Wild Love Episode 38
Wild Love (Episode 38)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 38, Pagi menjelang, seperti biasa aku selalu sempatkan makan pagi bersama keluargaku. Dan seperti biasa pula sebelum berangkat jika ada Ibu, selalu dapat lumatan lama di garasi. Di hari kelima PKL, perusahaan melakukan produksi secara besar-besaran di karenakan permintaan yang membludak.
Namanya juga perusahaan yang lumayan bonafit di tambah lagi sayuran beku yang diekspor ke jepang mengalami peningkatan permintaannya. Sampel datang berjubel seperti antrian tiket panjang di kala mudik. Semua pengendali kualitas di laboratorium sibuk dengan sampel masing-masing. Sampel yang datang bertubi-tubi membuat kami harus pulang lebih larut lagi. Ketika semua sampel telah selesai di analisa, kami bisa beritirahat sejenak.
Kleeek… mbak echa masuk ke dalam ruangan.
“Oia, besok produksi masih dalam volume yang besar, jadi besok kalian pulangnya telat ya. Ya kira-kira jam 3 sore, ndak papa ya? Ada tambahannya kok”
ucap mbak echa, memang jika hari sabtu kita hanya berkerja setengah hari.
“Aku jam 2 saja ya mbak, ada acara jam 4. Boleh ya mbak? Mau ke rumah saudara, ada acara nikahan”
ucap mbak ela.
“Oke, kamu arya, yanto, encus? Bisa ya”
ucap mbak echa.
“Iya, mbak aku bisa, nyante saja”
ucapku.
“tapi pasti jam 3 kan mbak?”
ucap yanto.
“iya mbak, pasti jam 3 kan?”
ucap encus.
“Iya jam 3, kalau ada tambahan lembur lagi aku belum tahu, tapi untuk pastinya besok jam 3 sore. Oke, gitu saja ya, sekarang kalian boleh pulang”
ucap mbak echa.
Kami kemudian membereskan laboratorium dan membersihkannya. Setelah semua beres mbak ela terlebih dahulu meninggalkan laboratorium. Yanto dan encus kemudian menyusul mbak ela, aku masih berada di lab karena ada BBM masuk. Bu Dian.
From : Bu Dian
Ar…
To : Bu Dian
Iya bu Dian
From : Bu Dian
Pake senyum segala? Lagi seneng ya?
To : Bu Dian
Biar saya ndak di cap pembohong bu
From : Bu Dian
Maksud kamu?
To : Bu Dian
Ibu Dian bagaimana to?
Masa lupa sama sms saya? Kan banyak yang menunggu senyum Ibu
Makanya saya ikut senang bu
From : Bu Dian
Telat!
To : Bu Dian
Ya sudah bu, saya ndak jadi senyum
From : Bu Dian
Ha ha ha ha kamu itu bisa juga bikin ketawa
Sudah selesai PKL-nya?
To : Bu Dian
Namanya juga orang koplak bu, ya bisa bikin orang ketawa
Hati-hati lho bu nanti ketularan saya
Ini masih di lab bu, baru mau pulang tadi disuruh lembur
From : Bu Dian
Dapat uang tambahan dong?
Ndak papa, malah seneng bisa ikutan koplak
To : Bu Dian
Kasihan mahasiswa ibu nanti bu he he he
Ndak juga bu, kan saya magang bukan kerja
From : Bu Dian
Ya kali saja dapat tambahan, kan bisa gantian traktir aku
To : Bu Dian
Ndak berani bu, kalau pun dapat
From : Bu Dian
Owh.. kenapa?
To : Bu Dian
Sudah bu jangan dibahas lagi, bahas PKL saja
From : Bu Dian
Kok gitu?
To : Bu Dian
Ndak enak sama tunangan Ibu
From : Bu Dian
Ndak papa kok, atau ndak enak sama mbak diah?
To : Bu Dian
Iya itu salah satunya bu
Bu, saya ijin pulang dulu disini sepi takut sama disamperin setan he he he
From : Bu Dian
Preman kok takut sama setan
To : Bu Dian
Yah namanya juga PREMAN
Pasti laREi kalau Melihat setAN he he he
From : Bu Dian
Ha ha ha Okay, hati-hati ar
To : Bu Dian
Iya bu Dian
Aku kemudian bangkit dan berbalik ke arah pintu.
“WAAAAAAAAAAAAA…. ”
teriakku kaget melihat sesosok manusia di pintu laboratorium.
“Apaan kamu itu ar teriak-teriak bikin takut saja?!”
ucap mbak echa.
“Mbak echa juga aneh, kenapa juga berdiri di pintu bikin kaget saja, sudah lab sepi kaya gini”
ucapku.
“aku baru mau pulang, lihat kamu masih di lab ya aku samperin, belum juga menyapa kamu sudah teriak”
ucap mbak echa.
“Namanya juga orang kaget and takut mbak”
ucapku.
“Dah yuk mbak, cabut dah merinding mbak he he he”
lanjutku.
“Ah kamu jangan nakut-nakutin”
ucap mbak echa.
Aku dan mbak echa kemudian berjalan beriringan menuju tempat parkir. Langkah mbak echa nampak bertambah sangat cepat. Aku tertinggal dibelakangnya.
“Mbak kenapa cepat-cepat, takut ya?”
ucapku.
“Kamu tadi juga, ngapain nakut-nakutin?”
ucap mbak echa.