Wild Love Episode 23
Mereka mengahlikan perhatian kepadaku
Wajahku yang sudah tidak tertutup oleh pakaian itu dapat melihat jelas om nico yang seketika mendengar permintaan tante wardani mengalihkan pandangannya ke arah tante wardani tanpa melihat ke arahku. Pintu almari masih terbuka dan pakaian diatasku masih di tangan om nico.
“Dasar Lonthe, main saja dengan mainanmu itu!”
bentak om nico yang seketika itu pula melempar kembali pakaian yang dipegangnya ke arah wajahku. Dibantingnya pintu almari itu dan selamatlah aku. Om nico kemudian mengambil sebuah penis mainan di balik bantal kasur itu.
“Buka tempikmu lonthe!”
bentak om nico.
“Oh tuan, saya mohon tuan masukan benda itu tuan, aku mau jadi mainanmu tuan, masukan tuan”
ucap tante wardani sambil membuka selangkangannya ke arah om nico. Dengan cepat dimasukan penis mainan itu kedalam vagian tante wardani dan dinyalakannya.
“ouwrghhhh tuannnhhh arghhh tuan enaaakkkkhhh arghhhh…”
ucap tante wardani.
“Dasar lonthe, kamu harus dimasuki beberapa kontol lagi biar jadi anjing pemuas”
bentak om nico yang kemudian menyeret tante wardani dan melangkah keluar kamar. Layaknya anjing, tante merangkak dari tempat tidurnya mengikuti om nico. Dengan desahan-desahan karena goyangan penis mainan di vaginanya. Masih didalam almari ini aku sangat bersyukur tidak terjadi apapun kepadaku.
“Fyuuuh hampir saja ketahuan…”
bathinku.
Beberapa saat kemudian terdengar suara om nico keluar dari rumah dan suara mobilnya pun bergerak menjauh. Aku kemudian keluar dari almari kamar dan menuju ke laptop om nico. Kulihat file-file om nico hanya sedikit di dalam laptop itu karena hanya menimpan video, foto dan beberapa dokumen-dokumen penting.
Ku copy semua file yang ada dalam laptop tersebut ke dalam flashdisku yang selalu aku bawa dalam tas-ku. File yang aku copy cukup banyak hingga ke dalam memory sematponku pun penuh. Aku kemudian memasukan ke dalam tasku. Terdengar suara langkah orang naik tangga, ku coba mengintipnya dan ternyata tante wardani yang sudah mengenakan pakaian kembali mungkin karena tadi harus membuka tutup gerbang pintu rumah. Aku pun kemudian duduk di ranjang dan begitu pula tante.
“Apakah tante selalu melakukan itu?”
ucapku.
“Iya, tapi untuk yang tadi tante hanya melakukannya karena tante takut kamu ketahuan… Sebelumnya tante tidak pernah melakukan hal menjijikan seperti itu Ar” ucap tante.
Aku kemudan rebah di atas kasur itu, kucium bau-bau sperma dari kasur itu. Tiba-tiba kedua tanganku ditarik oleh tante dan diborgol di ujung ranjang.
“Arya, maafkan tante, tapi tante benar-benar butuh, mereka tidak pernah memberi tante kepuasan sama sekali, tante juga tidak pernah puas dengan kontol-kontolan itu”
ucap tante yang kemudian perlahan membuka celanaku.
“Tante, jangan, jika tante melakukan itu, aku akan sangat menyesalinya dan bersalah kepada pak koco”
ucapku memohon sambil mencoba mengapitkan kedua buah pahaku.
“Sudahlah Ar, asal kamu tidak mengatakannya dia tidak akan tahu, tante benar-benar butuh, dan kamu satu-satunya laki selain mereka yang masuk kedalam rumah ini”
ucap tante kemudian meremas dedek arya membuat pertahananku jebol. Dilorotkannya celanaku dan celana dalamku.
“Ahh…. besar sekali ar… tante belum pernah mendapatkan seperti ini, ini lebih besar dari punya suamiku dulu, 9-11 lah, ehmmmmmmm, dibandingkan mereka berdua jauh sayang… maafkan tante, tante tidak akan berlama-lama sayang, suamiku maafkan aku”
ucapnya sembari mengulum dedek arya.
“Argghhh tanteehhhhhhh ouwhhhhhhhh jangannhhhhh arghhhhhhh….”
rintihku memohon.
Tante tidak mempedulikan lagi suaraku, dia tetap mengulum dan menjilati dedek arya dengan sangat buas. Di jilatinya setiap bagian dari batang dedek arya dengan lidah manisnya itu, tak ada yang lepas dari lidahnya. Dikulumnya dedek arya, sangat terasa ketika kulumanya berhenti pada ujung dedek arya, di sedot-sedot lubang kencingku membuat aku tak tahan untuk mendesah.
“Arrrggghhh… tantehhhhh ufthhhhh… janganhhhhh arghhhhh…..”
racauku, lama kuluman itu kemudian tante menghentikan kulumannya.
Rintihan kenikmatan
Di pegangnya buah dada tante dan diapitnya dedek arya dengan susu tante itu. Di ludahinya dedek arya untuk mempermudah laju dedek arya di antara susunya. Aku hanya bisa mengangkat kepalaku dan memandang kebawah melihat kegiatan tante, tanganku terikat sangat kuat oleh borgol besi ini.
“Aryahhh… susu tante nikmath kanhhh kontolmu besarhhhh tante ingin walau sekalihhh boleh ya sayanghhh”
ucapnya sambil timbul tenggelam menggoyang tubuhnya agar susunya mengocok dedek arya. Setiap kali dia tenggelam dimasukannya dedek arya kedalam mulutnya.
“clek celk slurp clek celk slurp clek celk slurp clek celk slurp”
bunyi ketika tante mengocok dedek arya dengan susunya serta mengulumnya.
Aku hanya dapat menahan rintihan nikmatku. Beberapa menit setelah tante puas dengan mempermainkan dedek arya. Tante kemudian berdiri mencopot semua pakaiannya dan telanjang dihadapanku. Dia kemudian mengangkang di atas dedek arya. Aku sedikit tertegun melihat keindahan tubuhnya membuat aku tambah ON, Tubuhnya sangat indah, susunya sekal sempurna dan tidak tampak mengendur, wajahnya terlihat sendu dan menginginkan kepuasan, kulitnya putih bersih.
“Ini semua adalah hasil karya mereka, mengoperasiku berkali-kali agar tubuhku kembali menjadi muda lagi, aku sudah memperlihatkannya kepadamu, aku harap tubuh ini bisa memberimu kenikmatan”
ucap tante warda, sembari memegang dedek arya dan mencoba memasukannya.
“Tante, aku mohon janganhhh aaarghhhhhhhh…..”
ucapku tercekat ketika dedek arya memasuki lubang vaginanya. Sangat sempit dan sangat rapat berbeda dengan milik tante ima dan mbak maya. Dibandingkan dengan Ibu hampir sama tapi milik Ibu lebih rapat lagi.
“Maafkan tantehhh owrghhhhh kontol kamuhhhh besarrhhhh ar…. tanteehhh sukaaaahhhh arghhhhhhh….”
rintih tante menahan nikmat, perlahan dedek arya mulai tenggelam dalam vaginanya. Dibenamkannya sejenak dengan mata terpejam menikmati sensasi dari dedek arya.
“owghhhh enaakkkkh sekali ar… tante… lihat susu tantehhh ar… lihatlah… dia bergoyang kegirangan… karenahhhh kontooolllllh arghhhhhhhmuuuhhhh….”
ucap tante arya sembari menaik-turunkan pinggulnya.
“ouwghh arya… kontolmu mengenai rahim tantehhh owghhh nikmathhh ar… aahhhh… tante tidak pernah menikmati seks ini yang paling nikmathhhh aryaaahhhh tante suka kontolmuhhhh owhhhh yaaahhhhh tante sukaaaahhhh…”
ucapnya sembari membuka mulutnya terkadang mengeluarkan lidahnya.
“Argghh tantehhhh owghhhh…. lebih cepat tantehhhhh…. arghhhh…. cepathhhh….”
ucapku agar segera bisa menuntaskan permainan ini.
dengan sedikit menekuk lututku aku kemudian mulai menggoyang pinggulku, aku terhanyut dalam pemerkosaan ini. memang hidup seperti diperkosa, mau tidak mau harus di nikmati, tapi bagaimana jika kita benar-benar di perkosa? Mau tidak mau kita harus menikmatinya juga. Aku sedikit mengangkat pinggulku ketika tante menghentakan pinggulnya kebawah.
“owhhh aryyaaaaaaaaaaaaa… nikmathhhh sekaliiii arghhhhhhhh…. terus sayangkuhhh arghhhh beri tantehhh kenikmatannnhhh arghhhh enaakkkkkhhhhhb sekaliiihhhh owghhhhh… yahhhh kontolmu enak sangat enak, memekku keenakan… ini sangat enak…. arggghhhh”
teriaknya, sambil menggoyang pinggulnya sangat cepat.
“Tantehhh keluarrrgggghhhhhhh aaaaaaa”
teriak tante seketika itu, Tubuhnya kemudian ambruk dan tampak nafasnya tersengal-sengal.
“Kamu belum keluar sayang maafkan tante…”
ucapnya kemudian memelukku dan menggoyang kembali pinggulnya. Membuat gesekan-gesekan antara dinding vagina membuat aku kembali terhanyut dalam permainannya, aku kemudian ikut menggoyang pinggulku.
“Owghhh aryahhh kontol kamu nikmathhh sekalihhhh kamu suka kan vaginaahhhh tantehhhh owghhhhhh… rahim tante kenahhh sodokkhhhh akhhhhh banjiriihhh rahimmm tantehhh denganhhha arghhhh pejumuhhhh arggghhhh”
rintih tante yang kemudian mengangkat tubuhnya dan membusungkan dadanya.
“Tantehhh cepathhhh… aryahhh sudah tidakkhhhh kuathhhh arghhhhh… cepathhh tanthhhh arghhhhh….”
ucapku.
Goyangan kami semakin beradu dalam frekuensi yang sama, membuat tante semakin menggila. Semakin cepat dan semakin kuat cengkraman vaginanya membuat aku kelojotan sendiri.
“Aryahhh tante keluar lagi kontol kamuhhh enaaaaaakkkkhhh….”
teriaknya.
“Aku juga tantehhhh…..”
teriakku.
Crooot… crooot… crooot… crooot… crooot…