Wild Love Episode 40
Mengulum dedek arya
Wild Love Episode 40, mbak echa yang mendengar perkataanku langsung saja mengulum batang dedek arya. Kini dengan bantuan tangannya di cobanya memasukan semua batang dedek arya ke dalam mulutnya. Bibir mungil itu yang sudah pernah merasakan bagaimana dedek arya masuk ke dalam masih saja terlihat kewalahan. Tapi dengan segala upaya, mbak echa terus mengulumnya sama sepeti di lab tadi. Kepalanya naik turun memberikan gesekan pada batang dedek arya. kupegang kepalanya dan sedikit aku naik turunkan karena aku sudah terbawa dalam permainan nakalku. Tanpa ada perlawanan mbak echa menuruti pergerakan tanganku. Kepalanya maju mundur.
“mamah, papah mau keluar… owghhh… mulut mamah memang enak, bikin kontol papah keenakan, ayo mah terus papah ingin keluar dimulut mamah…”
racauku sambil menaik turunkan kepalanya, bibir indah itu tanpa ada perlawanan mulai menyedot batang dedek arya lebih kuat.
“mamah papah keluar, telan peju papah maaaahh…. owghhhhhhhhhh…..”
teriakku.
Crooot croot croot crooooot croot croot crooooooot croot
Kutahan kepala mbak echa agar tidak lari dari semprotanku. Kedua tangannya tampak mencoba menekan agar bisa lepas dari batang dedek arya. namun percuma gagal, aku lebih kuat darinya. Setelah semua spermaku keluar, aku langsung bersandar pada sofa. Mbak echa langsung melepaskan kulumannya, terlihat sedikit sperma mengalir dari mulutnya.
“uhuk… uhuk… uhuk… papah jahat mamah tadi ndak bisa napas huft huft huft…”
ucap mbak echa.
“maaf mah, papah refleks habis mamah seksi sekali pakai kerudung sambil ngulumin kontol papah”
godaku.
“uhuk eh.. jadi papah suka kalau mamah pakai kerudung ya? Mmmmm”
ucapnya sambil lidahnya mengelap sisa sperma yang tertinggal di bibirnya.
Mbak echa mencoba menggodaku, dengan permainan lidahnya. Jari-jari tangannya melap sisa sperma yang mengalir dari bibirnya dan dimasukan ke dalam mulutnya.
“lihat pah mmmmmmm slurp slurp…”
ucap mbak echa.
Kuamati mbak echa dengan senyuman nakalku, setelah mbak echa selesai dengan kegiatannya itu. Aku raih pundak mbak echa, dan kucium bibirnya. Kedua tangan Mbak echa memegang pinggangku dan kemudian turun ke dedek arya.
“pah, kok tidur, mamah kan belum dapet… papah jahat”
ucapnya dengan wajah ngambek.
“kecapekan kali mah”
ucapku mencoba membela dedek arya. jujur saja tubuhku terasa sangat lelah.
“bisa bangun lagi ndak pah?”
ucap mbak echa.
“ndak tahu mah, habis kecapekan dari pagi analisa sampel, pulang main sama mamah, sekarang ya loyo…”
ucapku sekenanya.
“Lho kok bisa?”
ucap mbak echa, kemudian berdiri melihat minuman hangat tadi.
“kok ndak diminum pah?”
ucap mbak echa.
“ndak kepikiran minum tadi habis capek banget mah”
belaku.
“mamah tahu papah capek makanya mamah buatin minuman kuat, diminum pah, plis mamah pengen papah muasin mamah, bukannya mamah egois tapi mamah mohon pah, plisssss”
ucapnya.
Nafsu yang memuncak
Kulihat wajahnya memelas yang penuh nafsu itu. Aku tersenyum dan segera kuraih minuman itu, langsung habis kutelan. Dengan tenaga tersisa aku raih tubuhnya dan ku dudukan di samping kananku. Segera aku lumat bibir tipis bergincu merah jambu itu. Kulumat habis bibirnya, kedua tanganku bergreliya di buah dadanya. Kutarik secara perlahan roknya hingga tangan kiriku mampu masuk ke dalam selangkangannya. Stocking hitam yang menghiasi pahanya, dan juga celana dalam warna hitamnya terlihat olehku. Dengan sisa tenagaku, aku elus-elus bagian luar vaginanya.
“owghhh… papah… mamah ingin kontol papah, pengin banget kontol papah masuk terus…ergh….”
racaunya.
Aku tidak mempedulikan racaunya, segera aku sumpal mulutnya ini dengan bibirku lagi. Kutarik bagian samping CD-nya hingga kedua ujung CD-nya itu bersatu membuat CD itu terselip di vagina mbak echa. Aku goyangkan CD-nya itu kadang pula aku menariknya, tapi lebih sering aku mneggoyangkan CD-nya. Mbak echa yang tidak tahan dengan perlakuanku, langsung ambruk dan bersanda pada sofa dengan kakinya yang dibuka lebar agar aku lebih leluasa memainkan memeknya. Kualihkan Cdnya ke tangan kananku, dan tangan kiriku kemudian ikut memainkan vaginanya.
“papah… owghh papah… jangan berhenti pah, memek mamah owghh memek mamah ashhhh enak banget rasanya arghhhh… papah, owghhh…. mamah suka pah erghhsssshhhhhh…”
ucapnya sambil tangannya meraba-raba selangkanganku mencoba mencari dedek arya.
Setelah usaha meraba-rabanya akhirnya di tangkapnya batang dedek arya yang mulai menegang. Aku masih sibuk memainkan vaginanya. Di kocoknya perlahan dan tidak beraturan batang dedek arya dengan tangannya. Aku yang fokus kepada vagina mbak echa, terus memainkannya. Lama aku memainkan vaginanya, terasa ada sedikit tambahan tenaga untuk tubuhku. Kubuka sedikit kaosnya dan Perlahan kulepaskan tali-tali yang berikatan dengan korset mbak echa, kulorotkan CD-nya. Dengan posisi yang masih sama, ku masukan jari tangan kiriku ke dalam vaginanya, tangan kananku beralih meremas-remas susu mbak echa. Ku turunkan kepalaku dan segera aku jilati vagina bagian atasnya. Tangan kananku kemudian membantu bibirku untuk mendapatkan klitoris mbak echa
“Arrghhhhhhhhhhhhh… papah itil mamah diapain pah erghhhhh…. jilati pah lebih keras, mamah mamah suka… ossssshhhhhhh… lidah papah hebat owghh… mamah suka semua dari papah owghhh… erghhh kocok lebih keras lagi, memek mamah mau dikocok lebih keras lagi pah, lebih keras… mamah suka, ayo pah terushhh”
racaunya, aku tak mampu memandang ekspresi mbak echa karena ku sibuk menikmati bau peceran rasa dunhill.
“papah terus pah memek mamah mau papah, arghhhh… jilati terus, kocok lebih dalam pah owgh… ajari mamah agar bisa memuaskan papah, ajari manager papah ini seks enak.. owgh buat mamah tidak erghh egois lagi pah… hajar mamah yang kurang ajar sama papah ini orghhh enaaaakk enaaaaakk enaaaaakkhhhhh arghhhhh….”
racaunya.
Sebuah kata – kata yang membangkitkan semangat
Kata-katanya menjadi lebih berani dan membuat aku kembali bersemangat mengocok. Kulepaskan jilatanku dan kupandangi wajahnya yang bersandar di sofa. Ku kocok semakin keras mulutnya terbuka, lidahnya seakan-akan ingin keluar bola matanya bersembunyi di kelopak mata bagian atas. Nafasnya menjadi sangat tersengal-sengal, tangan kananya mencengkram sofa dan tangan kirinya mencengkram pundakku.
“Mamah keluaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrr….arrrrrrrgghhhh…”
teriaknya.
Tubuhnya melengking ke atas, kuhentikan kocokannya. Tubuhnya kemudian menggelinjang beberapa kali, nafasnya tidak teratur. Setelah beberapa kali tubuhnya bergetar beberapa kali, mbak echa mencoba menenangkan nafasnya. Matanya masih terpejam, tubuhnya lemas tak berdaya. Aku kemudian bangkit dan mengangkangi tubuhnya kuarahkan penis ke wajah mbak echa.
Ku sodok-sodokan ke mulut mbak echa, mbak echa membuka matanya dan memandangku. Dibukanya mulut indahnya itu dan kumasukan secara perlahan. Hanya sebentar saja, aku kemudian turun di hadapanya. Roknya masih tersibak hingga pinggangnya, ku tarik ke atas kaos mbak echa dan terlihatlah jelas korset yang dikenakannya.
Segera kutarik penutup susunya hingga di bawah susunya itu, sehingga penutup itu menyangga payudara besar mbak echa. Kuposisikan paha mbak echa di atas pahaku, langsung aku terkam kedua buah susunya. kumainkan, kujilat kuremas dan ku sedot-sedot hingga mbak echa yang sudah kehilangan tenaganya menggelinjang nikmat.
“Owghh pah… puting mamah enak, ayo pah nyusu kemamah… suamiku ndak pernah nyusu ke mamah… erghh… terus pah mainkan lidah papah di puting mamah owghhh…”
racaunya.
Tanganya mengelus-elus lembut kepalaku. Kadang menekan kepalaku ke arah dadanya sehingga membuat aku sedikit sulit bernafas. Ku gigit-gigit kecil bagian susunya sehingga menimbulkan bercak merah. Segera aku bangkit, dan ku pandangi wajahnya dengan senyuman. Mbak echa hanya mampu tersenyum kecil kepadaku. Ku tarik tubuhnya dan kuposisikan menungging di atas sofa.
Plakkk… kutampar pantatnya yang bahenol itu.
“Tampar pah, mamah memang egois pah ayo pah tampar lagi, biar mamah tahu kalau papah suka”
ucap mbak echa.
Ku tampar lebih keras lagi pantat mbak echa, bukannya mengaduh tapi malah meminta tamparan lebih keras. Kubuka pantat mbak echa, ku cari lubang vaginanya. Ku arahkan dedek arya ke dalam lubang vagina mbak echa. Dengan pengertian, mbak echa memgang dedek arya dan diarahkannya ke dalam lubang vaginanya.
“ini mah, namanya doggy style alias anjing kenthu mah…”
ucapku.
“iiih papah hash hash hash masa mamah dijadikan anjing”
ucapnya.
“lha apa coba namanya?”
ucapku sambil perlahan menggoyang pinggulku.
“Erghhh… Anjing pah… iya gaya anjing efthhhh mama suka pah… ouwghh… kontol papah enak banget… ayo pah, entot anjingmu ini pah, mamah mau dientot lebih keras lagi pah”
ucapnya yang mulai menjadi liar kembali.
“Owhhh… mamah itu manager apa itu yang baru disebutin mamah?”
ucapku.
“Anjing pah, mamah manager papah dan jugaaarghhhh anjing papah owghhh….”
racaunya.
“Emmmhhh… bukan papah lho yang bilang tapi mamah, kalau papah sih mamah lebih cocok jadi manager pemuas papah…”
ucapku nakal.
“Arghhh terserah papah, mau anjing mau manager asal papah suka, mamah hanya mau main sama papah selebihnya sama suami mamah… erghhhh….pokoknya selamahhh suami mamah ndak ada papah harus puasin mamah terushhhhh…”
racaunya. Aku kemudian menghentikan goyanganku.
“kok berhenti? Jangan bikin mama gila pah egrhhhhhh”
ucapnya.
“yang dipuasin apanya? Pakai apa coba?”
ucapku nakal.
“memek mamah pah… memek mamah dipuasin pakai kontol papah, cepetan pah goyang pah, robekin memek mamah aaaaaaaaaaaaarghhhhhh….”
ucapnya yang kemudian terkejut karena aku mulai menggoyang keras dan ku hentakan ke dalam vaginanya.
“ingat mah, hanya papah dan suami mamah memek ini di masuki”
ucapku.
“iya pah mamah janji, makanyaahhhh ajari mamah memuaskannn papah owghhhhh…”
racaunya.
“terima ini mah…”
ucapku.