Wild Love Episode 30

Mereka mengerumuni kami

Aku dan wongso kemudian bergerak ke arah pak felix, menghantamkan kayu dan botol kami ke arah orang-orang yang mengerumuni pak felix. Di saat inilah pertahanan kami terbuka, tak ada lagi yang di belakang kami.

Braaaak…. sebuah kursi mengahantam kami berdua, kami terjatuh. Tampak banyak sekali orang yang mengerumuni kami menginjak-injak kami. kulihat pak felix sudah tidak berdaya lagi, aku dan wongso kemudian bangkit, kupegang kaki mereka dan kudorong begitupula dengan wongso. Aku dan wongso kemudian menutupi tubuh pak felix, aku menutupi bagian kepala dan wongso bagian tubuhnya. Terasa sangat perih injakan-injakan ini, aku dan wongso hanya bisa mengaduh dan mengaduh. Disaat itu aku memandang wongso.

“terima ugh kasih ugh rokoknya ughh”

ucapku kepada wongso sembari menerima injakan-injakan.

“Sama ugh ugh sama”

ucap wongso yang mengalami hal yang sama denganku.

“Minggir semuanya”

teriak ilman dan paijo secara bersamaan.

Tawa bajingan-bajingan sangat keras di sekitar kami berdua. Manusia-manusia yang hanya bisa bermain keroyokan dan apa mereka tidak pernah mendengarkan lagu band apa? Yang judulnya STOP WAR! Kalau berani satu-satu. Kupandangi mereka satu persatu untuk mengingat wajah mereka jika aku mati dan gentayangan akan aku cari mereka satu persatu. Tatapan mata yang penuh kesombongan terpancar dari mata mereka semua. Dengan tubuh yang sudah bisa di katakan hancur, aku dan wongso kemudian bangkit dengan saling menopang tubuh satu sama lain.

“SEKARANG SAATNYA KALIAN BERDUA MATI!”

ilman berteriak ke arah kami. dua orang dari cecunguk lucas memberikan sebuah batang besi panjang, ilman dan paijo kemudian memegangnya dan mereka berjalan ke arah kami. Sudah tak ada kekuatan di tubuh kami. kupandangi wongso.

“Wong, ududmu isih (rokokmu masih)”

ucapku pelan.

“entek cat (habis cat)”

ucap wongso kepadaku.

“Sudah… hentikan aku mohon hiks hiks hiks aku mohon hentikan! Lucas, kamu ingin aku ambil aku biarkan mereka hidup”

teriak bu dian.

“Aku ingin mereka mati setelah itu baru aku menikmatimu sayang”

tawa lucas dari dalam cafe. Langkah kedua bajingan ini semakin dekat dengan kami, ujung batang besi digesekannya di lantai parkir ini.

“MATI KAU”

teriak ilman.

“HIYAAAA”

teriak paijo.

Wuiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing… brak…. bruuuuk….

Sebuah batang kayu besar yang sangat panjang melayang mengenai tubuh ilman dan paijo. Mereka tersungkur di hadapan kami, besi yang mereka pegang terlepas dari tangan mereka. Aku dan wongso memandang ke arah asal lemparan kayu itu. Mereka gondes-gondes, bajingan-bajingan, celeng-celeng, asu-asu yang terlalu lama datang, 10 pentil eh pentholan geng koplak. Aku dan wongso kemudian beringsut duduk mencoba menyadarkan diri kami, kuraih tubuh pak felix dan memeluknya. Pak felix hanya tersenyum kepada kami berdua.

Berlalu ke kerumunan

Dalam suasana terkejut, Dewo dengan sangat cepat berlari ke arah kerumunan orang di sekitar kami, dengan cepat di raihnya dua kepala manusia yang sedang tidak siap dan di bentur-benturkan berulang kali dan terakhir di adunya dengkul dewo dengan kepala manusia itu, dan kemudian di tariknya kebawah dua kepala manusia itu hingga terbetur keras di lantai hingga kedua manusia itu tak dapat berkutik lagi, 2 tumbang. Beberapa orang dari mereka yang sudah pulih dari keterkejutan mereka langsung berlari ke arah pentholan geng koplak, begitu pula dengan orang-orang yang memegangi Bu Dian dan Pak felix.

Dengan cepat karyo mengayunkan pukulan keras ke kepala orang yang akan menyerangnya, bugh, jelas saja dia langsung tersungkur, mana ada yang bisa menahan pukulan orang dengan berat 120 kg. Karyo kembali beraksi dengan cepat ke arah satu orang lagi, dia masuk dari sisi samping orang itu dan di peluknya tubuh orang itu kemudian dengan gaya kayang di bantingnya orang itu hingga dari tengkuk orang itu terdengar suara krekkk. Walau beberapa pukulan mendarat di tubuh karyo, dia tidak merasakan apa-apa.

Joko berlari dengan cepat menendang orang yang akan menghantam dewo dari belakang, tepat di tengkuk kepala orang itu. Orang itu roboh dan langsung di injak oleh kedua kaki Joko, kini joko berdiri membelakangi Dewo. Tugiyo dengan tubuh kecilnya berlari dengan lincah, di angkatnya tubuh seseorang dan di bantingnya dengan teknik kayang, Anton yang dengan santai menerima pukulan-pukulan dari orang orang itu. Setiap pukulan yang dapat di hindarinya pastilah akan berakhir dengan bantingan.

3 orang yang yang dengan brutal menyerang anton semuanya tumbang dengan teknik Judo milik anton. Aris dengan wushunya di keroyok oleh tiga orang, aris menghindari pukulan-pukulan keras dari lawannya. Dengan cepat di raihnya selangkangan orang itu dan di pukulnya keras, kemudian dia berada di belakang orang itu dan di tendangnya ke depan sehingga menabrak dua orang lainnya. Di ambilnya sebuah botol yang aku tahu itu adalah botol yang di gunakan oleh ilman dan paijo saat aku tendang tadi. Dua botol itu langsung di hantamkan aris kekepala dua orang yang ada di hadapanya. Satu orang kemudian di naikinya dan di hantam berkali-kali tepat di kepalanya.

Pertempuran yang sangat lihai

Udin, melancarkan sebuah tendangan ke arah selangkangan suruhan lucas hingga sedikit membungkuk. Dengan gesit dia hantamkan siku kanannya ke pelipis kanan orang tersebut hingga terjatuh. Hermawan dengan teknik tinjunya melakukan pukulan jap pada kepala seseorang dan di akhiri dengan bogem mentah pada hidung orang tersebut, dengan gaya nasem hamednya dia menghindar dengan sangat lihai setiap kali pukulan datang ke arahnya.

Pukulan telak oleh hermawan pada perut orang tersebut menjadi akhir dari orang itu berdiri. Andri dengan taekwondonya, membuat sebuah tendangan-tendangan layaknya Hwoarang (tokoh Teken) kepada dua orang di depannya. Setiap tendangan mengenai bagian-bagian vital dari orang-orang tersebut. Ketika mereka membungkuk, satu persatu dari mereka mendapatkan tumit kaki indah Andri pada bagian belakang kepala mereka.

Parjo yang dengan santai menghadapi tiga orang, menggunakan jurus apa entah aku juga tidak pernah tahu. Parjo dengan gemulai menghindari pukulan ketiga orang itu, dan setiap kali mengindari pukulan orang-orang itu parjo mendaratkan pukulan-pukulan keras tepat di wajah mereka bertiga. Posisi parjo yang berada di belakang seorang yang tadi memukulnya, di tarik kedua kaki orang itu hingga jatuh telengkup.

Kemudian parjo melompat dan menendangkan kedua kakinya tepat kekepala dua orang dan kemudian menjatuhkan diri tepat di tengkuk orang yang tadi jatuh telengkup. Dewo meraih kepala seseorang yang kemudian dia tinju dan di lemparkannya kearah Udin, dengan sigap Karyo memeluk orang itu dan di banting dengan teknik kayangnya.

Royal win indonesia entertainment l yuuna suzuki l Wild Love
Royal Win Indonesia Entertaiment salah satu website entertainment yang menyajikan cerita dewasa terlengkap dan terpopuler
Pages: 1 2 3 4 5 6

You may also like...