Wild Love Episode 18
Dandanan yang mirip baby doll
Aku kemudian melangkah masuk, tak kudapati Ibu. Aku kemudian naik keatas menuju kamarku. Kulihat Ibu memakai kaos longgar mirip dengan baby doll dengan belahan dada yang tidak begitu kebawah, lengannya hanya tertutupi sedikit. Bagian bawah mengenakan celana ketat selutut. Ibu kemudian menghampiriku, rasanya aku sudah kangen sama Ibu dan Ibu sekarang sedang menyambutku.
Aku di tampar oleh Ibu dan aku tertunduk diam di hadapannya. Kudengar Ayah sedang berteriak-teriak tidak karuan dengan orang yang berada dalam telepon genggamnya dan dia melangkah menuju ke pekarangan rumah. Kurasakan Ibu masih berdiri di hadapanku dengan hawa kemarahan yang sangat besar. Aku masih terdiam dan tertunduk.
“Bu maaf”
Ucapku lirih.
“Pergi terus saja, tidak usah pulang sekalian, sekalian saja main sama perempuan-perempuan diluar sana”
Ucapnya sedikit meninggi. Aku hanya terdiam dan tertunduk, aku kemudian mencoba menggenggam lengan tangan Ibu tapi ditepisnya.
“Urus diri kamu sendiri”
Ucapnya sambil meninggalkan aku, Ibu kemudian keluar dan ketika Ibu sudah berada didepan pintu kamarku.
“Ibu tidak tahu selama ini aku mengalami apa, dan Ibu hanya marah karena tidak ada kabar dariku, apakah Ibu juga pernah menanyakan kabarku ketika Ibu berada dirumah tante ratna dan rumah kakek? Aku selalu tanya kabar Ibu tapi Ibu jarang membalasnya, Ibu kalau sudah punya yang baru bilang saja ke Arya, Arya terima!”
Ucapku kemudian menutup dan mengunci pintu.
“Naaaak maafin Ibu naaaak buka pintunya”
Ucap Ibu di balik pintu.
diriku yang masih kesal dengan sambutan Ibu kemudian berbaring dan merebahkan tubuh. Aku tidak menghiraukan ketukab pintu itu lagi, aku rasanya sudah benar-benar sangat kesal. Memang aku salah ketika aku pergi dan tidak mengabari Ibu dan Ayah, tapi kenapa mereka tidak menanyakan kabar aku ketika mereka sedang sibuk-sibuknya. Aku kemudian tertidur dalam mimpiku.
Pagi disambut dengan senyuman Ibu
Tengah malam aku terbangun, kubuka buku-buku mata kuliahku dan aku belajar walaupun sedikit. Karena esok pagi adalah Ujian Akhir Semester aku mempelajari sesuai dengan apa yang harus aku pelari hingga mata ini tak mampu terbuka. Pagi hari aku terbangun, ketika aku keluar dari pintu kamar aku di sambut oleh Ibu dengan senyumannya. Aku hanya melewati Ibu tanpa menggubrisnya, ibu mencoba menahan tapi tak kuhiraukan. Apakah dia tidak tahu betapa aku rindu kepadanya selama ini? Aktifitasku kembali seperti semula, makan pagi bersama keluarga dan berangkat menuju kampus. Ketika di dalam garasipun aku mengacuhkan Ibu tanpa memandangnya sedikitpun aku berangkat kuliah.
Selama 2 minggu aku menjalani Ujian Akhir semester dengan baik dan rasa kesal kepada Ibu. Tapi sebenarnya apa salah Ibu? Kenapa aku marah? Ya mungkin karena rasa kangenku selama ini kepada Ibu membuatku terasa sentimentil ketika harus mendapat perlakuan tidak menyenangkan ketika aku pulang.
Padahal jika di tilik lebih dalam lagi sebenarnya kesalahan ada padaku. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak mau minta maaf sebelum Ibu yang meminta maaf, pokoknya harus seperti itu titik. Setelah dua minggu berlalu aku kemudian masih dalam posisi minggu santai menunggu yudisiumku (terima raport di kuliahan). Dan Yes! IP 3,75 aku dapatkan. Di sela-sela aku berada dikampus bersama teman-teman kampusku termasuk Rahman.
Bunyi telepon dari BU DIAN! aku langsung lari menjauhi teman-temanku dan bersembunyi di balik gedunng kuliah. Sambil menyalakan pasti tahulah apa rokokku, kuangkat telepon dari Bu Dian.
“Ya, halo selamat siang Bu”
“Haloo bagaimana kabarnya Ar?”
“Baik bu, bagaimana dengan bu dian?”
“Saya juga baik, Oh ya ini saya mau mengabari kalau KTI kita bahkan dilombakan lagi ditingkat nasional karena kemarin kita masuk ke tiga besar, jadi ya mungkin kita harus bekerja ekstra keras lagi, bagaimana masih mau membantu?”
“Ohh siap Bu, sekarang Bu Dian dimana?”
“Sekarang saya masih di provinsi di luar pulau, jadi nanti kita saling email saja ya?”
“Oke bu siap, nanti di email saja bu, akan saya bantu kekurangan-kekuranganya dan saya mohon maaf tidak bisa membantu Bu Dian dalam presentasi”
“Iya, tidak apa-apa, tidak perlu minta maaf Ar, nanti kirimi email kamu ya”
“Siap Ibu Dosenku”
“Kamu itu apaan sich, ya sudah, dah dulu ya”
Bu Dian oh Bu Dian andai saja kamu seumuran denganku pasti langsung aku tembak dirimu dengan M-16ku.
Menikmati rokok dan mengirimkan BBM
Kuselesaikan hisapan-hisapan rokokku di belakang gedung, memang sich agak berbau pesing mau bagaimana lagi pada ujung gedung ada kamar mandi dan sekarang aku tepat di belakang gedung yang di belakangku persis adalah kamar mandi. Kunikmati hisapan demi hisapan sambil duduk merenungkan masalah demi masalah yang menghujaniku. Kukirim emailku melalui BBM ke Bu Dian
To : Bu Dian
Email saya Bu
Dari : Lebay
Terima kasih
Kubalas dengan ucapan sama-sama ke BBM bu Dian dan tak ada balasan lagi darinya. Tumben pakai emoticon senyum yang berkedip ada apa dengan Bu Dian? Aku masih terduduk selonjor dengan bau pesing yang mengitari hidungku. Tiba-tiba aku mendengar suara perempuan yang aku kenal.
“Halo Om Nico, apa kabar? Ada apa ya om?”
“Tidak Om, dia sedang sama teman-temannya”
“Kurang tahu om, memangnya kenapa om?”
“APA?! Sebentar om akan saya cek terlebih dahulu karena I-Bankingnya saya tahu passwordnya, nanti saya telepon lagi om”
Percakapan di telepon
Kudengar suara perempuan yang aku kenal di samping gedung tepat di depan kamar mandi, om nico? Apakah om nico-nya Rahman? sebenarnya aku penasaran dengan suara perempuan ini tapi siapa jika sekarang aku memunculkan diriku, bisa gasswat ini. Aku tetap menahan keinginanku untuk mengintip siapa wanita tersebut. Bayanganku terus merangkai setiap serpihan-serpihan wajah dalam ingatanku. Kudengar lagi suara perempuan itu lagi.
“Halo Om Nico”
“Setelah saya cek ternyata tabungannya hanya berkisar di angka 20 juta om”
“Kelihatannya Rahman tidak memiliki tabungan selain yang ini om, karena yang saya tahu cuma tabungan ini saja dan selama ini dia hanya mengambil uang lewat ATM yang saya pegang om”
“Iya om siap, kalau nanti ada kabar lagi akan saya kabari”
Kudengar langkah menghilang dari tempat suara tadi.
Segera aku mengintip ke arah Kamar mandi tadi untuk melihat siapa sebenarnya wanita tadi.
“AJENG! WHAT HELL IS GOING ON IN HERE!??? WHAT THE FUCK!”
Bathinku berteriak
Simak juga cerita lainnya di Royal Win Indonesia Entertainment
Situs Entertainment Terlengkap
Kami merupakan salah satu situs hiburan yang menyediakan:
- Slot
- Casino
- Cerita Dewasa
- Entertainment
- Sportbook
- Agent judi
- Fishing
- Togel
- Hiburan
- Judi online
kalian dapat meng-click tautan disini MENDAFTAR ROYAL WIN INDONESIA ENTERTAINMENT!!
Royal Win Indonesia Merupakan salah satu Platform Entertainment Online dengan Provider Terlengkap, Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.