menjadi mahasiswa ibu saja. Terima kasih bu

Arya… tapi harapanku…

hening sesaat antara kami berdua, kemudian bu dian memulai kembali pembicaraan lagi.

Ar, mungkin kamu lelah, beristirahatlah. Jika ada kesempatan bertemu, aku ingin bercerita kepadamu

Maaf bu, saya tidak ingin bertemu diluar kampus lagi

Itu hanya harapanku ar, semoga saja terealisasi

Eh… saya undur diri dulu bu, terima kasih

sama-sama

Percakapan kami telah usai, kini aku semakin mantap untuk tidak lagi mengharap terlalu berlebih kepadanya. Sambil tiduran aku bermain sematponku.

Status Bu Dian
This is not fairy tale, but i want you listen to my story
To explain, to make you know

lelahnya perjalanan hidupku

Hanya pandangan kosong ketika melihat status itu. Mataku mulai terpejam dan ingatan-ingatan akan setiap kata dari ibu dan bu dian bergantian memenuhi kepalaku. Kata itu mengantarkan aku dalam lelapnya malam, dalam lelahnya perjalanan hidupku. Aku tertidur hingga pagi menjelang.

“Dimakan dulu sayang”

ucap Ibu, yang kini hanya berdua denganku di dapur. Pagi ini aku menjalani aktifitasku seperti biasanya.

“Arya sudah mundur bu, dan arya harap Ibu mengerti”

ucapku.

“Waktu masih panjang, suatu saat bisa saja menetap dan bisa saja berubah”

jawab Ibu.

“tapi arya sudah yakin”

ucapku.

“it’s now, but someday who’s know”

ucap Ibu tersenyum kepadaku.

KKN telah di mulai, aku berangkat ke desa Manyan (makmur dan nyaman) bersama anggota kelompok lain. Ibu kemudian meminta ijin ayah ntuk merawat kakek selama aku idak di rumah dan ayah jelaslah mengijinkan. Oh ya, Desa Manyan terletak lumayan jauh dari peradaban namun suasana desa ini sungguh asri dan sangat sejuk. Bandingkan saja dengan daerahku, panas. Ada 6 kelompok yang berangkat ke desa ini, dan kelompokku mendapatkan tempat di Dusun Marpo (Makmur Pol), dan 5 kelompok lain di tempatkan di dusun-dusun yang masih satu desa dengan kelompokku. Aku berenam dengan teman kelompokku tinggal di rumah kepala dusun marpo. Di rumah ini kami tinggal menjadi satu. Oia aku belum mengenalkan kelompok KKN-ku,

Anta berwajah kalem yang dapat membuat semua cewek bertekuk lutut dengan pawakan tinggi besar seperti aku tapi lebih tinggi aku daripada dia, kulitnya putih agak sedikit gelap. Rino, cowok dengan wajah menawan yang bisa membuat para wanita memujanya, dan memiliki tinggi hampir sama dengan Anta. Rani, wanita putih nan cantik dengan rambut panjangnya. Eri, wanita berkerudung sedang (tidak begitu lebar tapi tidak begitu kecil) kulitnya putih dan senyumannya manis sama halnya dengan Rani. Ajeng? Sudah tahukan. Oia antara anta, rino dan aku, akulah yang paling ganteng, lho? Kok muji diri sendiri? He he he daripada ndak ada yang muji he he he.

Naik turun bukit dan lembah

Wild Love Episode 48, dua minggu awal merupakan minggu terberat bagi kelompokku. Karena kami harus bersosialisasi mengenai rancangan kerja dari kelompok kami. dusun memang terdiri dari beberapa kepala keluarga namun letak satu rumah dengan rumah yang lainnya sangat jauh. Naik turun bukit dan lembah, walau naik turun bukit dan lembah masih bisa di lalui dengan mobil ataupun motor. Oia, setelah beberapa hari kami KKN, Ajeng dan Rani pulang untuk mengambil mobil dan sedangkan Anta dan Eri mengambil motor. Untuk perkenalan dengan taman satu kelompokkku tidak begitu sulit, mungkin di satu minggu awal kami sedikit agak canggung tapi setelahnya kami sangat akrab. Ketika kami harus melakukan sosialisasi, aku selalu bersama ajeng tahu sendirilah ajeng selalu yang meminta. Padahal aku juga ingin pergi bareng Rani ataupun Eri.

“Sssst… kalau lihat cewek biasa sajalah”

ucapku kepada Anta dan Rino sehabis makan malam bersama.

Mereka berdua melihat Eri dan Rani berjalan ke dapur untuk di cuci, begitu pula ajeng membantu mereka. Setelah beberapa hari kami melakukan sosialisai program kerja KKN selama dua minggu ini kami baru bisa makan bersama berenam malam ini. sebelum-sebelumnya paling berempat.

“Apaan cih Ar”

ucap mereka berdua.

“Kalian suka ya sama rani dan eri?”

ucapku.

“Ah, Cuma perasaanmu saja kali, ndak Ar”

mereka berdua bersamaan.

“Lha kok wajahmu pada merah semua ha ha ha ha”

ucapku.

Kamu tuh yang suka sama ajeng, kemana-mana ajeng nempel sama kamu

ucap Erino.

Iya bener tuh, ya kan ya kan

ucap Erino.

ssssssssss… Ada apa to kok malah pada ribut sendiri? Sudah dibahas rencana besok pagi?”

ucap Rani yang datang bersama eri dan ajeng.

“Paling Arya ngobrolon yang enggak-enggak tuh”

ucap Ajeng.

“Arya nakutin ya ternyata”

ucap Eri.

“yeee.. kamu itu jeng sukanya, begini lho sebenarnya bbbbbbbbbb”

ucapku yang kemudian dibekap dan dikunci tubuhku oleh anta dan rino.

“Kalian apaan sich, kaya anak kecil saja”

ujar ajeng.

Malam ini malam yang sangat menogocok perut. Anta dan Rino selalu mengawasiku bak seorang sniper, ketika aku berbicara mengenai Rani dan Eri mereka selalu saja membekapku. Kami kemudian membahas program kerja kami, satu persatu mendapatkan tugas untuk tiap-tiap daerah di dusun yang telah kami bagi. Anta dengan Rani, Rino dengan Eri, dan aku, ajeng. Setelah semua pembagian tugas selesai, kami semua kembali ke kamar masing-masing. Namun aku membuat teh hangat dan merokok didepan, tiba-tiba rani berlari kedepan rumah dan membelakangiku.

Iya, Rani mengerti pah

Iya, rani akan jaga tapi tolong permintaan rani dikabulkan

terima kasih pah

Aku yang duduk didepan rumah atau lebih tepatnya disebut sebagai posko KKN melihat kearah rani. Setelah telepon tersebut wajahnya tampak bermuram durja, entah apa sebenarnya yang terjadi. Hanya beberapa kalimat keluar dari mulutnya ketika menjawab telepon tapi raut mukannya menjadi sangat sedih.

“Ran, ada apa?”

ucapku dari belakang yang duduk melihatnya.

“Eh kamu to ar, ndak tahu kalau kamu disitu, sejak kapan?”

ucapnya.

“Sejak sebelum masehi he he he, ada apa ran kok malah sedih? Sini cerita sama Kakek”

candaku.

“Yeee… kakek, tapi iya sih kamu kaya kakek-kakek hi hi hi”

balasnya sambil berjalan kearahku dan duduk disampingku.

“ditanya ndak jawab”

ucapku.

“biasalah ar masalah keluarga, jadi kamu ndak perlu tahu”

ucapnya.

“tenang cu, kakek juga tidak memaksa karena kalau memaksa nanti dikira memperkosa ha ha ha”

candaku.

“dasar aki-aki, ya udah aku tidur dulu ar”

ucapnya.

“Oke, cuuuuu”

balasku.
Royal win indonesia entertainment | yuuna suzuki | Wild Love
Royal Win Indonesia Entertainment salah satu website entertainment judi online & slot online yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler.
Pages: 1 2 3 4

You may also like...