Wild Love Episode 36
Aneh karena pakaian tebal
“Ibu…”
sapaku sambil mendekati Ibu.
Aku kemudian masuk dan kudapati Ibu sedang menonton TV. Ibu mengenakan rok panjang di bawah lututnya dengan kaos lengan panjang. Tampak aneh memang karena pakaian yang di kenakan Ibu seperti tebal sekali.
“Baru pulang nak? Istirahat dulu gih baru makan”
ucap Ibu.
“Bu, mumpung Dia di depan. Menurut Ibu apakah mereka tetap berlima atau berenam?”
ucapku yang langsung to the point.
“Jujur saja Ibu tidak bisa memberikan asumsi kepada kamu. Jika sesuai cerita kamu dari video erlina, kamu harus hati-hati nak, bisa saja satu orang dari mereka sekarang sedang berjalan di balik layar”
ucap Ibu.
“Hufftttthhhh… video itu direkam sebelum aku menemukan bahwa mereka ada lima orang, berarti di awal bisa saja mereka berempat kemudian merekrut baru menjadi berlima. Tapi akan sangat beresiko bagi mereka jika melakukan perekrutan di tengan-tengah sebagai pentholan grup mereka. Dimana-mana yang namanya pendiri biasanya jumlahnya akan tetap sama hingga akhir”
ucapku.
“benar juga apa kata kamu nak, tapi bisa jadi kan yang satu orang itu tidak bisa datang pada saat penyerahan uang atau sedang halangan, sakit mungkin”
ucap Ibu.
“Memangnya sekolah bu… bu…”
ucapku.
Sejenak aku berpikir, memang ada benarnya juga jika satu orang dari mereka tidak dapat hadir dalam pertemuan dengan KS yan di rekam oleh erlina itu mungkin sakit atau ada keperluan. Tapi momen seperti itu jarang terlewatkan oleh sekelompok penjahat yang sedang menuai hasil panen.
“nak…”
ucap Ibu.
“Eh… iya bu, kepikiran masalahnya”
ucapku.
“Sudah jangan dipikirkan, nanti pasti ada petunjuk lagi”
ucap Ibu.
“Ya sudah bu aku ke kamar dulu”
ucapku.
“Iya, istirahat dulu saja ya, cup…”
ucap Ibu sembari memberikan kecupan pada bibirku.
Ku angkat tubuhku menuju kamarku, sebentar istirahat dan kemudian berkumpul dengan Ayah dan Ibuku untuk menyantap makan malam. Aku masih heran dengan pakaian Ibu yang tampak tebal, masa bodohlah sekarang makan. Kami sekeluarga terlibat perbincangan basi ala Ayahku yang aku tanggapi dengan antusias walau sebenarnya membosankan juga.
Setelah makan malam usai aku kembali ke kamarku dan kurebahkan tubuhku di kasur. Beberapa saat kemudian aku mengambil sematpon milik KS dan kuaktikan data. Tak ada lagi BBM yang masuk ke kontakku tapi ketika di grup masih banyak sekali. Banyak banyolan dari mereka yang hanya berputar pada masalah wanita dan seks. Kumatikan sematpon dan kunyalakan komputerku untuk melihat email Om Nico, tak ada pesan.
Kleeeeeeeek…. pintu kamarku terbuka.
“Belum tidur nak?”
ucap Ibu.
“Belum bu. Lha dia sudah tidur bu?”
ucapku.
“Sudah, habis makan langsung teler”
ucap Ibu.
Penampilan yang cantik dan sexy
Ibu hanya berdiri di belakang pintu kamar yang sudah tertutup, aku yang sudah merasakan sinyal langsung menuju kearahnya dan kucium bibir manis Ibu. Segera aku lepas pakaian Ibu, kaos dan rok Ibu.
Ternyata apa yang aku pikirkan mengenai pakaian Ibu terjawab, Ibu mengenakan dress tanpa lengan berwarna merah muda dengan belahan yang memperlihatkan lipatan susunya di hiasi rok mini yang hanya menutup setengah pahanya. Aku mundur sejenak dan kuperhatikan wanita di depanku ini.
“Ibu tambah cantik dan seksi”
ucapku.
“Dari tadi kamu diem saja ngelihat Ibu, malah membicarakan hal lain. Jadi lelaki itu mbok yaho minta jangan malah nyuruh ceweknya yang minta, iiiiih….”
ucap Ibu sambil maju dan membetet hidungku.
“yeee kan suasananya tidak mendukung”
ucapku dengan suara sedikit cempreng.
“Sekarang dia sudah tidur”
ucap Ibu.
“Yesss…”
ucapku.
Segera aku peluk Ibu dengan erat, kudaratkan ciuman pada bibir indahnya serta remasan lembut pada kedua susunya yang aku rindukan. Kualihkan remasanku pada kedua bongkahan pantatnya. Ciumanku turun ke leher jenjang Ibu, kusingkirkan kain yang menutup kedua bahu Ibu kesamping hingga pada bahunya dan menyembilah susu indahnya. Ku lahap susu Ibu, Ibu mendesah kecil. Kumainkan puting susu kirinya dengan llidahku dan jari-jari kananku bermain pada puting susu kanannya. Secara bergantian aku nikmati susu indah itu.
“ahhh…. ehmmm… terus mainkan… ouwh… sssshhhhh….”
desah Ibu.
“hmmm…. Slurrrp… slurrrp….”
ucapku sambil menikmati susu indahnya.
Kuloloskan dress yang dipakai oleh Ibu hingga terlepas dari tangannya dan kini menggantung pada pinggangnya. Kulingkarkan kedua tanganku di sekitar paha Ibu dan kuangkat tubuhnya.
“Aw…. hati-hati nak, pelan waktunya masih lamaahhhhh”
ucap Ibu.
Kini Ibu aku rebahkan melintang di kasurku. Kusingkapkan roknya hingga dipinggangnya, kulihat celana dalam G-string menghiasi vaginanya.
“Lho.. baru bu?”
ucapku sambil mengelus-elus vaginanya.
“kemarin pulang dari rumah kakek ibu beliiiihhh ehmmmmm biarhhh kamu suka sayang”
ucap Ibu.
Kugeser penutup vagina itu dan segera aku menjilati vagina Ibu. Kuletakan paha kanan Ibu di bahu kiriku kumasukan jari kananku ke dalam vagina Ibu. Kumainkan klitoris ibu dengan lidahku, dan kukocok cepat-keras jari-jariku di vaginanya.
“owhhhh… Ibu kangen hhh…erghh itil Ibu kamuwh mainkan aarghhhhh…. terus sayang dimainkanhh erghhh… kocok lebih keras lagi Ibu benar-benar kangen sama kamuwhhh… erghhh… terussshhh sshhhh sshhhh… terussshhh lebih keras… lidah kamu hangaattthhh arghhh ibu suka… terus sayanghhh… terus arghhhh…”
racaunya, aku semakin bersemangat ketika mendengar Ibu mengatakan itu.
“argghhhh ibu… kel…. keluarhhhhh….”
ucap Ibu.
“istirahat dulu hash hash hash hash hash….”
lanjutnya dan aku menghentikan kegiatanku, kurasakan cairan hangat mengalir di jariku dan kujilati sisa-sisa cairan.
“kamu suka sayang?”
ucap Ibu dengan nafas tersengal-sengal.
“Slurrpp… suka bu, apapun dari Ibu suka…”
ucapku yang kemudian bangkit. Dengan bertumpu pada kedua tanganku kudekatkan wajahku di depan wajahnya. Kedua tangannya kemudian memegang kedua pipiku.
“besok-besok lagi, minta ya sayang, ibu akan melayanimu sekalipun ada dia disini, ibu sudah tidak peduli lagi”
ucap Ibu kemudian mendaratkan ciuman ke bibirku.
“iya bu, sekarang kulumin kontol arya bu”
ucapku.