Wild Love Episode 18
Mencapai Klimaks Bersamaan
Bersamaan dengan teriakkannya terasa air hangat mengalir di sela-sela vaginanya membasahi batang dedek arya. Mbak maya kemudian memelukku dengan sangat erat membuat aku semakin gelagapan untuk bernafas, bagaimana tidak? susu gan susu suhu nempel di wajah kamu menyumbat hidung kamu. Aku mencoba untuk bertahan dengan tidak bernafas cukup lama dan akhirnya longgar juga pelukan mbak maya.
Butiran-butiran debu eh butiran keringat mengalir di sekujur tubuhnya seakan-akan habis lari berkilo-kilo jauhnya. Aku melihat mbak maya sedikit ngos-ngosan tidak membuat aku merasa iba terhadap dirinya. Segera aku turunkan dari pangkuanku dan aku arahkan mbak maya untuk menungging sambil berdiri.
Ketika aku mengarahkan tubuh mbak maya tangaku menyenggol dan memukul dunhil yang didalamnya ada koreknya aku tidak begitu mempedulikannya. Kemudian Kedua tangannya memegang tiang di depan kamar ini (kamar belakang mempunyai teras sehingga ada sedikit atap yang mempunyai tiang). Aku dan mbak maya sekarang sama-sama berdiri di atas tanah.
“ini apa laghi? Aku ndak kuat”
Ucapnya sedikit tersengal.
“Terserah mash aryah pokoknya aku nurut mash mau diapakan sajah jadi lonthemu aku juga mauh mashhh enak owk”
Ucapnya tersengal-sengal.
“Kalau lonthe enggak mbak, aku pengennya mbak maya jadi wanita lemah lembut yang nurut sama aku”
Ucapku sedikit nakal ke mbak maya.
“Iya mashhh terserah mash aryahhhh”
Balasnya.
Perlahan aku pegang pantat indah mbak maya dengan perlahan dan lembut. Kubuka sedikit dan kumasukan dedek arya ke dalam vaginanya. Tiba-tiba tangan kanan mbak maya memegang dedek arya dan mengarahkannya.
Masuklah dedek arya kedalam rongga kenikmatan mbak maya. Perlahan aku tekan dedek arya ke dalam dan lebih dalam membuat kepala mbak maya terdongak keatas dengan mata terpejam. Akupun mulai menggoyang dengan penuh semangat dengan kedua tanganku berpegang pada pinggang mbak maya.
Merasakan rindu
“Terushh mas enak kontol mas enak dalemmmhh bangethhhhh oufthfttffffffhhhhhhh kenthu aku mash ouwhh kenthu aku ouwhhggghhh yang dalemmm massshhhh”
Rintihnya.
“Tempik mbak maya juga enakhhhh ahhhhhhhhhhh tambah sempithhh aaaaahhh”
Ucapku.
Tiba-tiba terbesit rasa kangen terhadap Ibuku, bu di mana Ibu sekarang, aku benar-benar kangen. Setiap aku melakukannya dengan wanita selain Ibu aku kurang bisa menikmatinya walaupun sebenarnya aku butuh. Kucoba melupakan apa yang terbesit di dalam pikiranku, kucoba konsentrasi untuk memuaskan wanita yang sedikit berubah menjadi liar ini. kugoyang semakin keras dan semakin cepat, membuat mbak maya semakin merintih kenikmatan karena dedek aryaku.
“Kontol mash Arya enak ouwwwwwwwwwhhhhh nusuk dalem banget tempikku uwenaaakkk aaaakkkhhhhh”
“Tempiku enak di goyang mas Aryyaaaaaaahhhhh ouefth aisshhhhh aku pengen dikenthu teruusssshh ouuwwhhh kenthu enakk kenthu sama mas aryyaaaaaaaaahhhh”
Aku hanya terdiam dengan nafasku semakin tersengal-sengal.
Mendengar rintihan mbak maya semakin meracau, dengan sigap aku membungkuk dan memeluk mbak maya dengan kedua tanganku meremas susu mbak maya. Memang ketika dalam posisi ini hentakanku kurang begitu keras tapi aku tak tahan melihat susu mbak maya yang terlihat dari samping walaupun terlihat sedikit itu hampir jatuh. Kupeluk erat tubuhnya dengan kedua tangan meremas kedua susunya.
“Ayo mashh ter rushh ahhhhh.”
“Kenthu kenthuuuuhhhh tempikkuhhh mashhhh”
“Aku pengenhhh mbokhhh kenthuhhhhh ter russsshhh aahhhhhhh”
Lama aku menggoyang tampak tubuh mbak maya semakin liar bergoyang ke kanan dan kiri.
Kulepaskan pelukanku. Kupegang pinggang mbak maya, kuhentakan lebih dalam dan lebih keras lagi. Mbak maya hanya menjerit nikmat.
“kontol enaaaakkkkhh”
Rintihnya semakin gila dan liar.
“aaakkkkkuh maaauh kel luar mashhh”
“lebihhh kencenghhhh aaaaaahhh”
Rintihnya menuju puncak.
Aku hanya mampu menengadah keatas sambil terus menggoyang menikmati setiap sensasi yang diberikan oleh vagina mbak maya.
Terasa linangan air hangat dari vagina mbak maya, tampak mbak maya kemudian menghela nafas yang panjang. Aku berhenti sejenak, mbak maya kini mencoba berdiri aku memeluknya dengan sedikit membungkuk dengan posisi dedek arya masih tertancap di dalam vaginanya. Mbak maya kemudian menoleh kebelakang dengan mulut terbuka langsung aku daratkan ciuman pada bibir manisnya.
Dia semakin menikmati
“Mas enak mas, bapak ma suamiku ndak pernah bisa buat aku gila seperti ini”
Ucapnya lirih.
“Mbak, lagi ya”
Ucapku penuh harap agar aku bisa segera selesai, mbak maya hanya menganggukan kepalanya saja.
Kutarik tubuh mbak maya ke tengah-tengah diantara kamar dan kamar mandi secara perlahan dan tetap aku cium bibirnya tanpa harus melepas dedek arya. Kuarahkan pandangan mbak maya menuju sawah dan bebukitan yang pernah aku lihat ketika aku pertama kali berada di belakang rumah pak roto ini. Dengan segera karena aku sudah sedikit merasakan sensitif pada ujung dedek arya, aku posisikan mbak maya agak sedikit menungging dan kedua lengannya aku pegang dengan kedua tanganku.
“Mbak, belum pernah main sambil lihat pemandangan kan?”
Ucapku.
“Belum mas, mas arya bener-bener buat mbak gila, ini pertama kalinya mas”
Jawabnya.
Tanpa babibu langsung aku menggoyang tubuh mbak maya dengan sangat keras. Pada goyangan pertama aku hentakan dedek arya dengan sangat keras kemudian aku memaju mundurkan pinggulku dengan secepatnya agar aku bisa mendapatkan puncak kenikmatan.
“Enakkhhhh aish ufthh tempiku keenakkkkkhhhhaaaannn aaaahhhh kontolmuwh aahh aahh aahh aku cinta kontolmuwh massshhhhh”
“Kontolmu bikin ngilu tempekkkuuuuhhh masshhhh aaaaaaahhhhhh”
“Aku meh methu maneh mashhhhh (Aku mau keluar lagi)…. aduhhhh aishhhhh aftttthhhh aaaaaaaahhhhhh”
Aku semakin menggila kurasakan denyut nadi dedek arya berdetak semakin keras.
Kupercepat goyangan pada pinggulku, semakin cepat dan cepaaaaattt! Ya harus cepat, aku sudah tidak tahan, aku ingin segera mengeluarkannya di tempik wanita ini, wanita pemuasku ya aku harus segera mengeluarkannya! Ibu aku kaengeeeen banget sama Ibu.
Crooot… crooooot… crooot… croooot… crooot…