Wild Love Episode 42
Wild Love (Episode 42)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 42, Di ruangan manager pengendali kualitas atau lebih sering di sebut dengan nama bekennya Quality Control. Ingat Control bukan kontol, aku sedang berdiri di samping managerku. Wajahnya nan ayu dengan balutan kerudung merah jambu, dan juga semua yang di pakai hingga rok berumbainya itu juga berwarna merah jambu.
“Pah, nih…”
ucap mbak echa membuka roknya dan melebarkan pahanya.
Tampak korset yang malam itu dia pakai, model sama hanya warnanya merah muda sama seperti dengan warna kerudung, baju serta rok rumbai.
“Hmmm… mamah, pengen ya?”
ucapku, dia hanya mengangguk.
“tapi jangan dimasuki pah, takutnya ntar tercecer peju papah hi hi hi”
ucapnya.
Aku hanya tersenyum dan kemudian jongkok tepat di hadapan selangkangannya. Kuelus perlahan vagina yang tertutup celana dalam tipe G-Stringnya itu. Kadang aku juga menciumi vagina yang masih berbalut celana dalamnya. Dengan sedikit gerakan, aku geser penutup itu dan aku masukan jariku ke dalam vagina mbak echa. Kutekuk dan ku coba mencari G-Spotnya lalu kukocok dengan perlahan sambil mengobrol dengan mbak echa.
“Mamah… dikeluarin dulu ya, nanti dilap pakai tisu terus cuci di kamar mandi”
ucapku.
“erghh… papah nakal, owhhh… ya pah terserah papah, mamah juga sudah kangen jari papah owghh…”
racaunya.
Sambil berciuman, aku semakin cepat mengocok tanganku di vagina mbak echa. Mbak echa kadang melepaskan ciuman hanya untuk melenguh, mendesah dan kadang merintih yang tertahan. Lama kami melakukan aktifitas itu, hingga mbak echa mengalami puncak kenikmatannya. Di sambarnya tisu di atas mejanya dan kemudian di lapnya vagina hingga bersih. Aku kemudian bangkit, kucium sebentar bibirnya dan kuberikan kecupan pada keningnya. Setelahnya aku duduk di sofa ruangannya.
“Mbak mau cerita apa?”
ucapku.
“iiih kok mbak sih…”
ucapnya sambil masih membersihkan cairan sisa-sisa kenikmatannya.
“iya mamah… mamah mau cerita apa?”
ucapku.
“dengerin ya pah…”
ucapnya.
Mbak echa kemudian menceritakan bagaimana malam harinya setelah aku pulang. Mbak echa memberikan servis yang luar biasa dari pengalaman melakukan hubungan seks denganku kepada suaminya. Suaminya sampai gelagapan dan tak sanggup meladeni mbak echa. Hanya dua kata yang dikatakan suami mbak echa kepadanya yaitu ‘sangat puas’.
Membayangkan hal-hal yang terjadi kemarin
Aku tertawa terkekeh-kekeh, mbak echa kembali bercerita mengenai dia mengulum penis, menjilati dan meminta suaminya menjilati miliknya. Suaminya bak orang idiot dengan seribu kebengongan ketika mendengar kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Tapi setelah semua terjadi, suaminya terus meminta mbak echa menservisnya hingga tengah malam. Dan ternyata mbak echa, terlambat datang ke kantor karena semalaman menservis suaminya yang merasa berada di surga.
“Lha terus suami mamah sekarang berangkat kerja?”
ucapku.
“dia ijin tidak berangkat, nih lihat dari tadi dia ngirimi foto kontolnya terus, bahkan dia meminta pihak kantornya untuk tidak memberikan perjalanan dinas ke luar kota lagi tadi pagi, itu juga karena hi hi hi”
ucap mbak echa, aku hanya tertawa pelan mendengar cerita mbak echa.
Setelah ngobrol lama dengan mbak echa, aku kemudian ke lab untuk melanjutkan tugasku sebagai mahasiswa PKL. Tak ada yang aneh, kami semua bercanda satu sama lain. Yanto, encus dan mbak ela pun semua sadar kenapa aku terlambat. Ya mereka bersimpati karena hanya aku yang mengerjakan sampel hingga malam hari. Seandainya mereka tahu, aku telah menggagahi manager mereka. Hingga ketika menjelang pulang, mbak echa meminta salah satu dari kami untuk menemaninya membuat laporan.
Ya seperti biasa itu adalah alasan mbak echa yang intinya agar mereka menolak semua dan pulang sehingga hanya aku yang tertinggal di lab. Dan itulah yang terjadi, setelah semuanya pulang aku bawa semua barang bawaanku dan masuk ke ruangan mbak echa. Mbak echa tampak duduk dikursi managernya, segera aku tutup pintu dan menguncinya. Kudekati mbak echa, dia masih duduk dan mendongak memandang wajahku. Kami berbalas senyuman, pelan tapi pasti mbak echa kemudian membuka celanaku dan dikeluarkannya pentungan yang ada di dalamnya.
Dengan lahapnya layaknya eskrim dia langsung menjilati dedek arya. kupegang pangkal dedek arya dan kadang aku gerak-gerakan ke kanan dan kekiri membuat mbak echa sedikit kelabakan menangkap dedek arya dengan mulutnya. kadang aku tamparkan dederya ke pipi mbak echa, pemandangan yang indah seorang wanita berkerudung merah jambu sedang mencoba berusaha melahap dedek arya.
“Ayo mamah, kok ndak dikulum?”
ucapku nakal dengan gerak cepat digenggamnya dedek arya dengan tangan kanannya.
“papah nakal, diem dulu napa, dah kangen niiiih…”
ucap mbak echa, yang serta merta langsung melahap dedek arya.
Meratapi kenikmatan
Kulumannya memang sudah lebih baik dari malam itu, kupegang kepalanya dan kumaju mundurkan perlahan. Mbak echa mengikuti gerakan tanganku dengan terkadang dia menggerakan bola matanya ke atas memandangku. Aku hanya mampu tersenyum dengan apa yang ada dihadapanku. Setelah puas, aku angkat mbak echa dan aku posisikan menungging di meja kerjanya. Kusingkap roknya dan Kutarik G-Stringnya ke atas kemudian aku goyang-goyangkan.
“eehhhh papah, kena itil mamah itu emmmm… enak pah terus… uftthhhh…. mamah sudah ndak tahan pah, masukin saja pah kontol papah ke memek mamah… sudah kangen banget…”
ucap mbak echa.
“mau main cepat nih?”
ucapku menggoda.
“iya pah, udah kangen kalau kelamaan nanti banyak yang curiga pah, suami aaaahhhh mamah juga sudah nunggu mamahh essshhhhh cepetan pah masukin kontol gede papah itu owhhhh….”
ucap mbak echa.
“iya mah, oia mamah tadi pengen apa?”
ucapku menggoda lagi yang masih menggoyang-goyangkan G-stringnya.
“pengen kontol pah, kontol papah masuk ke memek mamah cepeeeeeeeeeeethhhhhh efthhh…”
racaunya.
Sebenarnya didalam hatiku aku tertawa puas karena sudah mengerjai mbak echa, namun dipikiranku terlintas ibu. Tak apalah ini kan bekas tadi pagi he he he. Aku lorotkan G-stringnya hingga ke paha mbak echa, dengan segera aku cari lubang senggamanya. Kuarahkan dedek arya ke vagina mbak echa. Kutarik tubuhnya agak sedikit mundur dan ku tekan punggungnya agar vaginanya lebih terlihat lagi. Kugoyang-goyangkan dedek arya di sekitar vagina mbak echa.
“papaaaaaaaaaaaaah masukin kontolnya pah, cepetan mamah sudah basah dari tadi pah, pleaseee pah please…”
ucap mamah.
“mamah nakal bicaranya, ini mah….”
ucapku sembari menghentakan dedek arya jauh ke dalam vagina mbak echa.
Mbak echa menjerit tertahan dengan kepala mendongak ke atas kemudian di letakannya lagi di meja kerjanya. Perlahan aku mengoyangnya, di awali dengan kecepatan perlahan kemudian semakin cepat aku menggoyang.
“owghh… becek banget mah… udah pengen banget ya mah ughhhhh…”
racauku.
“iya pah, sudah argh dari ssssshhhh tadi emmmmhhh… terus pah dorong yang kuat, sodok memek mamah lebbih kuat lagi… owhhhh lebih dalam pah lebih dalam mentok pah….”
ucap mbak echa kesetanan.
Aku semakin menggoyang cepat. Suara kelamin beradu sangat nyaring kami dengar. Di tambah suasana perusahaan yang sudah mulai sepi membuat suara perpaduan kelamin kami lebih nyaring lagi.
“papaaaaahhh… owghhh…. terussshhhh buat mamah keluar… buat mamah ngecrot kaya papah owghhh… papah enak pah sangat enak… owghh… kontol papah enaaaaaaaaaakkhhhhhh ah ah ah ah ah ah….”
racaunya.
“mah, papah manu keluar…”
ucapku.
“bareng-bareng pah… mamah juga mau keluar…”
ucapnya.
Genjotan yang keras
Goyanganku semakin keras, membuat mbak echa kelojotan dengan sendirinya. Kupegang pinggulnya agar kecepatan goyangku lebih kuat lagi. Kepala mbak echa menggeleng-geleng ke kanan dan kekiri. Setelah lama aku menggoyang, Aku merasakan dedek arya mau muncrat. Kuhentakan keras, dan tubuh mbak echa melengking. Bersamaan dengan keluarnya cairan vagina mbak echa, aku cabut dedek arya dari vaginanya. Kutarik dengan cepat tubuh mbak echa agar jongkok diselangkanganku. Dengan sigap mbak echa, membuka mulutnya dan ku arahkan dedek arya ke mulut mbak echa. Dengan sedikit kocokan.
Croooooot crooot crooooot crooot crooot croooot crooot croooooooot
Keluarlah semua spermaku di dalam mulut mbak echa, ada beberapa yang muncrat hingga ke kening mbak echa. Kulihat mbak echa masih membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya menunggu semua spermaku keluar. Setelah semua spermaku keluar, kutarik kursi beroda milik mbak echa dan aku duduk dihadapanya. Mbak echa pun kemudian membersihkan sisa-sisa sperma yang belepotan di wajahnya.
“papah, enak pah tapi sedikit pah, kemarin banyak keluar ya pah hi hi hi”
ucap mbak echa yang tidak tahu kemarin aku dihabisi oleh Ibu.
“iya mah, mamah juga kan yang ngeluarin banyak”
ucapku.
“hi hi hi… iya sih he he he”
ucapnya.
Setelah kami selesai, kami kemudian membersihkan diri kami masing-masing. Setelah semua bersih, kami memutuskan untuk pulang. Sebelum keluar dari ruangan mbak echa, kami berpelukan dan saling melumat bibir kami. Dan akhirnya kami berpisah ketika kami harus mengendarai kendaraan kami masing-masing, tak ada yang curiga. Lelah tubuhku menemaniku hingga di rumahku. Ibu menyambutku namun tampak sinar kelelahan terpancar dari wajahnya. Ayah berada di rumah, walau sebenarnya kami bisa saja nekat tapi tubuh kami berdua sudah cukup lelah menjalani hari ini. dan ibu tahu, jika aku lebih lelah daripada dirinya.
Menjelang Hari H
Menjelang hari kedua hingga hari keempat minggu terakhir aku PKL, semua berjalan seperti hal-nya di hari pertama. Berangkatku selalu terlambat, paling tidak perusahaan masuk pukul 07:30 dan aku sendiri masuk pukul 10:00. Tak ada yang protes, dan tak ada yang komplain karena memang alasan yang di sampaikan mbak echa ke pihak kantor adalah aku mengurus keperluan penarikan PKL jadi hingga hari terakhirku PKL aku datang terlambat.
Padahal tidak, pagi hari setelah ayah berangkat Ibu memberikan servis seperti pada hari pertama tapi aku selalu melarangnya dengan menggunakan payudara indahnya dengan berbagai alasan aku ungkapkan, padahal di dalam hati aku masih ingin menghukum ibu. setelah dengan Ibu, di tempat PKL aku memberikan finger atack kepada vagina mbak echa di kala istirahat dan kemudian dick atack kepada vagina mbak echa ketika pulang. Alasan selalu sama, membantu membuat laporan padahal laporan bisa saja di kerjakan oleh mbak echa sendiri. Bahkan mbak ela pun tidak tahu bentuk laporan seperti apa yang kami kerjakan. Ya mungkin saja kalau dia tahu, kami sedang mengerjakan sex report ha ha ha.
Hari kelima, hari terakhirku PKL sebelum penarikan di hari keenam. Aku berangkat seperti biasa, namun pagi ini Ayah tidak berangkat kerja sehingga membuatku tidak mendapat servis dari Ibu. Tapi di dalam garasi hanya sekedar pelukan, kecupan mesra dan lumatan bibir yang aku dapat itu sudah membuat aku cukup bahagia.
setiba di PKL
Sesampainya di tempat PKL tepatnya di lab di depan pengendali kualitas yang lainnya, mbak echa memberitahukan ke aku kalau aku bisa pulang lebih awal nanti tapi sebelumnya harus menemui mbak echa di ruangannya ketika istirahat. Tak ada yang aneh dengan sikap mbak echa, karena setiap kali di hadapan bawahannya wajahnya kembali seperti semula. Hingga waktu istirahat aku menuju ke ruangan mbak echa. Mbak echa mengisyaratkan kepadaku untuk tidak mengunci pintunya.
“Oke mbak, ada apa ya?”
ucapku yang kemudian duduk di sofa disamping mbak echa.
“siiip! Kamu tahu aja Ar kalau ‘Mamah papahnya’ ndak sekarang”
canda mbak echa.
“Yeee… kan ndak dikunci mbak”
ucapku.
“Gini Ar, nanti kamu pulang jam 3 sore ya, terus ke tempat ini dan ini tanda buktinya, kamu kesana langsung nanti aku susul”
ucap mbak echa.
“Eh…”
ucapku sambil membaca alamat tersebut.
“Aish! Ini kan hotel tempat pak dhe warno, bu dhe ika dan tante ima waktu itu. Wah… ceritanya ngamar di hotel ini”
bathinku.
“kok bengong?”
ucap mbak echa.
“Eh… Ya kan lagi mikir mbak, dan aku sudah ingat ini hotel yang di sampingnya ada pemandangan yang bagus kan mbak?”
ucapku.
“Iya, nanti kesana ya Ar, ‘mamah-papah’ lagi, kangen”
ucapnya.
“nginep mbak?”
tanyaku, mbak echa geleng-geleng kepala.
“pengennya Ar, tapi suamiku sekarang tergila-gila sama iniku ar, jadi ya maafnya ndak nginep hi hi hi cukup perpisahan sederhana saja kok ar…”
ucapnya sambil menunjuk selangkangannya yang tertutup rok itu.
“owh untung deh, masalahnya kalau menginap bisa dibunuh orang rumah aku mbak”
ucapku yang sebenarnya aku malas untuk keluar rumah apalagi harus menginap di hotel.
“iya, sebentar saja kok, suami aku juga cuma ngebolehin sampai jam 6 doang ya lebih dikit boleh lah. Oia Ar, makasih ya sudah di ajarin, sekarang baru tahu aku nikmatnya seks dan aku ndak akan pernah merasakan nikmat kalau tidak disuruh ngemut ini”
ucapnya sambil mentowel selangkanganku.
“oh iya mbak sama-sama, lagian aku juga dapet ini sama ini sama ini dari cewek berkerudung cantik seperti mbak”
ucapku sambil mentowel bibir, payudara dan mengelus selangkangannya.
“iiih Ar, sudah ingat itu ndak dikunci lho”
ucapnya.
“Iya mbak aku he he he”
ucapku.
Remasan Halus
Sebentar kami bercanda, kemudian aku meninggalkan ruangan mbak echa. Remasan halus aku lakukan pada payudaranya, mbak echa menggelinjang pelan namun kemudian mengingatkan aku agar tidak nakal. Aku kemudian ke kantin dan berkumpul dengan mbak ela, yanto serta encus. Kami bercanda bersama, sedih? Tentunya tapi tidak sesedih perpisahan yang cetar membahana. Karena disisi lain aku masih bisa bertemu dengan Yanto dan encus sedangkan mbak ela kemungkinanpun aku juga masih bisa bertemu. Selepas istirahat kami kembali di lab, suasana lab juga sama saja bercanda dan bergurau bersama. Hingga akhirnya tepat jam setengah tiga aku ijin pamit ke penghuni lab.
“Mbak Ela, aku pamit dulu ya mbak, maaf-maaf kalu ada salah selama aku disini”
ucapku pamitan kepada mbak ela.
“Owh… okay, santai saja ar, kita malah terbantu, bener ndak yan? Cus?”
ucap mbak ela.
“Iya mbaaaaak”
ucap mereka bersama.
“Ha ha ha… oia cus aku pamit dulu”
ucapku.
“Okay mas”
ucap encus.
“Yan, pamit yow”
ucapku.
“Iya mas…”
ucap yanto.
“Bukannya besok masih kesini Ar?”
ucap mbak ela.
“Iya mbak, tapi ya langsung penarikan mbak ndak ikut bantu-bantu”
ucapku.
“Oh iya ding he he he”
ucap mbak ela.
Selepas obrolan sebentar aku kemudian ke ruangan mbak echa. Mbak echa kemudian menyuruhku untuk segera menuju ke tempat tujuan. Aku percepat pergerakanku, segera aku keluar dari perusahaan. Pamit dengan pak humas dan satpam? Besok sajalah besok kan aku masih ke sini ngantar surat penarikan.
Simak kisah dan cerita dewasa lainnya hanya bersama Royal Win Indonesia Entertainment.