Wild Love Episode 43
Foreplay yang panjang
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 43, lama aku melakukannya, tubuh mereka bergerak tidak karuan. Hingga akhirnya tubuh mbak ela mengejang terlebih dahulu, tak menunggu lama aku berpindah fokus ke vagina mbak echa. Langsung aku lahap vaginanya.
“Erghh… mami owghh… papah… essssssssssssshh yang keras pah nyodoknya ouwgh… lebih keras lagi mamah mau keluar… mami remas yang kuat mih owghh….”
racaunya.
“egh egh egh egh egh..”
tubuh mbak echa mengejang aku kemudian bangkit dan memandang separang wanita berkerudung ini sedang menikmati sisa-sisa kenikmatan.
Segera aku mendekati mereka berdua, tanpa babibu aku mulai melepaskan pakaian mereka semua. Tanpa disuruh pun mereka melepaskan semua pakaiannya begitu pula dengan kerudungnya. Sekarang di hadapanku terpampang dua wanita telanjang. Yang satu manager yang satunya kepala lab Royal Win
“pah, mami dulu saja tuh dah pengen tapi papah dibawah ya hi hi hi”
ucap mbak echa.
Aku hanya tersenyum dan kemudian memposisikan tubuhku terlentang. Mbak ela dengan perlahan memasukan dedek arya di vaginanya.
“ufttthhh sempit banget mih…emmmmm…..”
ucapku.
“sempitlah pih, punya papih gede… erghhhh…. ah ah ah ah ah ah ah….”
ucap mbak ela yang setelahnya menggoyang pinggulnya naik turun.
Mbak echa kemudian memposisikan dirinya mengakangi kepalaku. Sambil merasakan nikmat dari vagina mbak ela, aku mainkan kembali klitoris mbak echa. Kulihat mbak echa juga memainkan puting susu mbak ela yang sedang naik turun memompa dedek arya.
“owghh… kontol gede emmmm mentok pih mentok pih owghh…. mamah owghh… terus mah dimainkan mah….”
racau mbak ela.
“awwww… papah jangan digigit pah”
ucap mbak echa sedikit menngangkat pinggangnya, aku hanya tersenyum.
Tiba-tiba, mbak ela menaik turunkan pinggulnya dengan sangat cepat. Kepalanya mendongak ke atas, ritme goyangannya lebih cepat. Mbak echa kemudian turun dari kepalaku dan kini duduk di kasur tepat di atas kepalaku. Kupegang tubuh mbak ela, kuremas susu indahnya itu. Rambut panjangnya awut-awutan dengan susu seukuran mbak echa namun lebih kecil sedikit.
“papih pappih kontol papppppih masuk dalem enak , besar, mamih suka arghhh mami suka kontol papik di memek mamih owghhh argghhh yah enak enak enak bangetttthhhhh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
ucapnya yang kemudian ambruk di atas tubuhku, perlahan mbak ela kemudian turun dari tubuhku dan tidur terlentang dengan nafas tersengal-sengal.
Kucium keningnya dan pipinya, namun tak perlu lama, mbak echa langsung menelantangkan tubuhku. Dinaiki tubuhku.
“ini kontol kesukaan mamah owghhh… yah enak sekali… hmmm…. owgh…. dalemmmm bangetthhh oghhhh…. erghhh….”
ucapnya sambil menggoyang pelan pinggulnya.
“ayo goyang mamah sayang…”
ucapku.
“Seperti ini pah… ah ah ah ah ah ah ah… kontol nikmat kontol papah nikmat oghh… yah nikmat sekali ouwghh yeah…..mmmmm…”
ucap mbak echa, aku hanya mampu memandangnya dengan meremas-remas susunya.
Sama seperti mbak ela, tubuh mbak echa tiba-tiba menggoyang dengan kecepatan tinggi. Aku tak mampu lagi meremas susunya, kupegang pinggulnya saja. Kedua tangannya bertumpu pada dadaku. Goyangannya semakin liar.
“owgh papah enak banget kon… tol… pa…. pah aaaaaaaaaaa”
ucapnya yang langsung ambruk di tubuhku.
Kecupan manis
Kukecup keningnya dan kemudian aku rebahkan di sampingku. Aku kemudian bangkit dan mencoba menubruk mbak echa.
“paaah… sama mamih yang sudah istrirahat tuh…”
ucap manja mbak echa.
“oh iya…”
ucapku langsung merangsek ketubuh mbak ela dan bet bet bet blessss.
“awwwwwwwww….. pelan piiiiih. pelan pih pelan aggh ah ah ah kontol papih masuk dalem banget owghhh… terusssh pih terus pih owghh ya begitu pih terus pih jangan berhenti”
ucapnya.
“memek mamih sempit enak mih owghh…”
racauku. Aku menggoyang dengan lebih cepat lagi.
“papih mami keluaaaaaaaaaaaaaaar”
ucap mbak ela dengan tubuh melengking ke atas dan kemudian mengejang lagi.
“hash hash has… sama mamah pih hash hash hash”
ucapku sedikit kecewa karena baru saja menggoyang sudah keluar lagi. Aku beranjak kembali ke arah mbak echa dan blesss.
“Ayo pah, puaskan dirimu pah akan mamah buat papah keluar….”
ucapnya dengan senyuman nakal.
“Owghh… ya mah buat kontol papah keluar… ughhhh smepit enak mah….”
ucapku sambil menggoyang.
“iya pah terus goyang lebih keras lagi pah owghh…. nikmat pah kontol papah nikmat”
ucap mbak echa.
Aku terus menggoyang dengan sangat keras dan cepat. Tubuh mbak echa bergerak tidak karuan, hingga akhirnya tubuhnya melengking dan kurasakan cairan hangat membasahi dedek arya. namun aku tidak menghiraukannya. Aku tetap dan terus menggoyang pinggulku.
“cepeet pah, mamah capeeekhhh arghhh cepat pah keluarkaaaaaaaannn….”
racaunya.
“iya mah ini sedikit ah ah ah lagiiiiiihh…. oghhh…”
ucapku.
“papah keluaaaaaaaaaaaaar…..”
ucapku.
Yang langsung mencabut dedek arya dan kuarahkan ke wajah mbak echa. Dan crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot tumpah spermaku di wajah mbak echa. Mbak ela yang melihat itu kemudian mendekat dan menjilati spermaku yang berada di wajah mbak echa. Aku kemudian duduk dan memandangi tingkah mereka.
Aku hanya tidak habis pikir dengan ulahku selama ini hingga saat ini. kuamati mbak echa hanya terdiam dan kemudian memejamkan mata, nampaknya dia begitu kelelahan. Di tambah lagi mbak ela yang kemudian memeluk mbak ela dan ikut tertidur. Aku kemudian bangkit dan ke kamar mandi membersihkan diriku. Setelah bersih aku pakai lagi pakaianku, kuamati 3 nampan berisi makanan di meja kamar. tanpa minta ijin aku langsung melahapnya.
“Lapar ya pah? Hi hi hi”
ucap mbak echa yang kemudian bangkit dan menuju kamar mandi.
“he’emmmm mmm”
ucapku memandang mbak echa yang masuk kamar mandi.
Setelah selesai makan aku buka jendela kamar hotel, seperti biasa aku duduk di jendela dengan sekaleng minuman yang tersedia dimeja tadi. Kusulut dunhill, ku buang asap-asap penuh nikotin itu keluar jendela.
“hati-hati pih ntar jatuh lho”
ucap mbak ela yang aku balas hanya dengan senyuman.
Saling membersihkan tubuh
Mbak ela kemudian bergantian dengan mbak echa untuk membersihkan badan. Kulihat mbak echa tersenyum kepadaku sambil mengenakan pakaiannya. Mbak echa kemudian makan selang beberapa saat mbak ela keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaiannya lagi. Mereka kemudian makan bersama. Aku masih di jendela dengan dunhill ketiga yang aku sulut, kupandangi wajah ayu mereka ketika berkerudung.
“Kenapa mbak eh… mamah ngajak mamih?”
ucapku tiba-tiba.
“kan dia simpanannya suami aku pah”
ucap mbak echa santai.
“Hah!”
aku terkejut.
“Sudah jangan terkejut gitu pah”
ucap mbak echa.
“ya mau gimana lagi pih, kan diajak mamih hi hi hi”
ucap mbak ela.
Kemudian mbak echa menceritakan kejadiannya, dimana setelah dengan aku suaminya sering berada dirumah. Walau hanya baru beberapa hari setelah aku bermain dengan mbak echa, suaminya jarang sekali keluar karena sudah merasakan nyaman dengan mbak echa. Namun ketika hari keempat, atau tepatnya kemarin mbak ela menemui mbak echa. Mbak ela kemudian menceritakan semuanya, semua tentang suaminya yang sering ke rumah kontrakannya.
Di awal mbak echa kaget dan marah, namun kemudian mbak ela memohon untuk di dengarkan terlebih dahulu. Suami mbak echa memang selama ini selalu melakukan perjalanan dinas, namun ada satu hari dalam satu minggu tepatnya di hari ketiga atau rabu suami mbak echa ijin dinas tapi berbelok ke rumah mbak ela. Awalnya memang mbak ela mengenal suami mbak echa ketika main kerumah mbak echa, namun ternyata suami mbak echa mendekati mbak ela.
Dan mbak ela jatuh dalam pelukannya. Hingga beberapa hari ini, suami mbak echa mulai meninggalkan mbak ela. Dengan seribu alasan suami mbak echa meminta untuk menghentikan hubungan ini yang akhirnya diketahui adanya kemungkinan kepuasan bermain dengan mbak echa. Mbak ela tidak terima karena keperawanannya sudah direnggut dan ditinggalkan begitu saja.
“Ya karena, mamah sayang sama mami dan mami itu partner kerja mamah, ya mamah ajak sekalian. enak kan mih?”
ucap mbak echa.
“iiih mamah ngajaknya telat sich hi hi hi”
ucap mbak ela, aku hanya menggeleng-geleng kepala.
“terus kedepannya?”
ucapku.
“Ya, aku mau berbagi sama mami kok pah, jadi biarkan suami mamah punya dua istri dan biar kelabakan dia dirumah nanti”
ucap mbak echa.
Ternyata dibalik ke-liar-annya tersembunyi rasa belas kasihan dan persaudaraan. Sedikit aku menyesal membuatnya menjadi sedikit liar seperti ini. hanya yang aku takutkan jika mereka seliar seperti tante ima.
“Mah, mih, apa kalian akan mencari laki-laki lain setelahku?”
ucapku.
“Ndak!”
ucap mereka serempak.
“kok?”
ucapku.
“sudah cukup sama papah”
ucap mbak echa.
“Iya pih”
ucap mbak ela.
“sudah saatnya kembali ke normal life lagi”
ucap mbak echa.
“iya cukup papih saja”
ucap mbak ela.