Wild Love Episode 35

Wajah Lesu

Aku kembali ke arah mbak erlina, dan wongso hanya tertawa cekiki-an. Wajahku lesu karena entah ada sesuatu yang mengganjal di dalam bathinku. Entah kenapa sekarang aku malah merasa sangat bersalah kepada Bu Dian.

“Kamu suka ya sama dosen kamu?”

ucap mbak erlina.

“ndak mbak, dia sudah bertunangan lagian kenapa juga aku suka sama dosenku sendiri, aku kan bukan levelnya”

ucapku.

“kamu ndak bisa ngebohongin perasaan kamu sendiri Ar”

ucap mbak erlina.

“lagian kenapa mbak erlina tadi ngajak perang Bu Dian?”

ucapku.

“Yeee… iseng saja, karena pandangan matanya ketika melihatmu tampak lain, ya aku tes saja”

ucapnya.

“Argh mbak itu iiiih…”

ucapku gemes.

“Sudah tenang saja, No Love, aku Cuma ngetes dia doang kok ndak ada yang lain, kalau dia bener-bener sayang sama kamu pastinya dia akan sangat tersinggung dengan ucapanku dan pastinya dia merasa jengkel karena ndak bisa melakukan sesuatu untuk kamu. Buktinya dia langsung pergi gitu saja, itu tandanya karena dia merasa jengkel pada dirinya sendiri ndak bisa mijitin kamu nempel-nempel kamu”

ucap mbak erlina.

“Sok tahu”

ucapku.

“Bukannya sok tahu ar, hanya saja dia masih menjaga hubungan Dosen-Mahasiswa dengan kamu. Coba saja kalau kamu sudah lulus, bisa lebih nekat dari aku dia itu”

ucap mbak erlina.

“Iya bener tuh kata mbaknya”

ucap asmi tiba-tiba datang dari dalam warung.

“setuju ndak mas?”

ucap Asmi kepada Wongso.

“Aku selalu setuju apapun pendapat kamu sayang”

ucap wongso.

“Kalian itu erghhhh….”

ucapku yang kemudian ditertawakan oleh mereka semua.

Memang ada benarnya kata mbak erlina, tapi mau bagaimana lagi. Sekalipun aku harus maju ada pak felix disana. Masa bodoh ah!. Aku kemudian memperkenalkan mbak erlina kepada wongso dan asmi, ya maklumlah kelupaan. Selang beberapa saat anton datang, lalu aku, wongso dan anton beserta mbak erlina masuk ke dalam rumah.

Asmi tetap berada di warung membantu Ibu wongso. Setelah kami berkumpul di dalam rumah wongso, aku kemudian menjelaskan kepada Anton begitupula mbak erlina. Kuperlihatkan dua video rekaman, yang pertama video rekaman yang menjebak KS sebagai pembunuh rekan kerja Ayahku, yang kedua video rekaman serah terima uang yang direkam oleh mbak erlina. Aku kemudian meminta anton untuk merahasiakan identitas mbak erlina kepada siapapun, Anton pun mengiyakan.

“Hufth… Video ini belum bisa dijadikan barang bukti”

ucap anton.

“Kenapa?”

ucap wongso.

“Kamu bisa lihat, semua di video ketika penyerahan uang tersebut? Semua gambar tampak buram, wajah mereka tidak bisa kellihatan. Memang kita bisa menebak-nebak siapa saja mereka, namun tanpa adanya bukti kita akan kalah di persidangan. Rekan kerjaku mengatakan kepadaku bahwa pentolannya ada 5 orang. Jika kita berpaku pada video ini, jumlah orang jika kita jumlahkan jumlahnya hanya 4 orang. Ar, sebelum KS atau Ayah mbaknya ini meninggal kami sudah mengorek beberapa informasi dari KS, KS mengatakan bahwa jumlah mereka ada 5. Waktu itu kami mengintrogasinya di dalam kantor, namun untuk keterangan siapa-siapa saja 5 orang itu belum sempat dikatakan oleh KS. Kami memberinya waktu istirahat saat itu dikantor namun KS ijin untuk pulang dan disitulah kami kecolongan Ar. Kami tidak mengawal KS sama sekali, dan terjadilah pembunuhan itu. Bisa di bilang, pembunuh KS sudah berada di dalam rumah KS sebelumnya. Menurut penuturan KS pula kami tahu jika semua keluarga KS sudah di ungsikan keluar pulau. Kami juga tidak tahu menahu mengenai mbak erlina adalah anak dari KS. Untuk saat ini kita harus mencari bukti tambahan dan saksi. Apakah mbak mau menjadi saksi suatu saat nanti?”

jelas Anton.

“Aku mau, tapi tidak untuk sekarang. Aku tidak ingin berakhir seperti Ayahku”

ucap mbak erlina.

“Oke, aku akan tetap merahasiakan identitas mbak kepada semua orang tak terkecuali tim dan pimpinanku. Ar… Wong… jika kalian mendapatkan informasi tambahan lagi, segera hubungi aku. Kita akan susun rencana setelahnya”

ucap Anton.

“Siap Ndan!”

ucap kami serentak.

Titik akhir

Perbincangan kami menemui titik akhir, dimana kita harus mengumpulkan bukti lagi. Karena bukti kita masih kurang. Mbak erlina tampak bahagia karena banyak yang membantunya untuk membalas perlakuan Ayahku dan om Nico terhadap Ayahnya. Mbak erlina pun berjanji jika nanti dia mendapatkan bukti lain akan segera di sampaikan kepada kami. Kami akhiri perbincangan kami dengan canda dan gurau bersama hingga larut malam. Segera aku antarkan mbak erlina pulang kekosnya. Tepat di depan kosnya, ku matikan mesin REVIA.

“Hei Ar, berjuanglah, Dosen kamu itu pasti bisa kamu dapatkan”

ucap mbak erlina.

“Iya… iya.. tapi ndak mbak”

ucapku.

“kalau kamu menyerah begitu saja, berarti kamu juga menyerah pada janjimu kepadaku. Ya sudah cepet pulang sana dah malam”

ucap mbak erlina.

“Oke mbak”

ucapku. Sembari menyalakan mesin motor REVIA.

“Ar…”

ucap mbak erlina.

“Iya mbak, ada apa?”

ucapku menoleh ke arahnya.

“Seandainya saja kita bertemu dari awal, dan aku mengenalmu terlebih dahulu. Mungkin aku akan sangat bahagia”

ucap mbak erlina.

“Hm hm hm… mbak erlinaaaa”

ucapku yang mengerti maksud perkataanya.

“Iya No Love, tapi tolong sayangi aku jangan jadikan aku hanya sebagai wanita sementaramu”

ucapnya. Kulepas Helmku dan Kupandangi wajahnya, kuambil sebatang dunhill dan kusulut.

“hufthhh… Mbak…”

ucapku.

“Iya Ar…”

balasnya.

“Aku sayang mbak sebagai seorang sahabat dan juga sebagai seorang kakak perempuanku. Sebenarnya aku juga tidak ingin melakukan hubungan seperti yang sudah-sudah kita lakukan. Seandainya saja mbak tidak memberiku hadiah pun aku akan tetap membantu mbak”

ucapku.

“Karena aku merasakan kehilangan juga seperti mbak, kehilangan Kakek dan Nenekku, Orang tua Ayahku yang harus menderita karena ulah Ayahku. Aku ingin menyingkirkannya bukan membunuhnya, karena aku ingin dia juga merasakan apa yang di rasakan oleh kakek dan nenek”

lanjutku.

“Ternyata Dian lebih beruntung daripada aku, padahal dia juga cocok sebagai kakak perempuanmu”

ucapnya.

“Maksud mbak”

ucapku.

“Ya dia beruntung karena dia memiliki seorang lelaki yang mencintainya sebagai seorang wanita bukan seorang kakak perempuannya. Dan orang itu adalah kamu”

ucapnya.

“Halah mbak itu mengada-ada”

ucapku.

“Cara mata kamu memandangnya ketika dia keluar dari warung wongso. Cara kamu memperlakukannya ketika dia mau naik taksi. Itu adalah perlakuan seorang lelaki yang mencintainya”

jelas mbak erlina.

“Dasar peramal ndak lulus ha ha ha”

candaku. Tiba-tiba mbak erlina melangkah menuju ke arahku.

“Mungkin aku terlambat, namun dengan aku sebagai sahabat dan juga seorang kakak perempuan bagimu memang sedikit membuatku kecewa namun aku tidak bisa memaksakan kehendakku. Kamu ada untuk aku karena Ayahku, dan aku ada untuk kamu karena janjimu. Aku akan menikmati masa-masa sampai kamu menepati janjimu Ar, dan aku akan doakan kamu bisa bersama Dian”

ucapnya tepat di depan wajahku dengan tangannya memegang lengan tanganku yang memegang rokok.

“Kamu tidak perlu menyesal atas apa yang telah terjadi, karena aku akan menikmati masa-masa itu. Berjanjilah kepadaku bahwa kamu akan menepati janjimu dan lindungilah aku”

ucapnya.

“Eh… pasti mbak, aku berjanji… mmm”

ucapku terhenti karena mulutku tersumbat oleh bibirnya. Hanya sebentar namun cara dia menciumku berbeda dari sebelumnya, aku dapat merasakannya.

“Hati-hati pulangnya ya Arya nyebeliiiiiiiiiin”

ucapnya sembari berlari masuk ke kosnya.

“dasar kakakku yang aneh!”

teriakku.

Segera aku nyalakan mesin motorku. Dalam perjalanan pulang aku merenungkan perkataan mbak erlina. Sesampainya dirumah, keadaan masih sepi hanya ada aku sebagai penghuni tunggal rumahku. Kurebahkan tubuhku di kasur kenyamananku. Kuraih sematponku dan ku buka BBM.

Semua karena kesalahanku

Begitulah status Bu Dian

To : Bu Dian

Bu Dian, saya mohon maaf atas sikap teman saya tadi ya bu

Mohon di maafkan.

From : Bu Dian

Ya Ar, ndak papa

Lagi ngapain?

To : Bu Dian

Terima kasih Bu

Lagi mau tidur bu

From : Bu Dian

Ow… met bobo ya

To : Bu Dian

Iya Bu, terima kasih

Bu Dian juga ya, met istirahat

From : Bu Dian

Iya Arya, terima kasih

Sebuah pesan singkat masuk ke dalam sematponku, bukan BBM namun Short Message Service. Sebuah perpesanan tua yang sudah jarang digunakan. Bu Dian.

If the moon, embarrassed to shine tonight

and hiding behind the clouds night

I will break the clouds

so that the light accompany your sleep tonight

Goodnight and have a nice dream

Aku hanya tersenyum dan tak mampu membalas smsnya. Kupandangi pesan singkat itu hingga lelah mata ini memandang dan terlelap dalam lelahnya malam.

Royal win indonesia entertainment | reika kudou | Wild Love
Royal Win Indonesia Entertainment salah satu website entertainment judi online & slot online yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler.

Situs Entertainment Terlengkap

Kami merupakan salah satu situs hiburan yang menyediakan:

kalian dapat meng-click tautan disini MENDAFTAR ROYAL WIN INDONESIA ENTERTAINMENT!!

Royal Win Indonesia Merupakan salah satu Platform Entertainment Online dengan Provider Terlengkap, Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.

Royal Win Indonesia Entertainment - Bonus New Member 300%+ 500x Free spin
Royal Win Indonesia Entertainment – Bonus New Member 300%+ 500x Free spin
Pages: 1 2 3

You may also like...