Wild Love Episode 47

Bidadari ini hanya diam

Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 47, Seperti anak kecil yang berlari dan bermain tangkap-tangkapan. Seperti dua bocah yang tak pernah ingin mengakhiri permainanan. Namun nafasnya tak seperti ketika masih kecil yang selalu bertambah kuat setiap kali teman mainnya mendekat.

“kena kamu!”

ucapku dengan kedua tangan memeluk perutnya dari belakang.

Bidadari ini hanya diam ketika kedua tangan ini memeluk perutnya semakin erat. tubuhnya secara perlahan bersandar ke tubuhku. Kedua tangannya kemudian menggenggam tanganku. Hangat, begitu hangat membuat perasaan ini semakin nyaman.

“Indah ya bulannya?”

ucapnya pelan dengan pandangan matanya ke arah purnama itu.

“iya..”

ucapku yang tanpa aku sadari aku memeluknya dan menghadap ke bulan.

Perlahan kepalanya mulai bersandar di leherku, dan kemudian pipinya rebah di bahu kananku. Leher kanannya terlihat sangat indah. Semakin kaku tubuh ini, semakin tak bisa melepaskan pelukan ini. kuarahkan bola mataku kebawah matanya mulai terpejam. Tubuhnya perlahan mulai bergoyang, tangan kanannya meraih belakang kepalaku agar menunduk dan bibirku rebah di leher kanannya. Tak berani aku mengecupnya, tak berani aku menciumnya terlalu indah, terlalu indah. Momen ini berlalu sangat lama, bahkan lelah tubuh ini menyangga tubuhnya pun tak terasa. Setelah lama dalam posisi ini, dia kemudian berbalik dan memandangku.

“Terima kasih…”

ucapnya dengan tatapan mata yang menyipit dan senyuman di bibirnya.

“heg…”

semakin terbuai aku.

aroma wangi parfum

Tubuhnya melekat di tubuhku, tangannya melingkar hinggap di belakang punggungku. Hangat dan erat aku rasakan, kedua tangan ini kemudian melingkar di punggungnya. Kepalaku menunduk, bibir ini tepat di kepalanya. Aroma wangi rambutnya, aroma wangi parfum dari tubuhnya menusuk hidungku.

“Jaga aku ya…”

ucapnya pelan.

“ya…”

balasku.

“terima kasih…”

ucapnya.

“aku…”

ucapku tertahan.

“Apa?! Mau bilang suka sama aku? Sayang sama aku ya?”

ucapnya tiba-tiba saja mendongakan kepala dan memandangku dengan wajah mengejeknya.

“eh… i…”

ucapku tertahan.

“mahasiswa kok bilang sayang sama dosen weeeeeeeeeeeeek… iiiiiiiiiiiiih”

ucapnya mengejek dan membetet hidungku.

“aduh sakit tahu”

ucapku.

“sakit ya sakit, tapi kok tanganya ndak lepas?”

ucapnya.

“Eh… maaf”

ucapku langsung aku tarik kedua tanganku.

“hi hi hi… pulang yuk dah malam ar”

ucapnya dan tersenyum ke arahku.

“Iya…”

jawabku tersenyum kepadanya.

Dengan di temani cahaya purnama, aku mengantarnya pulang. Pelukan erat tubuhnya di belakangku semakin membuat revia berjalan perlahan. Tak ada sepatah katapun terucap dari bibirnya, dan tak ada sepatah kata pun keluar dari bibirku. Kami berdua tahu, momen ini adalah momen indah tak salah kan jika harus diam? Laju REVIA semakin mendekat ke rumahnya, tapi ketika melewati pos satpam dia melepaskan pelukannya. Setelahnya? Semakin erat saja pelukan tubuhnya.

“Terimakasih malam ini, cup…”

ucapnya sembari memberikan kecupan di pipi kananku.

“iya sama-sama…”

ucapku.

“Aku pulang dulu dian”

lanjutku.

“iya hati-hati…”

balasnya.

Kenapa aku tidak bisa berbuat apa-apa

Kuputar balik motorku, kulihat dia masih berdiri melihatku dari kaca spion. Ingin rasanya aku tidak pulang dan tetap bersamanya malam ini. Tapi nanti kalau dia sudah menjadi istriku, ngimpi kali yeee he he he. Dengan hati berbunga-bunga aku pulang kerumah. Dalam perjalanan aku mendapati mobil yang tidak asing lagi, Ayah. Segera ku arahkan motorku membuntutinya hingga mobil itu berhenti dan dengan jarak yang jauh aku turun.

Kulihat Ayah turun dan pintu depan terbuka, om nico. Beberapa saat kemudian seorang wanita yang tak asing lagi bagiku, tante war dari pintu belakang turun dengan pakaian yang sangat seksi. Di taman itu, setidaknya ada 3 orang pemuda yang sedang nongkrong. Dan… tak tega rasanya aku menceritakannya. Di awal, tante war melayani nafsu kedua bajingan itu di hadapan pemuda-pemuda itu dan berikutnya secara bergiliran ketiga pemuda itu menikmati tubuh tante war. Sungguh ironis memang, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Setelah mereka berlima puas, di tertawakannya tubuh wanita yang tergeletak lemas setelah melayani mereka.

Sial! Kenapa aku tidak bisa berbuat apa-apa? Jika aku menyembunyikan tante war, pasti anaknya yang akan menggantikannya. Tante war pastinya tidak ingin melakukannya. Dengan hati yang gelisah aku meninggalkan pemandangan itu, tak mampu aku bercerita tentang kejadian yang baru saja aku lihat. Hati yang berbunga-bungan dan kemudian melihat kejadian menyedihkan. Dengan perlahan aku tinggalkan tempat bersembunyiku menuju rumah. Segera aku masuk kerumah dengan wajah sedikit suram.

“Ada apa sayang?”

sambut Ibuku lalu kuceritakan apa yang baru saja aku lihat tanpa menceritakan kebersamaanku bersama bu dian.

“Sudah jangan kamu pikirkan hal itu, dan kamu jangan berpikir aneh-aneh ya, kamu pasti kepikiran ibu kan?”

ucapnya dan aku hanya mengangguk.

“Sudah tenang… bagaimana dengan dian?”

tanya ibu.

“Kalau itu sich…”

ucapku dan kemudian menceritakan semua secara detail.

“Yes! Anakku normal! Dan sebentar lagi punya pacar hi hi hi”

ucap ibuku.

“iiih ibu apaan sih, aku cowok normal nyatanya juga he he he”

ucapku.

“Iya itunya normal, tapi kan ndak tahu isinya hi hi hi”

balas ibu.

“Bisa saja kan ndak normal hi hi hi”

lanjutnya.

“Ibuuuuuuuuuu…. ”

ucapku manja sambil memeluk tubuhnya, ibu pun balas memelukku.

“sayang…”

ucap ibu.

“Ya bu…”

balasku.

“kamu hebat ya?”

ucapnya.

“lho kok?”

balasku.

“Tuh si kecil kamu ndak berdiri sama sekali, padahal sudah nempel kaya perangko seperti ini”

ucapnya.

“aaahhhh….”

ucapku sambil merebahkan kepalaku di paha ibu dengan kepala menengadah ke wajahnya.

“Maaf bu jika arya mengecewakan…”

ucapku sambil tersenyum.

“itu malah bagus nak, berarti kita bisa mencoba untuk memulai yang baru”

ucap ibu.
Royal win indonesia entertainment | shunka ayami | Wild Love
Royal Win Indonesia Entertainment salah satu website entertainment judi online & slot online yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler.
Pages: 1 2 3 4

You may also like...