Wild Love Episode 27
Rasa Malas
Sesampainya di rumah, rumah tampak sepi. Kubuka sematponku terdapat sms dari Ibu, Ibu sekarang berada di rumah tante ratna karena tante ratna ditinggal dinas oleh suaminya dan Ibu di mintai tolong untuk menemaninya hingga besok senin. Ayah pun tidak berada di rumah, dari penuturan Ibu Ayah sedang dinas luar kota. Lengkap sudah penderitaan ini, aku sudah mulai muak melihat kampusku lagi. Kurebahkan tubuhku di kamar, serasa malas untuk memecahkan setiap masalah yang hadir dalam hidupku. KS, Mahesa, Nico, Si Buku, Si tukang, Si Aspal, Pak Koco, Tante Warda kulupakan sejenak semua itu. Ting! Bunyi notifikasi BBM-ku.
From : Ibu
Apapun yang terjadi, seorang laki-laki harus teguh pada pendiriannya
Karena dia adalah seorang pemimpin dan penyayang bagi yang dicintainya
Ibu tidak tahu masalahmu, tapi Ibu bisa merasakan bahwa kamu sekarang sedang gelisah
Bersemangatlah, masih ada Ibu, ingat itu :*
To : Ibu
Terima kasih, aku masih punya Ibu :*
Sebuah pesan yang kembali mengangkat motivasiku, ya aku masih punya Ibu.
Malam minggu telah tiba, aku kirimkan pesan ke Ibu kalau aku akan berkumpul dengan sahabat-sahabatku semasa SMA. Setelah mendapatkan izin dari Ibu aku langsung berangkat menuju warung Wongso. Dengan secepat kilat, penuh semangat aku memacu REVIA. Sampailah aku di warung wongso, dia sedang menghembuskan asap didepan warungnya.
“Wehhh… tumben datang lebih awal cat?”
ucap wongso. Aku kemudian turun dari motorku yang aku parkir didekat motornya lalu aku menuju tempat wongso duduk.
“Di rumah ndak ada orang, daripada telat di maki-maki kamu sama yang lain, mending datang awal. Minta rokoknya”
ucapku.
“Nih… Oh ya kita langsung saja ke TKP bagaimana? Anak-anak langsung ke sana ya aku tapi nanti jemput pacarku dulu, lha cewek kamu itu kemana?”
lanjutnya.
“lagi ada urusan ndak bisa kumpul”
ucapku.
“Wah, dia itu jadi primadona pembicaraan temen-temen kelasku lho Ar”
ucap Wongso yang satu fakultas denganku tapi berbeda jurusan.
“Alah, ndak usah dibahas lagi, ntar kita ketinggalan wong”
ucapku yang langsung menuju ke arah motorku.
“Lagi da masalah kamu??”
ucap wongso yang berjalan disampingku.
“Maybe Yes, MayBe No”
ucapku.
Aku kemudian mengikuti wongso menuju rumah pacarnya, pacarnya sudah menunggunya didepan rumah. Kemudian aku dan wongso melanjutkan perjalanan menuju tempat berkumpulnya Geng Koplak. Tempat kumpul kami berada di sebuah tempat pusat orang-orang berpacaran dan tempat orang-orang nongkrong, tapi malam ini tampak sepi dikarenakan di alun-alun ada konser musik. Di tempat kami berkumpul, ada sebuah taman berbentuk lingkaran di tengah-tengahnya. Taman berbentuk lingkaran itu berada diantara jajaran pohon-pohon besar yang tertata rapi dihiasi pedagang kaki lima yang masih bertahan berjualan walaupun jumlahnya sedikit.
Tampak beberapa sahabatku sudah berkumpul di sana. Aku menghampiri mereka yang sudah berada disana bersama pacar-pacarnya. Salam sapa penuh canda mengiringi pertemuan ini. kemudian beberapa dari kami mulai berdatangan. Satu-persatu mulai berkumpul dan yang terakhir adalah Sudira, lengkap sudah Geng Koplak.
“Lho Ar, cewekmu mana?”
ucap Dira sambil berjalan kearah kami dari motornya.
“Sedang ada urusan Dir”
ucapku kepada Dira.
“Asyik Arya, sendirian jadi kita bisa pacaran dong Ar”
ucap Dira.
“Woi, itu teman sendiri jangan diembat!”
kata hermawan, diikuti gelak tawa kami semua.
“Eh dir, itu dada kenapa gede sekali, diisi berapa lliter balonnya”
ucap Karyo.
“E… e… e… enak saja balon, asli tahu!”
ucap Dira santai.
“masa asli?”
ucap parjo.
“Ngapusinan! (Suka berbohong)”
ucap Joko dan aris bersamaan.
“Aku kasih lihat tapi jangan nafsu lho”
ucap Dira.
“nih…”
ucap dira sembari membuka bajunya.
“EDAAAAAAAAAAN! Asli!”
ucap kami serentak. Langsung pacar-pacar mereka menutupi mata sahabat-sahabatku.
“Sudah diberitahu kok ndak percaya, hayo jangan nafsu, kalau nafsu ndak papa sich, nanti Dira kasih dech”
ucap dira sembari menutup kembali bajunya.
“HUEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEK”
ucap kami serentak yang diikuti gelak tawa kami semua.
“Dari mana kamu dapat susu asli kaya gitu?”
ucapku.
“Dari pacarku dong, dia yang nyuruh aku operasi”
ucap Dira santai.
Canda Tawa
Canda tawa, sendau gurau dan gaya konyol tercurah semua pada pertemuan ini. ada yang berlagak menggoda Dira, ada yang menceritakan kejahilan masa SMA. Ada juga yang menceritakan tawuran dengan Geng Tato. Benar-benar masa terindahku adalah masa SMA, karena ketika kuliah semua teman-temanku adalah orang-orang serius dan genius.
“Ar, tuku rokok kono (Ar beli rokok sana)”
ucap Aris.
“Ndi… (mana)”
jawabku. Dilemparnya uang itu ke arahku, dan aku membeli rokok di pedagang kaki lima.
Saat aku membeli rokok, melintas seorang wanita yang aku kenal, Bu Dian. Dia berada di seberang tempat kami berkumpul, dia berjalan dari kananku menuju ke arah taman bundar. Aku sedikit bahagia mungkin saja dia bisa aku ajak untuk berkumpul dengan sahabat-sahabatku. Tanpa berpikir panjang aku segera berlari mengendap-endap mendahului Bu Dian, dan bersembunyi di salah satu pohon besar didepannya. Ketika aku berlari wongso dan pajo memanggilku tapi aku menyilangkan jariku menyilang dibibirku. Segera aku berdiri dan diam dibalik pohon besar itu. Lama aku menunggu tapi Bu Dian tak kunjung datang. Segera aku mengeluarkan kepalaku dari pohon itu.
Simak juga cerita lainnya di Royal Win Indonesia Entertainment
Situs Entertainment Terlengkap
Kami merupakan salah satu situs hiburan yang menyediakan:
- Slot
- Casino
- Cerita Dewasa
- Entertainment
- Sportbook
- Agent judi
- Fishing
- Togel
- Hiburan
- Judi online
kalian dapat meng-click tautan disini MENDAFTAR ROYAL WIN INDONESIA ENTERTAINMENT!!
Royal Win Indonesia Merupakan salah satu Platform Entertainment Online dengan Provider Terlengkap, Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.
Good write-up. I definitely appreciate this website. Continue the good work!