Wild Love Episode 46

Wild Love (Episode 46)

Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 46, pagi menjelang, aku pun segera beranjak dari tempat ternyaman di seluruh dunia. Ku lipat selimut putih yang tebal pemberian Ibu dan kurapikan hamparan sprei agar terlihat lebih rapi. Segera aku melakukan aktivitasku seperti biasa, hingga aku berkumpul di meja makan bersama keluarga.

Ayah, Ibu dan aku, indah bukan. Indah, dari penglihatan semua yang memandang walau sebenarnya banyak misteri yang tersembunyi di dalamnya. Seperti kedondong, halus namun rasanya masam di dalamnya. Mungkin aku akan memilih durian, walau dari luar tampak buruk tapi di dalamnya manis dan banyak yang mencari.

Melajut dengan kecepatan penuh

Ngeeeeeeeeeeeeeeeng… sekarang aku sudah berada di atas si bodi montok REVIA. Melaju dengan kecepatan optimum, di mana semua motor menyalipku dengan mudahnya. Kunikmati putaran demi putaran roda menuju kampus tercintaku. Akhirnya dengan iringan hembusan angin pagi aku sampai di kampusku tepat pukul setengah sembilan pagi. Segera aku melangkah cepat menuju jurusan di mana seorang wanita cantik nan judes sudah menungguku di sana.

“Mas, Arya!”

teriak pegawai TU yang aku lihat sedang mengorbol dengan seseorang di pintu masuk TU. Segera aku memindahkan halauan kakiku menuju TU dan wanita tersebut masuk ke dalam TU.

“Iya bu, ada apa?”

ucapku ketika masuk TU dan wanita itu tampak sibuk mencari sesuatu.

“Ini ada kiriman dari tempat mas Arya PKL”

ucapnya sembari menyodorkan sebuah amplop.

“Apa ini bu?”

ucapku.

“nilai mungkin”

ucapnya.

“Owh… ya bu terima kasih”

ucapku, agak sedikit bingung juga ketika mendapati amplop berisi nilai dikirimkan ke jurusan. Aneh, biasanya sudah ada nilainya ketika penarikan.

Aku melangkah keluar dan kemudian ku buka amplop tersebut. Betapa kagetnya aku melihat sepuluh uang berwarna merah sedang berpelukan di dalam amplop. Ada sebuah surat di dalamnya.

To : Arya
Makasih ya papah, itu uang lembur papah ketika analisa di lab. Bukan apa-apa lho pah Cuma uang saku dari perusahaan. Ingat pah, itu adalah uang lembur kerja di lab, bukan lembur di rumah mamah. Kalau lembur di rumah mamah, bayarannya bukan uang lho pah masalahnya kalau papah dibayar pakae uang nanti marah-marah hi hi hi. Kalau mau bayaran kerja lembur di rumah mamah, dateng saja pah kerumah, memek mamah siap kok menjadi bayarannya, asal papah sendiri saja yah yang datang hi hi hi.

Dari,
Mamah Echa muachhhhhh

Membaca sebuah surat

Tepuk jidat akunya, hanya bisa menggeleng-geleng kepala setelah membaca surat dari mbak echa. Segera aku sobek-sobek menjadi kecil ketika tak ada orang di sekitarku, takutnya kalau ada orang yang melihat dikira lagi patah hati. Kubuang sobekan itu ke dalam tong sampah. Masih terngiang dalam ingatanku sebuah pertempuran dahsyat di laboratorium dan rumah mbak echa, dan hanya bisa membuatku geleng-geleng kepala. Sambil mengingat aku melangkah menuju ke ruang dosen.

Tok tok tok tok….

“Masuk…”

ucap wanita di dalam, aku pun masuk setelah suara itu menghilang.

“Bu Dian…”

ucapku.

“Owh, silahkan duduk”

ucapnya.

“Terima kasih bu. Maaf bu sesuai dengan instruksi dari ibu untuk bimbingan tugas akhir, ini Tugas Akhir saya mohon bimbingannya”

ucapku.

“Owh TA ya? Memangnya aku menginstruksikan untuk bimbingan hari ini?”

ucapnya.

“Maaf bu, kemarin yang di BBM, ibu menyuruh saya untuk bimbingan”

ucapku.

“Memang benar itu saya? Ada buktinya? Saya ndak merasa tuh”

ucap bu dian yang judesnya mulai kelihatan.

“maaf bu, saya tidak mungkin salah baca, ibu mengirimkan bbm ke saya untuk bimbingan dan bukti percakapan masih ada bu”

ucapku mencoba membela diri.

“Saya tidak merasa mengirimkan bbm ke kamu ar”

ucapnya.

“Eh… ya sudah saya mohon maaf, kalau begitu saya undur diri dulu dan maaf mengganggu waktu ibu”

ucapku sambil berdiri dan sedikit membungkukan badan. Tanganku pun bergerak meraih tumpukan kertas bertuliskan Tugas Akhir itu.

“Sudah, sudah… kamu duduk lagi saja, karena kamu sudah disini ya bimbingan saja”

ucapnya sambil tersenyum mengejekku yang ditutupi tangan kirinya.

“Tidak usah saja bu, ndak enak mengganggu ibu”

ucapku.

“DU…. DUK!”

ucapnya sedikit membentak.

“I… iya bu…”

ucapku yang kemudian duduk dihadapannya kembali.

“Dasar cewek judes, jutek nyebelin seenaknya saja mempermainkan aku, belum tahu apa berapa cewek yang sudah aku lumpuhkan! Dasar coba saja kamu tahu kehebatanku, aku pasti…. bertekuk lutut dihadapanmu cantik hiks hiks hiks”

bathinku.

Kulihat bu dian membolak-balikan tugas akhirku. Tampak wajahnya yang serius membaca tugas akhirku membuat aku terhipnotis dengan mulutku sedikit terbuka. Wajahnya, keanggunannya, kenapa baru kali ini aku bisa melihatnya?

“Ar… Ar… Aryaaaa…..”

ucapnya dengan nada sedikit keras.

“Eh eh iya bu dian, maaf bu maaf melamun”

ucapku.

“Kenapa belum pernah lilhat cewek cantik ya? Sampek ngelamun begitu? Ngelamun apa kamu?”

ucapnya.

“Eh ndak bu ndak, hanya agak sedikit capek saja”

ucapku.

“kenapa? capek bertengkar sama cewek judes dan jutek ya kemarin di warung?”

ucapnya.

“Bukan itu bukan bu, ibu salah lihat orang mungkiin”

elakku.

“Ya ndak mungkin salah lihat… wong aku melihatnya pake mata kepala saya sendiri”

ucapnya.

Aku hanya mampu terdiam dan menunduk. Benar-benar sial hari ini, kenapa juga kemarin aku harus bertengkar dengannya. Dia kan dosenku yang seharusnya aku hormati, tapi dia wanita yang buat aku bingung. Benar-benar sial yang aku rasakan, tak berani aku melihat apalagi memandangnya. Hanya melihat kedua pahaku sendiri yang berbalutkan celana jeans.

Wild Love | maria aizawa | Royal Win Indonesia Entertainment
Royal Win Indonesia Entertaiment salah satu website entertainment yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler
Pages: 1 2 3 4

You may also like...