Wild Love Episode 17

kakek dan nenek yang di ancam akan di bunuh

Itu di karenakan Ayah dan Om Nico salah dalam pergaulan hingga membuat kakek dan nenek kelimpungan dan sering berurusan dengan polisi. Kelakuan Ayah dan Om Nico berlanjut dengan suka main judi, hingga semua harta kakek dan nenek ludes.

Bahkan ketika itu kakek dan nenek di ancam di bunuhnya jika mereka tidak melunasi hutang-hutangnya. Dengan terpaksa kakek dan nenek menjual semua kekayaan mereka tapi tetap tidak cukup. Kemudian Ayah mendengar kabar jika dulu kakek Ayah (Ayah dari Kakek Wicak) pernah bercengkrama mengenai menikahkan cucunya.

“Pada dasarnya itu bukanlah janji, melainkan hanya candaan kakek buyutmu seandainya tidak di laksanakannya pun itu tidak melanggar janji kakek buyutmu”

Ucap kakekku, aku hanya memandang kakek dan masih setia mendengarkan cerita dari mereka.

Ayah kemudian memaksa kakek dan nenek agar membuat pernikahan antara Ayah dan Ibu terlaksana. Kakek dan nenek menolak tapi ancaman di bunuh membuat mereka akhirnya tunduk pada kemauan Ayah.

Ayah memaksa Kakek dan Nenek untuk berbohong kepada kakek Warno dan nenek Ayu jika itu adalah janji yang harus di lunasi. Karena pada dasarnya kakek warno dan nenek ayu tidak tahu menahu soal itu, mereka akhirnya menyetujuinya.

“Tujuan Ayahmu adalah bisa menjadi pejabat di daerahmu, dan mengeruk semua uang di daerahmu itu. Arya tahukan jika dulu kakek warno adalah seorang kepala daerah”

Ucap kakek, dan aku hanya menganggukan kepala.

Setelah pertunangan

Setelah pertunangan itu, karena terbelit hutang yang sangat besar mau tidak mau Ayah harus segera mendapatkan Ibu dan terjadilah pemerkosaan itu. Semua rencana itu dibicarakan di rumah kakek, kakek yang mengetahuinya kemudian mencegah mereka tapi yang di dapatkan adalah pukulan dan cacian dari mereka berdua. Hingga pernikahan selesai di langsungkan, Ayah tidak pernah lagi menjenguk Kakek dan nenek.

Kakek dan nenek di larang menjenguk cucunya yang ketika itu lahir, ya menjengukku. Mereka Kakek dan nenek terus memaksa ingin bertemu denganku tapi yang di dapat oleh kakek dan nenek adalah sebuah balasan yang selama ini tidak diharapkan orang tua dari anaknya. Kakek dan nenek kemudian di miskinkan kembali oleh Ayah, dengan cara menjual satu-satunya rumah milik mereka. Pada saat itu kakek dan nenek tinggal di gubuk kecil di desa banyu abang.

“Pernah saat itu, kakek dikirimi uang oleh Ayahmu, ketika kakek bertanya ini uang dari hasil kerjanya atau mengambil hak orang lain. Ayahmu langsung marah-marah tak tentu dia menyeret kakek dan nenek di tengah jalan mencaci maki dan bahkan meludahi”

“Di bilangnya kakek dan nenek adalah orang tua tidak tahu diuntung”

Ucap kakekku, mendengar itu hatiku terasa berdetak semakin kencang, semakin panas terbakar oleh api kebencianku.

Hingga suatu hari kakek dan nenek memutuskan untuk pindah ke desa banyu biru dengan tujuan menghindari anaknya. Pernah sesekali Ayah mencari kakek dan nenek, tapi penduduk desa bungkam akan keberadaan kakek dan nenek. Karena mereka tahu Ayah akan menyiksanya lagi. Hingga sekarang di desa banyu biru ini kakek masih mendapatkan pelayanan layaknya seorang juragan dari penduduk desa, karena kebaikan-kebaikan yang dilakukan dari masa lampau.

Ketika Masa Jaya

Ya, kakek selalu mencoba untuk berbagi ketika masa jayanya, menyekolahkan anak tetangga, menikahkan mereka yang kekurangan biaya, membangunkan rumah-rumah penduduk dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan yang tidak bisa dilupakan oleh mereka semua.

“Pak’e kayane wes cukup wektune (pak, kelihatanya sudah cukup waktunya)”

Ucap nenek kepada kakek yang tidak pernah aku pahami dan mengerti. Kemudian nenek mengambil sebuah kalung dari dalam kenditnya.

“Jika suatu saat nanti, Mahesa terjatuh dan tersungkur perlihatkanlah kalung ini”

Ucap nenek kemudian mereka berdua memelukku.

“Kakek sayang kamu Arya”

“Nenek sayang kamu Arya”

Ucap mereka berdua.

“Jadilah laki-laki yang disegani kawan maupun lawan, bersikaplah bijaksana, tanggung jawab dan jadi orang yang selalu bisa mengayomi orang kecil”

Ucap kakekku yang kemudian erat memelukku begitu pula nenekku.

“Kakek dan nenek sangat bahagia, Arya mencari kakek dan nenek, ini kebahagiaan kami yang kedua setelah melihat Ayah kamu lahir dulu”

Ucap nenekku, pelukan mereka begitu erat posisiku masih dibawah mereka, sambil berlutut akupun memeluk kakek dengan sangat erat.

Kurasakan hangat tubuh mereka dalam dekapanku aroma wangi tubuh mereka tercium di sela-sela udara yang masuk dalam hidungku.

Lama kami berpelukan karena memang aku sangat rindu dengan mereka, mungkin bukan rindu tapi rasa ingin bersama mereka selalu, jika rindu kan sudah pernah ketemu kemudian tak pernah bertemu lagi dalam waktu yang lama. Kepala Kakek dan nenekku berada di kedua bahuku terasa ciuman hangat di kedua bahuku begitupula aku secara bergantian aku menciumi bahu mereka.

Lama kami berpelukan hingga akhirnya aku merasakan hal yang aneh pelukan yang semula erat menjadi sangat lemah, deru nafas yang mengalir di bahuku menjadi sangat pelan hingga tidak terasa. Tiba-tiba tubuh mereka yang semula mereka sendiri yang menahan beban tubuhnya kini roboh ke arah tubuhku . Kurasakan tak ada lagi nafas yang di bahuku.

Royal Win Indonesia Entertainment - Wild Love Episode 17 Gambar 1.2
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 17 Gambar 1.2
Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8

You may also like...