Wild Love Episode 18

Lahar Panas yang membajiri rahim mbak

Keluarlah lahar panas dari dedek arya meledak membasahi vaginanya, membasahi rahim mbak maya. Aku kemudian kembali memeluknya dan kuposisikan mbak maya sedikit berdiri. Kedua tanganku meremas susu mbak maya dan aku menciumnya. Mbak maya yang tidak kuat lagi akhirnya roboh jatuh ke bawah dengan posisi seperti orang merangkak.

“Baru kali ini enak banget”

Ucapnya lirih, kulihat dedek arya masih menegang dengan sisa cairan yang mengalir di batangnya dan sedikit dari lubang kencingnya.

“Mbak dibersihkan pakai mulut mbak”

Ucapku kepada mbak maya, tanpa menjawab mbak maya kemudian bangkit dan berlutut dihadapanku.

Kemudian dia mulai menjilati sisa-sisa cairan kenikmatan kami di batang dedek arya, aku masih berdiri dan menyaksikan itu seakan-akan tak percaya bahwa selama ini sudah ada 3 wanita takluk olehku tanpa aku meminta mereka melayaniku.

“Mbak, tadi keluar di dalam, mbak ndak takut hamil”

Ucapku sedikit tersengal.

“Malah aku pengen dihamili mas arya”

Ucapnya sambil menghentikan sejenak jilatannya.

“Waduuuuuuuhhhhh”

Ucapku, memang sudah tergila-gila sama dedek arya mungkin mbak maya sampai bisa bilang seperti itu.

“mbak ndak takut ketahuan tadi teriak keras-keras”

Ucapku lirih.

“Dah terlanjur mas, kalau ketahuan ya mau gimana lagi mas, lagian ini malam hari tadi mbak maya kesini juga sudah jam 12 malam, orang sudah pada tidur sekalipun dengar ya paling mereka anggapnya tetangga lagi main”

Ucapnya kemudian mengulum batang dedek arya.

Aku masih berdiri dan kulihat dunhill tergeletak, dengan sedikit membungkuk aku kemudian ambil dunhill yang didalamnya sudah ada korek itu. Kusulut satu dan kujatuhkan lagi. Sambil berdiri dan merokok dunhill kupandangi sawah, bukit dan bulan yang bersinar terang itu.

Semakin Gagah

Dengan posisi itu aku merasa semakin gagah karena ada seorang wanita yang sedang mengulumi, menjilati dan membersihkan dedek arya hingga dedek arya tertidur dalam lelapnya. Aku gagah dengan sinar rembulan menyinari kami berdua.

Mbak maya kemudian bangkit dari berlututnya, rokok dunhill telah habis. Dia kemudian memelukku dengan wajah manjanya dia minta bibirnya di puaskan oleh bibirku. Lama kami berciuman lama kami berpelukan, kami pun menyudahinya.

Kugendong mbak maya untuk aku kembalikan ke dalam rumah tak lupa mengambil jarit yang dia pakai sebelumnya. Aku berjalan dengan menggendong mbak maya ke pintu belakang. Kemudian mbak maya membuka pintu dengan posisi masih aku gendong.

“Mas, aku diantar sampai kamar ya?”

Ucapnya dengan kecupan, aku hanya mengangguk dan kuantar sampai kamarnya.

“Mbak, lha isti kemana?”

Bisikku.

“Aku titipin sama mertua mas”

Ucapnya sambil aku merebahkan tubuhnya.

“Makasih ya mas, kalau mas mau lagi tinggal bilang mas, biar mbak maya semakin rajin merawat tubuh”

Ucapnya lirih, aku kemudian bangkit untuk meninggalkan mbak maya.

“Mas salam perpisahan dulu sama kontol mas”

Ucapnya, dan sedikit menarik pinggangku, mbak maya mengulum dedek arya yang sedang tertidur.

“Sudah mbak jangan lama-lama nanti bangun lagi”

Ucapku, ternyata mbak maya tidak melepaskannya dan masih mengulumnya.

“Kalau bangun bisa pingsan aku mas”

Ucapnya, tanpa dia sadari dedek arya bangun kembali.

“Aduuuhhh mash kok bangun???”

Ucap mbak maya.

“Sudah dibilang jangan lama-lama, sekarang tanggung jawab lagi mbak”

Ucapku sembari naik ke tempat tidur dan memposisikan diriku di tengah-tengah selangkangannya.

“Mas, sudah mashhh mbak maya ndak kuat”

Ucapnya dengan nafas sedikit tersengal-sengal dan tangannya menutupi vaginanya.

“Ssssttt katanya mau jadi lontheku, ya nurut sama aku to ya”

Ucapku sedikit nakal, mbak maya kemudian tersenyum nakal dan membuka kedua tangannya ditaruhnya kedua tangan itu di atas kepalanya.

“Pasrah aku mash dah ndak kuatt”

Ucap mbak maya, aku kemudian memasukan dedek arya, kedua kakinya aku letakan di atas bahuku.

“Eeeeehhhhhhhhhmmmm”

Rintih mbak maya sambil satu tanganya menutupi mulutnya.

“Siap mbak?”

Ucapku berbisik dengan senyuman nakal.

“Siap ndak siap kudu siap mas, lha wong sudah masuk itu terongnya”

Bisik mbak maya dengan wajah sayu penuh kelelahan, tubuhnya tampak layu dengan butir-butir keringat yang masih tersisa membasahi seluruh tubuhnya.

Aku kemudian mulai menggoyang secara perlahan di vagina mbak maya. Melihat mbak maya yang tampak kelelahan aku mempercepat goyanganku, tangan mbak maya kemudian beralih keselangkangnya. Mencoba menahan gempuran pinggulku yang memaju mundurkan dedek arya. Buah dadanya terjepit kedua lengannya tampak semakin membusung indah dengan goyangan naik turun yang dia dapatkan dari dedek arya.

Royal Win Indonesia Entertainment - Wild Love Episode 18 Gambar 18.4
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 18 Gambar 18.4
Pages: 1 2 3 4 5 6 7

You may also like...