Wild Love Episode 41
Wild Love (Episode 41)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 41 , Helaan nafas panjangku akhirnya kembali normal, ku buka pintu kamar orang tuaku. Kleeeeeeeeek…. dan kulihat sesosok wanita keturunan jepang dengan pakaian kebaya hitam dengan belahan dada sangat rendah berhiaskan jarit bermotif batik keris sedang duduk bersimpuh disamping kanan kepala suaminya. Kebaya yang sangat ketat atau bisa dibilang sangat seksi sekali, rambutnya di sanggul dibelakang kepalanya. Dengan wajah sedikit cemberut dia menyuruhku segera mendekatinya. Jari telunjuknya naik turun mengisyaratkan agar aku lekas mendekatinya.
“berdiri disitu…”
ucap Ibu menunjukan posisi dimana aku harus berdiri. Tepat di samping kepala Ayahku.
“Bu, pelan nanti kalau dia bangun bagaimana? Arya siap dihukum tapi tidak begini juga bu”
ucapku sedikit memelas.
“Banyak bicara kamu arya! Dasar lelaki! Takut ya?! Bukannya kamu sudah janji mau melindungiku?”
ucap Ibu tegas.
Aku menganggukan kepala dan menunduk dengan wajah bersalahku. Namanya juga berdiri dan Ibu duduk bersimpuh sekalipun aku menunduk, tetap saja aku bisa melihat wajah Ibu. Tiba-tiba tangan halus ibu nan putih mengelus-elus dedek arya di dalam celana kolorku. Aku sedikit terkejut, spontan aku memegang tangan ibu dan mencoba mencegahnya. Maklum, rasa takut sudah level 99.
“bu…”
bisikku.
“kamu itu dihukum, beraninya pegang tanganku, taruh tanganmu dibelakang”
ucap Ibu dan aku menurutinya dengan raut wajah yang masih sama.
“Ibu cemburu….”
ucapnya, aku hanya menunduk.
“bukan karena kamu bermain dengan banyak wanita, hanya saja kamu selalu memanggil mereka dengan sebutan mesra. Sedangkan denganku, kamu selalu memanggilku dengan sebutan itu-itu saja. Dan hanya ada tambahan sayang cinta, dan itu membuatku terkadang bosan. Kamu tidak pernah punya panggilan sayang khusus buatku, itu yang membuat aku sangat cemburu”
ucapnya. Tanganya mulai meremas batang dedek arya yang tercetak.
“kamu tahu, Aku juga ingin merasakan kebahagiaan dengan kamu memanggilku dengan panggilan sayang tapi kamu tidak pernah memanggilku dengan sebutan itu”
lanjutnya.
“Tapi bu, aku lebih suka memanggilmu dengan sebutan Ibu”
ucapku pelan.
“Owh gitu ya… jadi kamu lebih suka sama echa, ima, maya gitu atau erlina?”
ucap Ibu.
“bukannya begitu bu itu anu… e… itu…. Baiklah, arya harus panggil ibu apa?”
lanjutku.
“Diah, aku ingin kamu panggil aku diah, itu membuatku merasa bahwa aku benar-benar kekasihmu”
ucap Ibu.
“Eh…”
aku terkejut dan diam sesaat.
“Di… di… Diah…”
ucapku pelan.
“Iya, mas arya ehemm….”
ucapnya sambil tersenyum kepadaku, membuatku sedikit lega.
“Bu… eh… diah, di luar saja…”
pintaku.
“owh… tenang mas, dia sudah aku kasih obat kok kang mas. Kalo kang mas mau teriak, teriak saja ndak bakalan bangun, wong obatnya saja dosis tinggi kang mas”
ucap Ibu.
suasana berubah menjadi sangat horny dan penuh nafsu, apalagi pakaian Ibu yang sangat aku idam-idamkan. Kebaya hitam seksi, selain memperlihatkan belahan dadanya juga melihatkan bahunya yang putih mulus. Aku mulai terangsang dengan sentuhan-sentuhan lembutnya.
“Diah emmmh… boleh aku panggil kamu dengan sebutan dinda juga kan?”
ucapku.
“boleh kang mas, boleh diah seneng kalau dipanggil dinda”
ucap Ibu.
“jangan panggil aku kang mas, aku ndak suka, aku bukan dia”
ucapku.
“oh… maaf sayang, kanda saja ya, muach….”
ucapnya sambil mencium dedek arya. kucoba memegang tangannya dan langsung ditepisnya.
“Kanda masih dalam hukuman, kanda pokoknya harus nuruti dinda malam ini”
ucap Ibu.
“Eh… iya, ufthhh… kanda krasa enak banget sssshhhh…”
ucapku pelan.
Dengan gerak cepatnya, ibu meloloskan celanaku. Dilorotkannya hingga bagian bawah, dengan satu dua gerakan kakiku celana itu terlepas dari kakiku. Dedek arya kini mematung dan mengacung ke arah wajah Ibu.
“Ayo diah, dindaku…”
ucapku merajuk dan memohon kepadanya.
“E e e e… minta ijin dulu sama yang dibawah kanda, masa ndak ijin dulu, ndak enak to ya”
ucap Ibu. Ergh… bikin suasana kacau saja ini tubuh bernyawa yang lagi asyik tidur.
“Woi, mahesa mulai sekarang dan seterusnya jangan pernah sentuh kekasihku ini, adindaku ini, sekarang kamu cukup menjadi pasangannya tapi untuk cinta dan kasih sayangnya hanya denganku”
ucapku sambil melihat kebawah tampak senyum Ibu terbuka lebar.
“Iiih kanda sekarang galak, masih dihukum kok galak, ndak boleh galak, pelan-pelan”
ucap Ibu.
“Aduh…”
ucapku, aku kemudian berimpuh, ku ucapkan pelan suaraku tepat di depan wajah Ayahku.
“Romo, arya harap romo mengijinkanku menjadi suami Ibu, dengan catatan romo jangan pernah menyentuhnya lagi, dan dinda kamu harus menjaga agar kamu tidak disentuh olehnya”
ucapku pelan.
“Iya kanda, sekarang kanda berdiri lagi, tangannya dibelakang, ingat kanda sedang dihukum”
ucap Ibu.
Aku kemudian berdiri kembali seperti semula dengan tangan berada di belakang. Kepala Ibu kemudian maju perlahan, dibukannya mulutnya dan dijulurkannya lidahnya. Lidahnya kini bermain-main di ujung dedek arya, sensasi yang luar biasa. Ditambah lagi, kegiatan yang dilakukan Ibu berada tepat diatas wajah Ayah.
“Owgh Diah. Kanda suka jilatanmu diah, hukum kanda karena terlalu mesra dengan yang lain”
ucapku meminta.
“hmmm… kanda janji ya jangan panggil sayang-sayang lagi sama yang lain”
ucap Ibu yang kemudian menjilati lubang kecil di ujung dedek arya.
“Iya diahku, dindaku owghh… kulum dinda, kanda sudah kangen dikulum, kulum kontol anakmu dengan bibir manis bu”
ucapku.
“Kanda ndak boleh minta aneh-aneh, sekarang kanda sedang dihukum, ingat itu ya!”
ucap Ibu sedikit membentak.
Terdiam dan terpaku
Aku hanya mampu terdiam menerima perlakuan Ibu. Tak bisa aku meminta, dan hanya mampu menunggu apa yang akan di lakukan oleh Ibu. ku pandangi wajahnya yang juga memandangi wajahku, Ibu tersenyum manja kepadaku. Tangan kanannya sedikit mengocok batang dedek arya, dan lidahnya masih menari-nari di ujung dedek arya.
pemandangan yang selama ini membuatku rindu, kebayanya. Di buka mulutnya semakin lebar, dan di masukannya helm dedek arya kedalam mulutnya. kepalanya maju mundur, bibir indahnya mengusap helm dedek arya.
“Owghh… nikmat sekali bunda, hukum arya bunda hukum kanda… arghhh….”
rintih kenikmatanku.
Kepalanya semakin maju menandakan mulut indahnya mulai melahap sebagian batang dedek arya. dan itu sudah maksimal, karena tak bisa keseluruhan batang dedek arya bisa masuk ke dalam mulutnya. kepalanya maju mundur, terlihat sekali ketika kepalanya mundur bibirnya tampak mancung menberikan sedotan kuat pada batang dedek arya.
Tangan kirinya mengelus-elus bagian bawah zakarku, membuat aku semakin ON FIRE FIRE FIRE. Semakin lama, semakin basah batang ddek arya dengan denga air liur Ibu, beberapa tetes air liurnya menetes kebawah dan jatuh di kening ayah, ada juga yang jatuh tepat di bibirnya. Sensasi yang luar biasa.
Aku hanya mampu mendesah, tak berani aku berkata-kata. Hukuman paling nikmat yang pernah aku rasakan. Kepalanya semakin cepat bergoyang, sedotannya semakin kuat, lidahnya selalu menyapu-nyapu bagian bawah batang dedek arya.
“Owghh… dinda diah, kanda mau keluar sayangku, owgh… Diaaaaaaah… kanda keluaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaar….”
ucapku sedikit berteriak.
Croot crooot crooot crooot crooot crooot crooot