Wild Love Episode 25
Kegelisahan lainnya
Tiba-tiba Ibu masuk dan duduk di sebelah kiriku dan menempelkan telinganya di sematpon yang aku tempelkan di telingaku.
“Kabar baik dan tentunya bahagia dong, kan KTI yang kita buat juara satu, oh ya sesuai janjiku aku ajak kamu makan-makan, mau tidak?”
“Eeeee… apa tidak merepotkan?”
Tiba-tiba ibu, dengan gerak bibirnya dan pukulan di kepalakku menyuruhku untuk meng-iyakanya.
“Tidak merepotkan, tapi kamu harus memberi saya hadiah dulu, baru nanti saya traktir bagaimana?”
“wah kok begitu bu, kan yang dapat juara Bu Dian, ya seharusnya bu dian yang beri saya hadiah dong”
“Ya tidak bisa, saya maunya ucapan selamat kamu berupa hadiah, gitu ya? Besok minggu kamu kerumah saya nanti kita keluar makan bersama”
“Eh… iya bu iya, tapi apa sebaiknya kita langsung ketemu di tempat makan saja gitu bu, takutnya nanti pacar Ibu tahu terus marah”
“saya tidak punya pacar, saya tunggu kamu besok minggu beserta hadiahnya titik, dah dulu ya ini taksinya sudah sampai rumah. Daaaaaaaaaaaaaagghhhh”
tuuuuuuuuut.
Aku memandang telepon cerdasku seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi baru saja. Setiap kata-kata dari Bu dian mulai aku cerna, baru saja ada kegelisahan ini malah di tambah lagi kegelisahan lain. Banyak pertanyaan belum terjawab eh dapat pertanyaan lagi. Beberapa saat aku sadar bahwa Ibu tiba-tiba melangkah keluar, aku takut jika ibu marah kepadaku. Tapi selang beberapa saat Ibu masuk kedalam membawa sebuah kotak.
“Ini buat Bu Dian, sebuah gelang terbuat dari campuran emas kuning dan platina, ini pemberian Nenek Mahesawati… Berikan pada dia, dan katakan ini pemberian dari Ibu karena kamu lagi kanker alias kantong kering”
ucap Ibu.
“Eh… apa tidak sayang bu? Kan ini milik Ibu”
ucapku.
“Ibu suka sama itu siapa?Dian ya, Ibu mau kamu sama dia walaupun itu mustahul siiiich…. tapi ingat sebelum kamu sama dia kamu harus selesaikan dulu masalah kamu, okay? Are you understand honey?”
ucap Ibu.
“Im Understand Mom, but…”
ucapku.
“Tidak ada tapi-tapian… Ibu tidak akan cemburu, karena kamu kalau dirumah milik ibu… Sudah tidur sana, bobo cantik cintaku cup…”
ucap Ibu sambil mendaratkan kecupan di keningku.
Ibu kemudian meninggalkan kamarku, Aku lepas semua pakaianku dan berganti dengan kaos dan celana pendek. Aku pun merebahkan tubuh dan kutarik selimut menutupi tubuhku. Tubuh yang selama ini tenggelam ke dalam dekapan beberapa wanita.
Pelangi pelangi alangkah indahmu merah kuning hijau di langit yang biru… ringtone sms. Budhe
From : Budhe
Mblooo, kapan-kapan main kerumah budhe
Budhe pengen curhat ma kamu
To : Budhe
Iya dhe, tapi ndak tahu kapan
Banyak kegiatan
From : Budhe
Iya mblo,
Pokoknya kamu harus main kerumah ya mblo
Budhe kangen ma kamu pemgen cerita-cerita lagi he he
To : Budhe
Yaelah, pake cerita-cerita segala, sms aja dhe
Arya mau tidur dulu dhe
From : Budhe
Nggak, kamu main saja
Dasar Jomblo nggak pernah ma cewek
Met bubu arya sayang
Lho, tadi dia bilang mblo sekarang arya pake sayang lagi. Masa bodohlah, yang penting sekarang saatnya tidur pulas.
Aku pun akhirnya terlelap dalam tidurku hingga pagi menjelang. Tak ada yang istimewa selama aku berada dirumah dengan kehadiran Ayahku disini. Aku pun berakting layaknya anak yang baik baginya, setiap pembicaraanya ditelepon selalu aku mencoba untuk menguping. Tetapi semuanya sia-sia tak pernah ada percakapan penting yang aku dengar darinya.