Wild Love Episode 24
Bermain di puting susu
Aku langsung saja menurunkan kepalaku ke arah susunya. Kujilati satu persatu puting susu Ibu, tak lupa pula aku menjilati setiap bagian dari susunya. Doronganku ke susu ibu, membuat Ibu duduk bersandar pada ujung ranjang dengan satu tangannya memelukku dan satu tangannya mengelus-elus dan menekan kepalaku agar semakin bergreliya di susunya.
Dengan bibir yang masih mengulum puting susunya itu, aku berusaha untuk melepas celana dan celana dalam Ibu. Dengan bantuan Ibu yang sedikit mengangkat pinggulnya akhirnya terlepas semua pakaiannya. Kukangkankan kedua kakinya dan kuturunkan kepalaku ke arah vagina Ibu tapi ditahannya.
“arggghhh…. Ibu sedang ingin dimasuki bukan dipermainkan itunya”
ucap Ibu dengan senyum.
Kuraih bantal dan aku letakan di belakang tubuhnya. Dengan posisi siap menembak, di pegangnya batang dedek arya dengan tangannya. Kudaratkan ciumanku di bibir manisnya dan blesss…. masuklah dedel arya di dalam vaginanya. Kugoyang dengan perlahan dan kucoba menikmatinya.
“Arghhh… pelan nakk akittt… ufthhhh… besarr sekalliiihhhh arghhhh…”
ucap Ibu.
Tanpa mempedulikan rintihanya aku angkat tubuhnya untuk duduk di pahaku. Kupeluk tubuhnya, susunya menempel pada sebagian dada dan leherku. Ciuman di daratkannya di bibirku. Ibu kemudian menaik turunkan tubuhnya memompa dedek arya, tampak rasa sakit dirasakannya.
“Terussshhh bu… Ibu senangghhhh kanhhh arghhhh…”
ucapku, sambil ikut menggoyangkan pinggul walau aku kesulitan.
“senaghhh se…ka…lih ouwghhhh….masuk sam… pai kerahim Ibu arghhhh… tempik Ibu penuhhhh arhhhhh semua owghhhhh kontolhhhhmuhhhhh aishhhhh….a arghhhhh… terus digoyaghhh sayangghhh enakkkkkhhhh tempik ibu keenakannhhhh arghhhhh….”
ucap Ibu sambil menengadahkan kepalanya keatas.
“Terus nakhhh bu…wathhhh argghhh temhhpikhhh Ibu keenaakkhhkannn orghhhhh…”
rintihnya.
“Iya buhh… ehmmm… terasa sempithh owhhh buuuhhhh…. hmmmm… Arya keenakan arghhh… tempikh Ibu njepith kontol aryahh… tubuh Ibu hangathhh arghhh… aryah sukaahhh…”
ucapku sambil mencoba menggoyang pinggulku.
“Iya nakhh Ehmmm… nikmathh sekali kontolmu nakhh ibuhh ibuhh arghhh sukaaahh…”
racaunya.
Lama kami memacu dalam birahi ciumanku semakin menjelajah di seluruh tubuhnya. Membuat Ibu menggelinjang geli dan kenikmatan. Usapan-usapan pada punggungnya membuat keadaan ini semakin panas.
Tubuh Ibu ambruk dan bersandar pada tubuhku, cairan hangat mengalir di batang dedek arya yang masih gagah berani di dalam sana. Kuangkat tubuhnya yang penuh dengan keringat, wajahnya pun tak luput dari aliran deras keringat itu. Kudaratkan ciuman pada bibir manisnya. Beberapa menit setelahnya Ibu kemudian bangkit dan menungging di sampingku.
“Ayo sayang, ini kan kesukaanmu”
ucap Ibu.
“Ibuku sayang tahu saja”
ucapku sambil tersenyum.
“Cepetan, Ibu sudah tidak tahan susu Ibu mau jatuh ini lho”
ucap Ibu sedikit bercanda. Tanpa berlama-lama bercakap aku langsung memposisikan tubuhku dibelakang tubuhnya. Kulepas kaos yang masih aku kenakan dan kupegang pinggul Ibu. Diarahkannya dedek arya oleh tangan Ibu ke vaginanya
“Ayo sayanghhh kuwhhh puaskan dirimuhhh argggh puaskanhh Ibuuhhh jugaahhhhhh… kontolmuwh argghh dalam sekali nakkhh tempik Ibu jadi arghhh keenakan owghh lebih dalam nakhhh arghhh lebih kuat lagihh goyangnya… Ibu sukahhh setubuhi rahimm ibuh nakkhh aisshhhh arghhhh”
rintih ibu.
“tentu saja, akan arya berikan kenikmatan padamu bu”
ucapku. Aku mulai menggoyang dan menggoyang pinggulku. Diawali dengan goyangan yang lambat, kemudian aku percepat sedikit demi sedikit.
“Aryaaaaaaaaaahhhh…. tempik Ibu keenakan sayaaanggkuwhhhh…. ehmmmmm aishhhhh aftthhhhhh terus sayangkuh terussshhh erghhhhh goyang lebih kerassshhh ibu mau kamu siram rahim ibu nakhhhh arghhhhhhh”
racau Ibu.
“Iya bu, arya juga keenakanhhh arghhh… nikmat sekali bu… milik Ibu enak… sempithhh… ufthhh”
rintihku.
Permainan yang intens
Gesekan antara dinding vaginanya dan batang dedek arya semakin intens. Kutarik kedua tangan Ibu kebelakang agar bisa menambah penetrasi dedek arya ke dalam vaginanya.
“Arrghhh ehmmmm… terussshhhh masukan lebih dalam lagi… Ibu menyukainyaaahhhh arghhhh… lebih dalam lagi tanamkanhhhh kontolmu di tempikh ibu ya arghhh begituu arghhhh… ibu sukaahhh aishhh… arghhhh… terusshhh sayang ehmmmm aarghhhhh…..”
desahan dan rintihan keluar dari mulutnya. Aku semakin bersemangat menggoyang pinggulku dengan kedua tanganku masih memegang kedua tangan Ibu kebelakang.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…. ”
ucap Ibu yang kemudian ambruk tersungkur kedepan. Aku kemudian memeluknya dan kedua tanganku tepat meremas susunya.
“Hash hash hash hash hash hash….”
suara nafas Ibu.
“kamu hash hash belum keluar hash hash sayang hash hash…”
ucap ibu.
“Pengen keluar dipelukan hash hash Ibu…”
ucapku membalas ucapan Ibu.
Ibu yang tahu maksudku kemudian membalikan tubuhnya dan terlepaslah dedek arya dari vagina Ibu. Dikakanngkan kedua kaki Ibu dihadapanku dan kuletakan di pinggulku. Perlahan aku memajukan dedek arya yang masih tegang dan tegang.
“erggghhhh…pelaaannnnn ufthhhh….”
rintih Ibu yang mengernyitkan dahinya.
“iya sayangku…”
ucapku yang kemudian memeluknya dan mencium bibir indahnya.
Perlahan aku mulai menggoyang pinggulku, kurasakan dekapan kaki Ibu pada pinggulku sedikit erat. Aku kemudian bangkit dan ku letakan kedua tanganku di pinggulnya. Kedua tangan Ibu aku posisikan menyilang diperutnya sehingga susunya tampak sekali menyembul. Aku mulai menggoyang secara perlahan dan perlahan semakin cepat dan cepat. Gesekan dinding vagina dan kulit dedek arya semakin terasa kuat dan mantap. Susu Ibu tampak bergoyang naik turun menambah sensasi tersendiri bagiku.
“Argghh arya… janganhhh…arghhh jangan aishhhhh arghhhh owghhh berhenti… teruss sayang terushhh… kontol ka…mu bu…wat… tempik Ibu enaaaakkkkhhh arghhhhh… terussshhhh sayang…. Hentakan lebih kerashhhh arghhhh owhhhhhhh ehmmmm…. Ibu suka… Ibu kangenhhh kamuhhh… aryaku sayanghhhh…”
rintih Ibu sambil kedua matanya terpejam.
“Iya bu… tempik Ibu enakhhhh hash hash buat kontol arya keenakanhhh arya juga kangenhhh ibuhhh… owghhh… Ibu arya suka sekali tempik Ibu arghhhh…..”
racauku.
Aku kemudian menjatuhkan tubuhku dan memeluk Ibu, kuletakan wajahku di samping kepalanya. Jepitan kedua kakinya semakin erat dan pelukan tangan ibu pada tubuhku juga semakin erat. Goyanganku semakin liar dan semakin membuat aku merasakan gesekan-gesekan itu seperti mengamplas dedek arya.
“terusssh sayangkuh… arghhhhh sirami vagina ibu dengan cairanmuwhh owhhhh nak ibu… suka… ibu cinta kamu nakkhhh arghhhh…”
ucap Ibu. aku mengangkat kepalaku dan hanya mampu memandangnya, terukir senyum kebahagiaan dari kami berdua.
“Ibu ingin kamu sirami, ibu ingin merasakan kehangatan pejumu nakkk arghhhh ibu cinta kamuwhhh owghhh…”
ucap Ibu.
“Iya bu akan ku… siramih… vagina Ibu dengan pejukuh owghhh… arya mau kelaurhh bu…”
racauku.
“Keluarkan… keluarkan di dalam vaginah Ibu…. Ibu juga hampir sampai aryaahhhhh….”
racaunya.
“Aku keluaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarr buu….. cintakuuuuuuuwhhhhhhh”
teriakku dan langsung dipeluknya erat tubuhku, kedua kakinya mengapit erat pinggulku. Terasa cairan hangat dari vagina Ibu menyatu dengan cairanku.