Wild Love Episode 16
Wild Love (Episode 16)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 16 Di sebuah gang kecil dan sempit ini aku memarkirkan motorku di depan sebuah rumah yang sangat sederhana. Mencoba menemui seseorang yang ingin aku investigasi layaknya seorang detektif. Ketika laki-laki itu membukakan pintu dan melihat wajahku, dia terkejut seakan-akan melihat sesosok bayangan di masa yang telah berlalu. Wajahnya yang berubah drastis seakan-akan alergi terhadap seorang pendatang.
“Hah?!”
Ucapnya dengan terkejut.
“Maaf pak, apakah bapak bernama sukoco?”
Tanyaku, dalam hati aku merasa heran kenapa laki-laki ini terkejut ketika melihatku.
“Bukan, bukan, saya tidak kenal dengan dia”
Jawabnya yang kemudian akan menutup pintu tapi aku tahan dengan tangan kananku, terlihat ukiran ketakutan di raut wajahnya.
“Maaf bapak, saya hanya ingin bertemu dengan Bapak Sukoco dan saya tidak ada maksud apa-apa, mohon bapak bisa mengerti”
Ucapku perlahan, kemudian laki-laki itu memandangku dengan tatapan tajam, memperhatikanku dengan seksama.
“Saya Sukoco, ada perlu apa saudara kemari?”
Ucapnya kepadaku.
“Saya hanya seorang mahasiswa dari universitas sabarin, saya kesini ingin berbincang dengan bapak, apakah saya bisa duduk bersaman dengan bapak?”
Ucapku, Bapak Sukoco akhirnya mau menerimaku dengan sedikit terpaksa.
Aku kemdian di persilahkannya masuk ke dalam rumahnya. Tampak dia masuk ke dalam dan mengambil dua gelas teh hangat untuk kami berdua. Di awal saya hanya berbincang mengenai kondisi di daerah ini selayaknya mahasiswa yang harus menyelesaikan tugas tanpa mengenalkan siapa nama saya sebenarnya. Agar lebih akrab aku memanggilnya Pak Koco seperti halnya orang-orang memanggilnya.
Pak Koco memang tidak begitu terkenal di daerah pantai-pantaian di karenakan baru tinggal, hanya segelintir orang yang mengenalnya. Pertanyaan demi pertanyaan akhirnya merembet ke pekerjaan dia dan memang betul dia adalah penjaga losmen tersebut di waktu Ibu di perkosa. Dan akhirnya kita mengobrol santai dan situasi memang aku buat seakan-akan tugas kuliahku selesai.
“Pak, jenengan (Anda) kenapa terkejut ketika pertama kali melihat saya?”
Tanyaku kepada lelaki ini sambil menyulut sebatang Dunhill Mild.
“Aku itu cuma kaget mas bukan berarti apa-apa?”
Jawabnya.
“Ouwh saya kira saya itu mirip dengan seseorang di masa lalu bapak tapi ya ndak mungkin ya pak ya”
Ucapku cengengesan mencoba menyelidiki.
“Tidak mas, sebenarnya sekilas wajah kamu mirip dengan seorang wanita tapi aku lupa siapa dia hanya saja bukan wajahnya tapi kulit putih kamu itu yang mirip sama masnya”
Ucap pak koco.
“Jika saja saya ada hubungannya dengan wanita tersebut bagaimana pak?”
Ucapku langsung ke poin utama.