Wild Love Episode 41
Keduanya merasakan kenikmatan surgawi
Semakin sering aku menggoyang lebih cepat,semakin terasa kenikmatan gesekan antara dinding vagina ibu dengan kulit dedek arya. membuat aku semakin cepat menggoyang dan semakin cepat untuk merasakan kenikmatan. Sungguh sensasi yang berbeda aku rasakan ketika bercinta di samping orang yang selama ini aku benci.
“diah, aku keluar aku hampir keluar owghhhh…”
ucapku.
“diah juga sayang, keluar bersama sayangku, kanda aryaaaahhhhh….”
balasnya.
“aku keluaaaaaaaaaaaaaaaar…….”
ucapku. Kuhentakan sekeras-kerasnya ke dalam vagina ibu. tubuh ibu melengking dan mengejang beberapa kali.
Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot
Kedua kalinya aku keluar, entah yang keluar sperma atau hanya cairan putih aku tidak tahu. Hanya saja aku bisa merasakan nikmat menjalar di tubuh kami berdua. Kupeluk erat tubuh ibu dan kuciumi seluruh wajahnya. Aroma wangi keringat tubuhnya menyeruak indra penciumanku. Aliran deras nafasnya mengalir di leherku.
“terima kasih arya, diah senang banget, kontol kamu bikin diah puas… ssh ssh ssh ssh”
ucap ibu.
“arya juga diah…has has has has…”
ucapku.
Lama kami berpelukan mengumpulkan energi yang cukup. Ibu kemudian mendorongku dan aku bangkit, duduk di pinggir ranjang. Kulihat ibu duduk dan mengelap wajah Ayah yang terkena cairan cinta kami berdua di awal pertempuran kami. di ambilnya minyak wangi dari meja riasnya dan di semprotkan ke seluruh tubuh ayah. Setelahnya, di dekatinya aku.
“Kanda, bopong Diah, Diah pengen bobo bareng kanda”
ucapnya.
“nanti kalau kesiangan bisa ketahuan diah”
balasku.
“tenang saja, kan bisa dikunci kanda hi hi hi”
ucapnya.
Aku hanya tersenyum, kuraih celana kolorku dan kubopong ibu ke kamarku dengan dedek arya menggantung di selangkanganku. Tak lupa, ibu menyuruhku berhenti sebentar untuk mengunci pintu. Sesampainya di kamar, kurebahkan tubuhnya.
“Kanda, ndak pengen nyusu? Tapi diah ndak bisa buka, dibukain kanda”
ucapnya manja.
“Diah manja sekali hari ini”
ucapku.
“Biar disayang kanda terus hi hi hi”
ucapnya.
Rasa lelah yang menghantui tetapi tetap ingin menikmati
Dengan sekuat tenagaku aku sobek kebaya ibu, kulepas semua yang berada di tubuhnya. Kulepas kaosku, dengan tubuh telanjangku ku peluk ibu dengan sangat erat. kini aku tidur bersama bidadariku. Kucium bibirnya dengan mesra, perlahan ciuman itu turun semakin kebawah. Tepat di susunya aku menyedot kedua susu itu secara bergantian.
“Sedot yang kuat, netek yang puas sayang seperti dulu ughhhh…. mmmmmmhhhhh….”
ucap Ibu yang kemudian melenguh atas perlakuanku.
Lama aku mengulumi puting susunya layaknya anak kecil. Tubuhku tidak dapat berbohong akan rasa lelah yang datang. Ku posisikan kepalaku berhadapan tepat dengan wajah Ibu dan kemudian aku mencium bibirnya. Setelah puas berciuman aku peluk tubuh telanjang Ibu, namun ibu kemudian membalikan tubuhnya dan membelakangiku.
“Kanda, kontolnya masih bisa berdiri tidak?”
ucap Ibu.
“sedikit tegang diah, mau dimasukan lagi?”
ucapku.
“He’em… pengen bobo sambil kontol kanda masuk ke tempik diah”
ucapnya sambil mengangkat salah satu kakinya.
Tanpa komando tambahan aku kemudian mencoba memasukan dedek arya ke vagina Ibu. Dengan segala upaya, kucoba memasukan dedek arya yang sudah setengah pingsan ini kedalam vagina Ibu. semakin sering mencoba semakin bertambah tegang dedek arya dan sleebbbb masuk. Kuturunkan kakinnya dan kupeluk tubuh ibu.
“Peluk diah yang erat…”
ucap Ibu.
“iya sayangku yang manja…”
ucapku.
“mmmm….”
suara senyum manjanya.
Akupun kemudian terlelap, entah esok mungkin aku akan ijin tidak berangkat. Bagaimana tidak, melihat sikap ibu seperti ini mengalihkan semua konsentrasiku untuk PKL. Pelukanku emakin erat, sambil meremas-remas susunya aku mengecup leher indahnya. Semakin lama perlakuanku semakin lemah, kudengar dengkuran halus ibu. aku pun mulai tertidur.
Pagi menjelang, ku raba-raba tempat tidurku dan tak kudapati tubuh indah yang menemaniku semalam. Dengan mata yang sangat berat aku melihat sekeliiing kamarku. Pandanganku masih rabun, kucoba memandang jam dinding di kamarku. Tak terlihat jelas, aku kemudian bangkit dan mendekatinya.
“Gila, jam 08:00 aku terlambat!”
teriakku.
Terlambat karena kelelahan
Segera aku raih sematponku sebuah BBM. Ku buka BBM terlebih dahulu, dan itu dari Ibu menyuruhku untuk minta ijin terlambat. Segera aku telepon perusahaan, tanpa berpikir panjang aku ijiin untuk terlambat berangkat dengan catatan sampai di tempat PKL pukul 10:30 di karenakan membantu ibu begitulah alasanku. Setelahnya, aku kupakai pakaianku dan kuraih handuk segera aku turun kebawah dengan masih membawa sematponku. Baru aku sampai di pintu kamarku, sebuah nomor meneleponku.
Hallo, selamat pagi
Hallo papah….
Eh mamah echa he he he…
capek banget ya kemarin Ar? Hi hi hi
Iya mbak, jadinya hari ini bangun kesiangan
Ya sudah, boleh terlambat asal tetap berangkat ya, nanti pas istirahat langsung ke ruanganku
Iya mbak, oia kok keruangan mbak echa?
Aku pake daleman kesukaan kamu ar, hi hi hi
iya dech mbak echa, jadi nakal ya?
nakalnya Cuma sama kamu hi hi hi… oia aku mau cerita nanti, pokoknya sekarang istirahat dulu ya persiapan buat nanti hi hi hi dah arya…
Iya mbak
Tepuk jidat, hanya itu yang bisa aku lakukan. Bisa-bisa aku memang menjadi Penjahat Kelamin sungguhan, eits tidak bisa, tidak bisa, lha wong dia yang minta bukan aku. Ya sedikit pembelaanlah untuk posisiku sekarang. Kulanjutkan langkahku keluar kamar, hingga ketika aku turun dari tangga aku terdiam sejenak melihat pemandangan di dapur. Aku sangat terkejut pagi itu, ibu hanya menggunakan celemek saja tanpa kaos atau rok.
“bu…”
ucapku.
“Kok Ibu?”
balasnya sambil menoleh ke arahku.
“Eh… Diah, kalau ketahuan?”
ucapku membenarkan.
“Sudah tenang saja, dia sudah berangkat kok…”
ucap Ibu santai, segera aku melangkah ke arahnya dan kupeluk dari belakang.
“Ini lanjutan tadi malam ya?”
ucapku sambil mencium leher jenjangnya.
“bukan, bonus… agar peju sayang tambah ndak keluar. Diah tahu kok, pasti nanti si echa minta lagi jadi biar dia dapat kontol saja tapi ndak dapat peju hi hi hi”
ucapnya nakal.
“berarti pagi ini harus dikeluarkan?”
tanyaku.
“Harus! kanda harus dikeluarkan, diah ndak peduli kalau kanda tambah loyo, pokoknya si echa harus dapat sisa diah”
ucapnya dengan wajah sedikit cemberut.
“jangan cemberut gitu dong sayang, iya dikeluarkan setiap pagi, tapi buatin minuman kuat ya kalau pagi habis keluar, kasihan kanda nanti PKL-nya gimana?”
ucapku memohon.
“Iya, pastinya kanda, asal bangun pagi setor dulu ke diah baru dibuatin”
ucap Ibu.
“pasti diah ibuku sayang cup cup cup…”
ucapku sambil mencium dan mengendusi leher jenjangnya.
“Ughh… kanda… emmmm… kanda mau apaaaahhh aarghhhhhh….”
desah Ibu.
“ingin kenthu kamu sayang…”
ucapku pelan di dekat telinganya.
“emmmhhh… Cuma itu kanda? Kuno egghhh bangethh….”
tantang Ibu yang sedikit membuatku berhenti di tengkuk lehernya, hmmm… kelihatanya memang harus sedikit nakal.
“Anakmu ini pengen ngenthu kamu bu, pengen ngecrot di wajah Ibu, pengen nusukin kontol di tempik kamu bu mmmmm slurpp…”
ucapku sambil mengulum sedikit kupingnya.
“Ibu juga pengen kamu kenthu sayang, ayo anakku masukin kontol kamu di tempik Ibu mmmhhhhh”
ucap Ibu sambil mendesah.
Sejenak aku peluk erat tubuh Ibuku, kemudian kedua tanganku mulai meremas kedua susu besarnya itu. Remasan-remasan halus dan kecupan mesra di tengkuk lehernya membuat ibu menggelinjang kenikmatan. Kedua tanganku kemudian menyusup ke dalam celemek yang menutupi susunya itu dan kukeluarkan susunya dari samping celemeknya. Kini celemeknya berada di tengah-tengah susu ibu. kuremas lebih kuat susunya, remasanku semakin maju kedepan hingga pada puting susunya. tepat di puting susunya, kupelintir puting susu Ibu dengan jempol dan jari-jariku.
“Argghhhh… anakku… ergghhh… terus sayang pelintir sesukamu sayangku… mmmhh… remas lebih kuat…”
ucap Ibu dengan tangan kanannya menarik kepalaku untuk mendekat ke wajahnya dan slerrp… slerrpp… kami berciuman.
“kamu suka susu ibu nak, erhhhh… mainkan mainkan sesukamu tubuh ini milikmu nak owghhh…”
ucap Ibu.
“Ya bu, aku suka, Ibu semalam lupa memberikan servis ke kontolku dengan susu ibu yang besar dan montok ini, susu ini harusnya juga menghukum kontol arya semalam”
ucapku nakal.
“Kalau begitu ergghh… pelan sayang… oufthhhh… sekarang hukum ibumu nak, tubuh ibu akan servis seluruh tubuhmu”
ucap Ibu, aku yang dibelakang tersenyum senang.