Wild Love Episode 20
Memberinya Bonus
Aku kemudian memberikan bonus kepadanya sebuah ciuman pada bibirnya. Aku kemudian mengatakan bahwa aku kesini tidak membawa motor jadi harus ada motor terlebih dahulu. Tante ima kemudian menawarkan mobil tante untuk di pakai dan keluarlah kita bersama-sama tak lupa aku membawa tasku bersama. Aku kemudian mencopot plat nomor di mobil sedan tante ima dan aku ganti dengan plat nomor pada motor matic yang ada dalam garasi.
Aku mengajak tante ima keluar dari kompleks jauh dari kompleks tersebut, sempat aku mendapat protes tante ima tapi dia akhirnya tunduk kepadaku. Walau agak lama akhirnya aku menemukan yang aku cari. Aku menyuruh tante duduk di belakang yang lebih gelap dan Aku berhenti tepat disamping penjual bakso keliling.
“Tante arya pengen lihat ima membuat tukang bakso itu ngecrot, bagaimana?”
Ucapku sambil menoleh kebelakang.
“Tuan, jangan seperti ini, ima takut nanti jika ketahuan, tolong tuan”
Ucap tante ima.
“Mau tidak? Kalau tidak mau kita pulang saja”
ucapku kembali sembari menyalakan mobil.
Tante ima kemudian merajuk dan memohon untuk diperintah olehku kembali. Aku hanya tersenyum melihatnya, aku bangkit dan menuju ke tukang bakso dengan menggunakan penyamaran yang ada di dalam tasku. Kemudian aku memesan satu mangkok bakso dan berdiri di sampingnya yang tak ada pelanggan disitu
“Bang dah lama jualan? Aslinya darimana?”
ucapku.
“Iya mas, dari kota kalung gelang mas?”
Ucapnya.
“Wah jauh dari istri dong, bisa-bisa jadi batu tuuh kalau tidak dikeluarkan”
ucapku dengan sedikit menjerumus ke dalam seks.
“yah, pakai tangan mas kalau ndak ya ditahan”
ucapnya kepadaku.
“Mau gak kalau misal dikeluarkan sama cewek aku”
ucapku.
“Ah mas itu ada-ada saja, masa mas mau ngasih cewek mas ke tukang bakso seperti saya?”
Ucapnya berkelakar.
“Kalau ndak mau ya sudah, aku mau nyari yang mau saja”
Ucapku sembari mengeluarkan dompetku.
“Eh mas, mas beneran? Kalau beneran baksonya gratis”
Ucap pak tukang bakso ini yang terlihat semakin antusias.
“Tapi inget, Cuma boleh pegang-pegang, dikocokin kalau lagi beruntung ya di emut, bagaimana?”
Ucapku.
“Iya mas mau mau, saya siap!”
Ucapnya.
Aku kemudian memarkirkan mobil dekat dengan median jalan, aku perintahkan tante ima untuk membuka jaketnya dan menyingkap roknya ke atas. Terlihat tante ima takut ketahuan dia tutupkan jaket itu ke seluruh kepalanya kecuali dua buah matanya masih terlihat.
“Ima takut tuan?”
Ucapnya.
“Mau tidak? Arya kan sudah bilang pengen yang lain dari ima, kalau tidak ya sudah”
Ucapku mempermainkan psikologisnya yang sudah terbuai oleh nafsu akan dedek arya.
Tante ima kemudian menyanggupinya, aku keluar dan memanggil tukang bakso itu dan menyuruhnya ke pintu belakang yang dekat dengan median jalan. Kemudian membuka pintunya maka terlihatlah tante ima dengan kepala terbungkus jaket yang sedang mengangkang dengan salah satu tangannya menutupi vaginanya.
“jangan lama-lama ini masih sore bang, nanti kalau ketahuan abang akan saya bawa juga ke polisi, oke bang?”
“Oia itu jaketnya jangan dibuka, kalau dibuka hangus rejeki abang”
Ucapku lanjut.
“Siap bos!”
Ucap tukanng bakso.
Perlahan tukang bakso itu masuk dan mulai merangkak, aku kemudian membuka salah satu kaca pintu depan dan kulipat kursi depan mobil. Sambil membungkuk aku melihat tukang bakso itu meraba-raba susu tante ima. Diremas-remasnya susu itu dengan penuh nafsu dan tak lupa dia menyedot-nyedot puting susu yang masih tertutup oleh bra-nya.
“Gilah inihhh boshhhh, besarmmm nyammm slup slurp bangethhhh istri saya tidakhhh sebesar ini”
Ucapnya.
“Eh eehhhh ehhhhhmmmmm”
Rintih nikmat tante ima yang tidak berani bersuara.