Wild Love Episode 18
Mendaki susu
Segenap kekuatan aku lakukan tapi aku sudah tidak tahan lagi aku ingin menuju ke arah selangkangan yang indah itu. Jilatanku kuarahkan di lembah susu mbak maya turun turun dan turuuuunnn. Kurenggangkan kedua paha indah nan putih itu dan terbukalah sebuah liang kenikmatannya. Perlahan aku majukan bibirku dan kujulurkan lidahku. Lidahku menyapu bagian bawah vagina mbak maya hingga keatas bibir vaginanya. Dengan perlahan aku bolak-balik menyapu vagina mbak maya.
“Aaaaaah mashhhh teruuuuussss dijilat yang dalem mashhhhh aisssshhhhh”
Rintihnya.
Lidahku ini kemudian menyeruak ke dalam vagina mbak maya dan kupermainkan di dalam vaginanya. Pinggul mbak maya terangkat keatas membuat aku semakin bersemangat memainkan lidahku di dalam vaginanya.
“Ahhh mash kok tambah enak gini ahhh tempikku keenakan mashhh ouwhh jilatiiiihh yanggg kerassssh anget bangethhhh masshhh lidahh muwhh ouwhhh aisssshhhhh”
“Terus mashh ash ah ah ah aaaahhh”
Rintihnya kembali.
Aku kemudian memasukan jariku, dan bibirku kualihkan keklitorisnya. Kusedot-sedot dan kumainkan klitorisnya dengan bibir dan lidahku. Jariku masuk menyeruak dan mengocok vaginanya. Paha kiri mbak maya aku letakan di atas bahu kiriku jadi aku lebih leluasa dalam menikmati vaginanya. Lama aku bermain di situ membuat mbak maya tidak tahan dengan kenikmatan itu.
“Ter rushhh masshh tempikku enak mas jilati terussh mashh aku suka kamu jilati jilatanmu enaaaakkkhhh itilku… itilku aissshhhhh sedoooth terusss mashhhh enaaakhh bangeettthhhh aah eeeeh oooogggh aaah aaissssshh kocok kerrrrrassss mashhh ouwhhh enakkhhh essshhhhh edaaaan enaaak mashhhh”
“Aku keluaaaaarr ahhhhh kontol kontooool aku pengen kontolmuhhhhhhhhh massshh aryaaaahhhh”
Teriak mbak maya sembari mengangkat pinggulnya keatas, menggelinjang.
Kurasakan cairan kenikmatan itu mengalir melalui jariku segera aku menangkap pinggul mbak maya dan kusodorkan bibirku ke vaginanya serta kuhisap cairan kenikmatan itu. Setelah mbak maya terlihat lebih tenang akhirnya aku memberinya waktu beristirahat.
Belum pernah merasa sehebat ini
“Belum pernah mbak maya merasakan sehebat ini, tadi siang juga sama”
“Istirahat dulu mas”
Ucapnya dengan tubuh telanjang yang tergeletak lemas di depan kamar, aku hanya tersenyum kepadanya.
Kulihat dunhill masih tergeletak di depan kamarku. Kuraih dan kuhisap sebatang dengan posisi menyamping mbak maya. Kulirik dia masih terpejam dengan nafas yang sangat kelelahan. Kujulurkan kakiku kebawah teras kamar ini, karena kamar ini memang di buat agak sedikit meninggi dari area sekitarnya. Lama aku menikmati dunhill mild hingga setengah batang telah menjadi abu.
Mbak maya bangkit dan jongkok di depanku, di lepasnya celana kolorku. Aku melihat tingkah mbak maya hanya tersenyum. Elusnya secara perlahan dan tenang di pandanginya dedek arya dengan seksama.
“Gede ya mas, pasti banyak yang suka ini”
Ucapnya.
“Dari sananya mbak, kalau banyak ya saya tidak bakalan sama mbak maya”
Ucapku sedikit cengengesan.
“jadi yang suka sedikit ya mas? Untung saja sedikit kalau banyak mbak tidak kebagian”
“Kemarin mbak maya sudah kasih kopi, hari ini susu, sekarang mbak maya mau permennya mas Arya”
Ucapnya sedikit nakal dengan meliriku yang sedang menikmati batang dunhill di tangan kananku.
Tak main-main, bibir tipis mungil mbak maya langsung melahap dedek arya dengan perjuangan yang sangat berat. Terlihat mbak maya mencoba memasukan semua batang dede arya tapi tak mampu, dengan masih menyisakan sedikit batang yang tidak terkulum mbak maya memaju-mundurkan kepalanya dengan sapuan lidah disetiap batang dedek arya.
Dengan bertumpu pada tangan kananku, tangan kiriku mengelus rambut mbak maya dengan lembut. Terlihat sosok wanita berumur 30 tahun dengan tubuh telanjang sedang menikmati batang permenku, batang dedek arya sesekali aku menekan kepala mbak maya lebih dalam ke arah dedek arya.
“Mas jangan ditekan, kontolnya itu panjang besar, bisa tersedak mbak”
Protesnya yang ketika aku menekan kepalanya kemudian meronta dan melepaskan kulumannya.
“Sabar kenapa nanti juga dapat yang lain”
Lanjutnya dan kembali mengulum batang dedek arya kembali.
“Ya mbak oufthhhh terus mbak nikmatihhhh emuthh mbak essshhh ehmmmm ayohh mbak emuttthhh kontolku, kulum emuthhhhhh”
Rintihku, kemudian aku angkat tangan kananku dan aku hisap dunhill yang tersisa kemudian aku membuangnya.
Permainan di alam terbuka
Kupegang kepala mbak maya dengan kedua tanganku. Lama dia mengulum dan menikmati sensasi permainan di alam terbuka. Aku kemudian menarik kepalanya
“Mbak dijilati mbak kontol arya”
Ucapku, langsung dia memegang batang dedek arya di tekan ke atas perutku dan di jilatinya dari bawah. Membuatku merebah dengan bertumbu pada kedua siku tanganku.
“Mbakhh dijilat dibawah telurku mbakkhhh akkhhhh”
Rintihku, dengan sigap mbak maya menjilati bagian bawah zakarku kadang mengulum-ulum zakarku dengan bibir manisnya itu.
Kepalaku menengadah keatas dan membuat sensasi yang lebih dahsyat lagi. Beberapa menit setelah itu mbak maya bangkit dan berdiri dihadapanku, kupandang tubuhnya dengan senyum nakalku.
“Mas, ayo dimasukin mbak sudah pengen”
Ucapnya kepadaku.
“Ya dimasukan to mbak”
Jawabku.
“Lho, ya mas yang masukin kok malah saya itu bagaimana?”
Balasnya memelas kepadaku.
“Sini, mbak sekarang mbak jongkok di atas kontolku dan dimasukan”
Ucapku.
“Lho kok malah saya yang diatas mas?”
Tanyanya.
“Katanya pengen gaya-gaya”
Ucapku dengan senyuman nakal yang kemudian menarik tubuhnya kearahku. Kukulumi kedua susunya dan kemudian aku arahkan dia untuk jongkok di atas dedek arya.
“Mbak, kontolku di pegangi mbak biar pas masuk ke tempik mbak maya”
Ucapku, mbak maya yang sekarang dalam posisi jongkok kemudian dengan tangan kanannya memegang dedek arya. Diarahkannya dedek arya ke dalam liang senggamanya. Perlahan secara perlahan sensasi kejepit aku rasakan dari setiap nano meter batang dedek arya.
“Oefthhhhh besar mas, susssaaaahhhhhhh kontol kontolmu geddddehhhh ouwhhhh tempikku gak muathhhhhh asssshhh ehmmm aduuuuhhhh aaaahhhhh”
“Oufth mas mbak ndak khuuuuaaaathhhh ni kontolh apa teroooongghhhh aaahhh sobek vaginaaakuuuhh masssshhhh ouwhhhh”
Rintihnya yang kemudian dia memeluk kepalaku. Terlihat wajahnya meringis kesakitan dan batang dedek arya sangat pelan sekali masuk ke dalam vagina mbak maya.
“Aduh mash ini kontol apa terong mashhhh aufthhh”
“Sakiiith masssshhhh ahhhhh”
Setiap rintihan dari mulutnya beriringan dengan tenggelamnya dedek arya dalam vaginanya.
“Tapi sukakan mbakhhh aaaaahhhhh?”
Ucapku kepada mbak maya, mbak maya hanya mengangguk dan terus mencoba menekan masuk dedek arya ke dalam vaginanya yang sempit dan sedikit agak keset, mungkin karena cairannya sudah mulai mengering.
“Uedian tenan mas kontol mas arya dalem banget terasa nyampe rahimku mashh ehmm kamu yang pertama mas nyampeh situh aaaaah”
Ucapnya tersengal-sengal sambil sedikit melonggarkan pelukannya dan memandangku dengan wajah ngos-ngosannya.
“Ayo mbak digoyang”
Ucapku menggodanya.
“Digoyang gimana mas, goyang kontol ndak papa mas, ini terong mas gede, ndower tempikku mash”
Balasnya.
“Ya sudah, mending selesai sekarang saja mbak”
Godaku kepada mbak maya.
“Jangaaaaaaaaan maaaaaaaas, biar didalem dulu, enak ini mas ndak punya tempik jadi ndak bisa ngrasain enaknya dimasuki kontol terong”
Ucapnya sedikit tersengal-sengal.
Aku masih menunggunya untuk beraksi, lama aku menunggu tapi tak ada aksi dari mbak maya. Dengan sedikit memaksa aku angkat tubuh mbak maya dan aku turunkan kembali. Mbak maya kaget dengan aksiku kemudian meyuruhku diam. Mbak maya mulai memompa perlahan tubuhnya, perlahan dan perlahan.
Goyangan itu semakin lama semakin cepat dan menggila. Aku hanya tetap duduk dan bersandar pada kedua tanganku. Pandanganku terhalang oleh kedua susu besar mbak maya ini yang terguncang naik turun seperti piston pada iklan motor.
“Aduuuhh kontol kontoollll mu enak mas nyampe daleeemmhhh ouwhhh kontolh ah terongggh aissshhh dalem bangethhh ooooh duh make pake aaaahhhh tempikku sobeeekkkk aaaahhhhhh”
“Kontolmu enak tenaaaannnhhhh aaaah aaaaaaisssshhh oufthhhh enak banget ouwh enak banget ouwhhhhh yakin msh enake puolhhh mass”
Semakin cepat dia menggoyang, erangan kenikmatan semakin keras terdengar.
Semakin erat pula pelukannya dikepalaku membuat aku sulit bernafas karena tersumpal oleh susu indahnya ini.
“Haduh mash mash ahhhhhh baru inighhhh ahhhhh tempikku keenakan mashhh”
“Enaakhhh tenaaaaaaanhh rassanyaaahhh aaahh uenakkee puoollllll aishhh ouwhh oggghhhh edan aku kedanan kontolhhh mashhh aryahhhhh aaaaaaah”
“Terus mbak, enakh TEMPIKMU ENAK MBAK! Ouwhhh tempikmu nyepit kontolku aaahhhhh enak mbakkhhh”
Teriakku yang terhalang oleh susunya, membuat mbak maya semakin mempercepat goyangannya.
“Aku lonthemu mashhh aaahhh aku mau kamu kenthuuuu setiaphhh hariiiih ahhhh enakhhh tenanhhhh aishhhh ouwhhhh dalem banget tempiikku dag gak kuatttthhhhh aaaaahhhh”
“Mas, aku mau keluarhhh ooouwwwwwhhhhh aku mau keluarhhhh kontolmu buat aku keluarhhhh aaaaaahhhhhhh”
“KONTOOOOOLLLLLMU ENAAAKKKK”
Teriak mbak maya seakan-akan tidak mempedulikan lagi sekitarnya.