Wild Love Episode 24
Menceritakan kejadian
Akhirnya aku lebih melambatkan motorku dan mulai menceritakan kejadian demi kejadian. Dari awal aku melihat ayah berada dalam mobil BMW hingga rumah tante wardani dan apa yang mereka lakukan terhadap tante wardani selama ini. bahkan sampai kejadian dalam almari dan yang aku lihat beserta pemerkosaan terhadapku.
“Itu benar? Sayang ndak bohongkan sama Ibu? Atau malah sebenarnya yang kamu yang memperkosa?”
tawa Ibu pecah dengan pertanyaan memberondong bagai peluru AK-47.
“Beneran…”
ucapku dengan wajah sedikit bersungut-sunggut.
“Iya, iya percaya sama sayang, Tapi lucu juga ya”
ucap Ibu.
Begitulah Ibu selalu meledekku dalam perjalanan pulang ini. Tak henti-hentinya Ibu mengatakan “Tuan.. Tuan.. tolong saya” hanya untuk meledekku. Mungkin Ibu tahu aku sedikit merasa bersalah kepadanya sehingga dia tidak ingin aku larut di dalamnya. Dia terus menghiburku, kadang mencium-ciumi bahuku. Hingga sebuah pelukan sangat erat mendekapku, sangat erat. Motorku pun semakin aku perlambat.
“Please… keep with me until that time arrives Love me… protect me… hold me tight and save me…”
ucap Ibuku lirih membuat aku menghentikan motorku.
“Of course… and I promise … until that time comes … Love…”
ucap ku membalas.
Dengan tangan kiriku menggenggam tangannya yang memelukku, aku melanjutkan perjalanan hingga sampa di rumah. Ku suruh Ibu tetap di atas motor selama aku memasukan motor hingga sampai pada garasi. Setelah semua aku kunci dengan rapat, Kulepas jaketku dan aku langsung membopong Ibu ke dalam kamarku. Satu persatu sandal Ibu berjatuhan, dengan ciuman hangatnya aku membopong hingga dia rebah di atas tempat tidurku.
Aku tindih tubuhnya dengan tubuhku, hanya ada suara tautan bibir kami. Ibu kemudian membalik posisinya, aku di bawah di tindih oleh tubuh Ibu. Perlahan ciuman Ibu semakin turun keleherku, tangannya mengangkat kaosku hingga putingkku terlihat, di jilatinya dan di mainkannya jarinya di masing-masing putingku. Kegelian dan membuat darahku semakin mendidih.
Sapuan lidah
Lidah itu turun sampai pada perutku dan bermain-main di sana, menunggu kedua tangannya melepas celana jeans dan celana dalamku. Mengeras dan menjulang tinggi bagai mocong tank yang siap untu di gunakan menembak.
“hemm… boleh sayang?”
ucap Ibuku, aku hanya mengangguk disertai senyum pada bibirku.
“Argghhh… ouwhh…. ehmmmmmm… nikmaaaaaaaathhh bu….”
rintihku.
Di jilatinya setiap batang dedek arya dengan sapuan lidah hangatnya. Tampak sekali tubuh kami berdua sedang terbakar dan tak bisa di padamkan hanya menggunakan air. Lidahnya mulai bermain-main di ujung penisku, di lubang pipis dedek arya membuat aku semakin kelojotan merasakan hal ini. Baru aku merasakan nikmat akan sapuan dan permainan lidahnya, tiba-tiba saja dedek arya mulai masuk kedalam lubang hangat. Kuangkat kepalaku untuk menyaksikannya. Kuluman itu semakin membuat tubuhku menjadi sangat panas. Kepalanya maju mundur memompa dan menikmati setiap nano meter batang dedek arya.
terussshhhh bu… enak sekali kulumanhhh Ibuhhh… ouwhhhh…. Arya suka dikulum Ibuhhh… arghhh enakkkkh yahhhh begituhh….”
rintihku keenakan.
Aku merasakan nafsu membara dari Ibu, begitu semangatnya dia mengulum batang dedek arya. Tampak sekali dedek arya kesulitan untuk bernafas. Pertahananku semakin goyah, kuangkat tubuhku dan duduk sambil mengelus-elus kepalanya. Kutarik kepala Ibu dan langsung kuangkat, kudaratkan ciuman di bibirnya.
“ehmmm…. scluppp…. slurpppp… ehmmm….”
desahan kami bercampur menjadi satu. Perlahan tanganku menarik kaos yang dikenakan oleh Ibu.
“Bu, bolehkah arya membukanya…”
ucapku lirih.
“Iya…”
balas Ibu.
“Ehmmm….”
Desah Ibu.
“Kenapa Bu?”
ucapku yang baru saja akan mengangkat kaos yang dipakainya.
“Tidak tahu, ketika kamu bilang mau membuka membuat Ibu semakin merasakan kehangatanmu…”
ucap Ibu, aku hanya tersenyum kepadanya.
Kembali kami berciuman dan ku buka kaosnya hingga terlepas. Perlahan aku buka BH yang menutupi susu itu dan pluup terlepaslah susu itu dari sarangnya. Dengan masih berciuman aku remas-remas susu besar itu dengan kedua tanganku. Jari pada kedua tanganku pun tak luput untuk memainkan puting susunya.
“Arrgghhh…. Arya…. kamu janganhhh erghhhh mainanhh terussss”
rintih Ibu sambil melepaskan ciumannya.