Wild Love Episode 47
Kadang ada rasa sedih dan tak tega
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 47, Kami berpandangan dengan kepalaku yang berada di pahanya. Senyuman menghiasi bibir indah yang baru minggu kemarin aku lumat habis. Kami hanya bisa saling berpandangan dan kadang ibu memainkan hidungku dengan jari tangan kirinya. Tangan kanannya mengelus-elus kepalaku, hingga aku terlelap dan tak sadarkan diriku.
Hari-hari berikutnya sikap kami kembali normal. Ibu adalah Ibuku tak ada lagi Ibu sebagai kekasihku saat ini. tak tahu sampai kapan suasana ini akan terus seperti ini. hatiku masih sedikit mengganjal jika harus melepas ibu sebagai kekasihku. Kadang ada rasa sedih dan tak tega jika harus menjadikannya seperti yang seharusnya.
Hari ini adalah hari dimana aku harus bimbingan dengan bu dian, namun ternyata berbenturan dengan pembekalan KKN. Aku kemudian menghubungi bu dian dan meminta untuk menunda serta mengundurkan hari bimbingan. Bu Dian memperbolehkan, toh bimbinganku juga tidak rumit-rumit sekali.
“Ndak papa ar, asal kamu bimbingan ya, kan besok dah KKN”
ucap bu dian ketika aku menemuinya di ruangannya setengah jam sebelum pembekalan.
“iya bu besok saya KKN, mulai hari senin minggu depan pemberangkatan”
ucapku dengan senyuman.
“Jangan sedih ya?”
ucap bu dian.
“kenapa sedih bu?”
tanyaku sedikit bingung.
“Kan ndak bisa lihat cewek cantik lagi”
ucapnya santai.
“di KKN banyak kok bu he he he”
ucapku sambil cengengesan.
“Owh gitu?!”
ucapnya sedikit membentak.
“Eh.. ndak bu, jelek-jelek semua, beneran jelek semua”
ucapku dengan kedua tangan bergerak seperti orang mendadahi.
“awas!”
ucapnya.
“Eh…”
aku sedikit terkejut dengan kata-kata terakhirnya.
“kok awas? Maksudnya apa bu?”
ucapku.
“Eh… mmm… ya awas kalau kamu malah kepincut sama cewek KKN ntar TA kamu terbengkalai, gitu maksud saya”
ucap bu dian.
“Bilang saja kamu yang kehilangan yan he he he”
bathinku yang membuat mimik wajahku senyum-senyum sendiri.
“Sudah-sudah, sana pembekalan nanti terlambat”
ucapnya.
“Siap bu!”
ucapku dengan mengacungkan jempol kananku.
“saya pamit dulu bu”
ucapkku sambil berdiri dan membungkukan badan sedikit. Dibalasnya dengan anggukan kepalanya. Aku kemudian membuka pintu ruangan untuk keluar.
“Hati-hati ar, dan jaga hati kamu…..”
ucapnya pelan tanpa memandangku.
“Ehem… iya bu diaaaaan”
ucapku yang langsung meninggalkan ruangan.
Pembekalan KKN adalah masa dimana hal membosankan dimulai. Aku sedikit terlambat dan aku mendapatkan tempat duduk dibelakang. Seorang laki-laki melambaikan tangan, ah sahabatku tersayang, Rahman. aku duduk disebelahnya dan kami mengobrol mengenai semua hal tentang PKL kami.
“tahu ndak Ar, aku habis dapet memek lagi waktu PKL”
ucapnya.
“dasar PK!”
ucapku.
“Legit ar, oh jepitannya mantap!”
ucapnya.
“terus mama kamu?”
ucapku.
“tenang, setiap hari aku jatah kekasihku itu ha ha ha”
ucapnya pelan dan kemudian di akhiri tawa yang keras.
Betapa terkejutnya aku
Kamu sama denganku man, tapi aku mendekati masa dimana aku harus berhenti. Sedangkan kamu mungkin masih akan berlangsung lebih lama lagi. Aku hanya mampu memandangnya dan membathin. Obrolan demi obrolan membuat waktu tak terasa hingga akhirnya sampailah pada pembagian kelompok. Disini masing-masing ketua regu memanggil anggota KKN-nya satu persatu untuk berkumpul setelahnya baru akan dibuat STO dari masing-masing regu. Betapa terkejutnya aku ketika aku dipanggil dan berkumpul dengan mereka.
“Ajeng?????”
ucapku terkejut.
“Hei Ar, apa kabar?”
ucapnya.
“kok kamu disini? Bukannya kamu….”
ucapku yang kemudian dihentikan dengan jarinya yang menyilang di bibirku.
“Sssstttt… ndak jadi Ar, calonkku ternyata dah punya bini, bohong dia sama aku”
ucapnya santai.
“Asyik nih sama kamu ar, bisa jalan-jalan lagi he he he”
lanjutnya.
“kirain dah jadi ibu rumah tangga kamu jeeeeenng jeng”
ucapku sambil geleng-geleng kepala.
“kamunya sih ndak mau ar, kalau mau aku dah jadi ibu rumah tanggamu hi hi hi”
ucapnya.
“Yeeee…”
ucapku sambil menguyek-uyek kepalanya.
Tampak keakraban kami berdua membuat yang lainpun juga ikut akrab. Ada Anta Yunos, Rani setya ekdarini, Eri rika widiastuti, Rino hornbig, Ajeng dan terakhir adalah aku. Sebagai ketua dipilih Anta, wakil Rino, sekretaris Rani dan bendahara adalah Eri dan Ajeng sedangkan aku anggota huru hara. Setelahnya kami berpisah, menyiapkan persiapan dan bekal untuk pemberangkatan. Kulihat kelompok KKN-ku merupakan kelompok yang berimbang, 3 cewek dan 3 cowok. Mereka kesemuanya berawajah kalem, dan cowok-cowoknya pun tidak kelihatan seperti cowok huru hara seperti halnya aku. Aku dan ajeng berpisah, sempat ajeng berpapasan dengan rahman tapi kelihatannya mereka baik-baik saja. Aku yang berada diantara mereka pun merangkul mereka berdua. Kami tertawa terbahak-bahak mengingat semua yang telah terjadi.
Akhirnya aku berpisah, rahman langsung ke tempat parkir yang dekat dengan tempat pembekalan. Aku ke kampus, karena motorku aku parkir di kampusku. Waktu telah menjelang sore hari, kira-kira pukul 15:30, kampus tampak sepi tak ada satupun mahasiswa di kampus hingga aku mendengar suara yang lumayan keras dari gedung perkuliahan. Aku kemudian mengendap-endap dan bersembunyi di samping gedung.
“Dian. Kenapa kamu itu? Apa salahku sehingga kamu mengembalikan cincin yang aku berikan?”
ucap seorang laki-laki yang tidak lain adalah Pak Felix.
“Felix aku mohon, kita sudah tidak mempunyai kecocokan apapun, jadi aku harap kamu bisa menerimanya”
ucap wanita dengan nama Dian, ya itu Bu Dian.
“Tapi berikan penjelasan kepadaku? Kau pergi begitu saja tanpa ada penjelasan apapun?”
ucap pak felix.
“Apa kamu tidak melihat dirimu sendiri ketika di jerman felix?”
ucap Bu Dian.
“Iya saat itu aku salah, karena telah menjaliln hubungan dengan wanita lain dan meninggalkanmu begitu saja. Aku mohon maaf, tapi dengan aku disini aku ingin memulai babak baru denganmu yan”
ucap pak felix.
“Aku tidak bisa, maaf aku sungguh tidak bisa”
ucapku.
“tapi kenapa? jelaskan padaku yan?”
ucap pak felix kembali.
“Salah satunya, pacar kamu yang di jerman dulu menghubungiku dan dia ingin sekali kembali kepadamu”
ucap bu dian membuat aku sedikit merasa bahwa aku sebagai pelampiasannya.
“Apakah hanya itu yan? Jujur yan aku lebih memilih kamu, aku mohon berilah aku kesempatan”
ucap pak felix, aku semakin termenung mendengar percakapan mereka dari samping gedung.
“Bukan, itu adalah alasan kedua yang memperkuat aku untuk tidak bersamamu, ada alasan yang lebih utama”
ucap bu dian.
“Eh… apakah ada laki-laki lain yang lebih bisa membahagiakanmu daripada aku yan?”
ucap pak felix penuh tanya.
“Maaf felix, aku tidak mengatakan alasan utamaku tapi yang jelas alasan utamakulah yang harus membuatku meninggalkanmu felix”
ucap bu dian.
“Maaf felix, aku harus pulang pekerjaanku menumpuk”
ucap bu dian.
“Dian, tunggu sebentar aku butuh penjelasan darimu, aku mohon jangan tinggalkan aku dalam kebingungan”
ucap pak felix (Arya hanya mendengarkan tanpa melihat kejadian jadi tidak tahu gerakan yang terjadi antara mereka).
“lepaskan tangan kamu felix atau aku berteriak”
ucap bu dian.
“baiklah… aku akan terus mengejarmu dian, dan tak akan pernah aku melepaskanmu begitu saja sebelum aku mengetahui apa alasan utamamu”
ucap pak felix.