Wild Love Episode 32
Kedatangan pihak humas
Aku kemudian memarkir motorku sesuai dengan petunjuk pak satpam. Ku langkahkan kakiku menuju pintu masuk perusahaan, dan brrrr…. adeeeem di bandingkan di luar puanasnya minta ampun. Biasa di kawasan Industri semua terasa panas. Kutemui bagian resepsionis, setelah aku utarakan maksud dan tujuanku,aku disuruh menunggu sebentar untuk menunggu kedatangan pihak humas. Setelah lama menunggu akhirnya datang juga bapaknya yang kira-kira umurnya samalah dengan pak felix.
“Mas, ayo langsung saja tak perkenalkan sama yang punya kepentingan dengan study mas-nya”
ucap bapaknya tanpa duduk terlebih dahulu langsung mengajakku.
“Iya pak, oia pak ini surat pengantarnya”
ucapku. Memang beruntung sekali aku kali ini langsung bisa diperkenalkan sama yang punya job yang akan saya tempati
“oia, saya terima. ya udah ayo sambil jalan mas, mas… siapa namanya?”
ucap pak humas.
“Arya pak”
ucapku sambil mengikuti.
“nanti mas-nya dibagian QC (Quality Control), jadi mas-nya yang sabar ya kalau disana, karena sampel yang masuk itu banyak, jadi orang-orang disana agak-agak tegang, ndak papa ya mas,ya buat pengalaman”
ucap pak humas.
“Iya pak, saya siap, PKL saya ini kan untuk mencari pengalaman kerja pak”
ucapku.
Kami kemudian mengobrol sedikit mengenai sejarah perusahaan ini. perusahaan yang berjalan dalam bidang makanan ini, produk utama dari perusahaan ini adalah mie instant, kecap, saos untuk produk lokal dan luar negeri dan juga sayur-sayuran kering berupa okra, ada juga wasabi yang nantinya akan di ekspor ke negara kelahiran nenekku.
Tok tok tok tok….
“Iya masuk”
ucap seorang wanita dari balik pintu yang bertuliskan Manager Quality Control (QC).
“Mbak, ini yang mau PKL katanya mau kenalan dulu sama yang punya Job disini”
ucap pak humas.
“Oia, silahkan masuk”
ucap wanita tersebut yang berbalutkan kerudung hijau di kepalanya.
“saya tinggal ya mbak”
ucap pak humas kepada mbak manager.
“oke, mas silahkan kenalan dulu dengan anak-anak QC juga sama managernya, kalau nanti sudah selesai bisa langsung pulang saja tidak usah mencari saya karena saya mau ada urusan keluar”
ucap pak humas.
“oia pak, siap!”
ucapku dan pak humas pun keluar dari ruangan.
“Silahkan duduk”
ucap mbaknya manager, mbak? Karena masih kelihatan muda bagiku. Aku kemudian duduk di kursi yang lumayan menghilangkan rasa lelahku.
“namanya siapa?”
ucap mbak manager.
“Arya, Arya Mahesa Wicaksono”
ucapku.
“Oke Arya, saya manager disini, nama saya Echa Alisia, biasa dipangglil Echa”
ucapnya.
“iya mbak, eh bu”
ucapku.
“sudah, panggil mbak saja saya juga baru 4 tahun lulus dari perguruan tinggi”
ucapnya, aku hanya mengangguk dan tersenyum. Benar-benar hebat, baru 4 tahun sudah jadi manager.
“kamu mulai besok akan bekerja dengan QC lainnya di laboratorium selama 1 bulan penuh, jadi saya harap kamu bisa bekerja sama dengan mereka. Perusahaan ini masih tergolong baru karena baru 15 tahun berdiri dan semua QC yang akan ditemui merupakan lulusan sekolah kejuruan. untuk lulusan perguruan tinggi masih minim yang kita ambil, dikarenakan lulusan perguruan tinggi kurang berminat bekerja disini dan juga sekalipun ada yang bekerja disini akan ditempatkan di bagian yang lainnya dan besok ketika kamu akan bekerja disini kamu merupakan lulusan perguruan tinggi kedua yang akan di lab disana ada mbak Erni sebagai kepala laboratorium sekaligus supervisor QC, paham?”
ucap mbak echa.
“paham bu eh mbak”
ucapku dengan tersenyum.
“walaupun mereka semua lulusan SMK tapi mereka semua dapat beasiswa dari perusahaan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dengan jurusan yang sesuai, mereka sekarang ikut kuliah jalur ekstensi, yang kuliahnya setelah mereka bekerja disini”
ucapnya melanjutkan penjelasan.
“Owh.. iya mbak saya tahu dan saya paham”
ucapku.
“Kamu dari tadi senyum-senyum terus ada apa? Padahal orang disekelilingku saja tidak ada yang berani senyum-senyum seperti kamu”
ucapnya.
“senyum tanda kebahagiaan mbak, saya bahagia bisa diterima PKL disini”
ucapku sekenanya.
“ndak takut sama saya?”
ucap mbak echa.
“Eh… saya pikirkan nanti itu mbak”
ucapku. Kemudian mbak echa melihatku dengan seksama dan memandangku seperti memandang alien
“Ada apa mbak?”
ucapku.
“ndak papa, kapan-kapan ajari aku untuk bisa tersenyum setiap hari”
ucapnya sambil bangkit.
“iya mbak saya usahakan dan kalau saya ingat”
ucapku.
“ya sudah ayo kita ke lab”
ucapnya, aku kemudian membuntutinya dari belakang menuju ke lab. Sesampainya di lab mbak echa hanya memperkenalkan aku sebentar dan kemudian pergi lagi.
“Ela, ini mahasiswa PKL dikenal-kenalkan dulu ya, saya tinggal lagi banyak laporan yang belum aku koreksi. Nanti kalau sudah selesai, kamu boleh langsung pulang, Ar, senin kamu bisa langsung menuju ke lab tanpa harus ke ruangan saya dulu, siapkan mental kamu mulai hari jumat ini”
ucap mbak echa.
“Iya mbak”
ucapku.
Setelah mbak echa pergi, kini hanya aku dengan Mbak Ela, perempuan yang paling 4 tahun diatasku. Dia kemudian mengambil telepon intraseluler menghubungi seseorang didalam telepon.
“Duduk dulu mas”
ucapnya.
“Iya mbak”
ucapku.
“Okay mbak siap!”
ucapku.
“Oia, saya tak keluar dulu mau ke ruang mbak echa ada keperluan, kalian ngobrol dulu saja mumpung ini sampel sedikit karena ini hari jumat”
ucap Mbak Ela, yang kemudian meninggalkan kami.
“Weh mas, seneng aku bisa ketemu mas Arya”
ucap yanto.
“Iya mas, kangen”
ucap encus.
“kalian itu ada-ada saja. Wah hebat ya kalian masih muda tapi dah kerja, bisa nyetak uang sendiri”
ucapku.
“ya ndak gitu mas, kan mas sendiri yang nyaranin kita untu masuk ke SMK kalau ndak mau melanjutkan kuliah”
ucap Yanto yang kemudian mengingatkan aku tentang masa ketika mereka lulus dan bertemu aku di warung wongso.
“Oia ya lupa aku, tapi kan dapat beasiswa kuliah, lumayan kan?”
ucapku.
“Iya mas, untung kita waktu itu nurut sama mas, coba kalau ndak nurut bisa-bisa kita jadi pengangguran”
ucap Encus. Kami kemudian sedikit bercanda untuk mencairkan suasana dan juga bernostalgi.
“Mas, gimana tadi waktu ketemu mbak echa?”
ucap yanto.
“ndak gimana-mana”
ucapku.
“galak lho mas, lha wong kita dulu pertama kali masuk langsung di semprot”
ucap encus.
“aku ndak kena semprot, kan masalahnya aku mahasiswa magang dan kalian karyawan jelas perlakuannya beda, aku disini Cuma sementara, ada ataupun tidak aku disini ndak akan mempengaruhi kerja pabrik, kalau kalian kan disini kerja jadi mungkin sikap mbak echa ke kalian itu untuk mendisiplinkan kalian dan juga membuat kalian lebih giat bekerja gitu”
ucapku sekenanya.
“Dah lama aku ndak dengar kata-kata bijakmu mas”
ucap mereka berdua.
“yaelah… bijak dari korea??? Ha ha ha ha”
tawaku bersama mereka berdua.
Selepas aku bercengkrama dengan mereka masuk mbak ela yang kemudian menjelaskan jobdes (uraian pekerjaan) kepadaku, ada juga QC lapangan yang bakal jarang aku temui selama aku berada di laboratorium tetapi ada kemungkinan bertemu ketika aku istirahat. Setelah semua sudah jelas kemudian aku ijin pamit kepada mbak ela, encus, dan yanto tidak lupa aku juga pamit kepada mbak echa dengan menghampirinya di ruangannya.
“mbak, maaf mengganggu, saya mau ijin pulang dulu dan terima kasih atas penjelasan dan sambutannya mbak”
ucapku.
“Oia, sama-sama, jangan lupa senin masuk jam setengah delapan, telat push-up”
ucapnya sambil tersenyum kepadaku.
“Oke mbak siap pokoknya saya itu”
ucapku.
“Ooia ndak usah terlalu formal dengan aku ya”
lanjut mbak maya.
“Owh oke oke siap mbak”
ucapku sembari meninggalkan ruangan mbak maya.
Kepada pengunjung setia kami yang tertarik dengan judi online & slot online, kalian semua dapat mendaftar melalui mendaftar hanya di Royal Win Indonesia