Wild Love Episode 40
Tubuh yang terus menantang
Wild Love Episode 40, tubuhnya tegak menantang, perlahan di bukanya penutup susunya dan di tariknya kebawah seperti malam tadi sehingga susunya seakan-akan terangkat lebih ke atas lagi. Di letakannya kedua tangannya di dadaku dan mulai menggoyang pelan.
“papah capek ya? Mamah juga pah tapi mamah seneng papah ngajari mamah banyak sekali”
ucap mbak echa.
“Papah tiduran saja, nanti malah ndak bisa pulang hi hi hi”
lanjutnya.
“erghhhh hoaaam… main pelan ni mah ceritanya”
ucapku.
“he’em pah pelan saja, ni erghhh… kontol papah nyodok-nyodok rahim mamah… pengen punya dedek mungkin ya pah emhhh emmh…”
ucapnya sambil menggoyang maju mundur sangat pelan dan teratur. Terasa sangat linu, namun aku tidak ingin mengambil resiko daripada aku merasakan lelah berlebih.
“erghhh… emang beneran pengen mah?”
ucapku menggoda. Sambil bangkit dan meletakan bantal tambahan di belakangku. Ku belai payudara indahnya itu.
“tapi pah jangan ya pah, biar suami mamah saja, ntar ketahuan bisa gawat pah”
ucapnya.
“kok bisa ketahuan?”
ucapku.
“Ya jelaslah, kalau anaknya putih manis ya jelas bertolak belakang sama suami mamah pah”
ucapnya.
“tinggal bilang saja kalau mirip ibunya”
ucapku menggoda walau sebenarnya aku tidak ingin meninggalkan monumen di dalam kehidupan mbak echa, cukup sejarah saja.
“tetap saja pah, kalau kulitnya putihnya kaya punya papah? Coba lihat mamah pah, sama papah saja masih putihan papah”
ucapnya manja.
“jangan ya pah, lagian mamahkan belum tahu suami mamah itu pejunya bisa membuahi atau tidak. Kalau seandainya suami mamah periksa dan hasilnya tidak sedangkan mamah hamil, bisa perang dunia dong pah”
ucapnya.
“iya mah, lagian enakan gini saja mah he he he”
ucapku.
“pah, papah sama dian saja”
ucapnya tiba-tiba. Ah sial kenapa ini cewek malah bahas dosenku.
“apaan sih mamah itu, kok bawa-bawa nama dosenku”
ucapku.
“Kalau mamah sih setuju pah, kalau papah sama dian, mamah ndak ganggu deh. Walau kita ketemu Cuma sebentar, mamah tahu kok dian orang baik.”
ucapnya.
“hadeeeeh…. kok sampe-sampenya kepikiran kaya gitu to mah?”
ucapku yang kemudian mengangkat pinggulku.
“Aaaaahhh… papah jahat dech… Ya ndak sih, kelihatanya papah sama dian pasangan serasi. Hi hi hi…”
ucapnya kemudian mulai menggoyang agak sedikit keras.
“Tapi terserah papah mau sama siapa… yang penting selama seminggu ini ajari mamah untuk bisa memuaskan suami mamah. Karena waktu papah di tempat mamah tinggal seminggu lagi, kalau arghhhh suatu saat ketemu papah menginginkan tubuh mamah. Mamah siap pah owghhh… kontol papah boleh masuk kapanpun pah owghhhh…”
ucapnya.
“Sekalipun ada suami mamah dirumah?”
ucapku menggoda.
“Iya pah, mamah akan melayani papah kapanpun papah mau”
ucapnya.
“ndak mah, ndak tega papah he he he”
ucapku yang langsung memegang pinggulnya dan menaik turunkan vaginanya.
“owghh pah ini mentok banget pah owghhh kontol papah mentok banget….”
racaunya. langsug kudorong dan kurebahkan tubuhnya di kasur, dengan posisi konvensional ku pompa semakin keras.
“papah… owghhh ya terus pah kontol papah paling nikmat owghhh… ya memek mamah disodok kontol papah, nikmat sekali pah… owghhh terus pah terus yeahhhh… kocok lebih kuat pah, buat memek mamah gila karena kontol papah owgh ya terus pah terus….”
racaunya.
“terima kontol papah mah, akan papah robek memek mamah, biar mamah tidak egois lagi!”
ucapku sedikit keras.
“iya pah, hukum mamah karena mamah egois, sodok lebih keras pah owghhhh…. buat mamah jadi wanita seutuhnya pah arghhhh… owghhh…. nikmat sekali pah….”
racaunya.
“papah owghh papah mamah suka kontol pappah, mamah hampir keluar pah….”
racaunya.
“papa, juga hampir keluar mah…”
racauku.
Aku semakin mempercepat kocokanku. Tubuh mbak echa meliuk-liuk bagaikan ular kepanasan. Kepalanya mendongak, terasa kontolku mentok di dalam vagina mbak echa. Pagi hari, adalah waktu dimana aku sering cepat keluar.
“mah, papah mau keluar, papah mau keluar di wajah mamah…”
racauku.
“mamah juga pah, terserah papah mau keluar dimaha owghhh…. papaaaaaaaaaahhhhhh kontol papah enaaaaaaaaaaaaaaaaaakkk….”
teriaknya yang disertai tubuhnya menggelinjang nikmat.
Bersamaan dengan keluarnya cairan nikmat mbak echa, aku pun juga merasakan hal sama, sedikit aku tahan dan kucabut dedek arya dari vagina mbak maya. Segera aku bangkit dan ku berjongkok di atas tubuhnya.
Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot
Spermaku keluar di wajah mbak echa yang berbalutkan kerudung itu. Sungguh pemandangan yang sangat indah, spermaku sudah terlihat encer walau ada sedikit yang kental. Maklum sudah keluar beberapa kali. spermaku ku tumpahkan tepat diwajahnya, ada yang di matanya, pipinya, mulutnya, keningnya dan bahkan ada sedikit yang muncrat di di kerudungnya. Aku kemudian rebah di bawah selangkangan mbak echa atau dengan kata lain aku rebah berlawanan dengan tubuh mbak echa.
Berganti suasana
Wild Love Episode 40, Selang beberapa lama mbak echa bangkit, dan membuka matanya. Kemudian tersenyum ke arahku yang sedang rebahan. Di perllihatkannya spermaku yang mulai mengalir dan jatuh dari wajah mbak echa. Lidahnya kemudian keluar menjilat-jilat sperma itu, dengan bantuan jari-jarinya mbak echa kemudian melap semua sperma itu dan melahapnya. Pemandangan itu akhirnya berakhir, aku dan mbak echa secara bergantian membersihkan diri di kamar mandi.
Selepas kami membersihkan diri, aku kemudian memakai semua pakaianku kembali untuk segera pulang. Mbak echa dengan hanya mengenakan tank-top dan celana dalam mengantarkan aku sampai di garasi. Sebelum aku pulang, aku cium dan peluk tubuhnya, kuremas susunya hanya itu saja. Karena kami saling mengerti bahwa kami sudah kehabisan tenaga.
Akhirnya aku memacu REVIA menuju rumah. Dalam perjalanan aku sedikit merasa bersalah pada Ibu, entah hukuman apa yang akan aku dapatkan. Pikiranku berkecamuk, bagaimana caranya aku jujur kepada Ibu. sesampainya di rumah aku disambut oleh Ayahku di teras rumah, aku salim dan kemudian masuk kerumah. Di dalam rumah ibu menyambutku dengan senyuman manisnya. aku kemudian duduk di sebelah ibu tepat di depan TV.
“Hmmmm…..”
Ibu hanya mengguman dan tersenyum kepadaku. Aku jadi salah tingkah sendiri.
“Bu…”
ucapku.
“Iya…”
ucapnya.
“itu…”
ucapku.
“apa?”
balasnya.
“Maafkan Arya…”
ucapku.
“Hmmm… pasti deh, dasar kamu itu!”
ucap Ibu sedikit membentak.
Aku kemudian menceritakan kejadian yang baru aku alami. Kulihat raut cemburu ibu mulai terlukis di setiap nanometer wajahnya. Ibu membuang muka dan hanya memandang televisi. Tak digubrisnya aku, bahkan ketika aku mau memeluknya ibu menepis tanganku.
“Kamu dihukum”
ucap Ibu.
“Eh… maaf bu… tapi bu… Iya bu, Arya salah…”
balasku.
“pokoknya dihukum, masuk kamar, istirahat dulu sana”
ucap Ibu.
Mencoba untuk memecahkan misteri
Wild Love Episode 40, Aku kemudian beranjak ke kamarku. Sudah tidak ada lagi pikiran untuk memecahkan misteri-misteri mengenai ayahku. Hingga sore hari ketika aku mandi pun Ibu tidak mau memandangku. Wajahnya memang tidak memperlihatkan amarah kepadaku namun untuk memandangku saja tidak mau. Aku kehilangan senyuman bidadariku karena keegoisanku dan rasa tidak ingin diremehkan dihadapan mbak echa. Bahkan sampai pada acara makan malam tiba Ibu juga masih cuek kepadaku. Aku akhirnya pasrah dengan perlakuan Ibu, karena aku tahu aku salah. Aku kemudian tidur tepat pukul 20:00 lebih awal dari biasanya karena aku sudah tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan.
Cik icik bum alala bum bum cik icik bum alala bum bum. Bunyi ringtone sematponku. Ibu. kuangkat dengan rasa kantuk yamg masih menyelimuti, kulihat jam pada sematponku, 12:00. Ada apa Ibu menelepon malam-malam? Kan bisa datang langsung ke kamar dan menghukumku?
Iya Bu, halo
Turun kebawah, ke kamar Ibu, ada hukuman buat kamu
Eh kok dikamar Ibu, Dia dimana bu? (karena bisa gawat kan kalau ibu meminta dan Ayah di sana)
Pokoknya kesini, biar kamu tahu rasanya dihukum
Aku terkejut, apakah Ibu sudah bilang ke ayah mengenai hubungan kita? Mati aku… aku kemudian bangkit, rasa kantukku hilang dan segera aku menuju kamar Ibu. Kusiapkan mental baja dan tulang besi serta otot kawatku. Kuhela nafas panjang di depan pintu kamar Ibu. Im ready to kill him, itulah kata-kata yang terus berputar di kepalaku. Kubuka pintu pelan kleeeeeeeeeeeeek.
Simak juga cerita lainnya hanya di Royal Win Indonesia Entertainment.