Wild Love Episode 15
Wild Love (Episode 15)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 15 Rumah ini adalah rumahku, rumah pemberian Kakekku kepada kedua orang tuaku. seorang wanita paruh baya sedang duduk termangu di ruang TV dengan seorang laki-laki yang mengeluarkan kata-kata kasar dari mulutnya.
Di arahkan cacian itu kepada orang yang berada di telepon. Wanita itu adalah Ibuku dan lelaki itu adalah Ayahku, Ayah yang memiliki fisik berbeda denganku. Tubuhnya tidak tinggi dan tidak pendek jika di bandingkan dengan Ibu, lebih tinggi Ibu sedikit. Kulitnya gelap dengan rambut lurus di kepalanya.
Aku memang sedkit beruntung karena aku menuruni Ibuku. Ibu yang melihatku muncul dari lorong kemudian bangkit dan menyambutku dengan senyuman manisnya, aku pun tersenyum kepadanya. Tak lupa aku salim kepada Ibuku kemudian aku berjalan ke arah Ayahku, dengan sangat dingin dia hanya menjulurkan tangannya kepadaku dengan hanya sebentar memandangku. Aku kemudian melangkah naik ke kamarku, kamar yang aku tinggalkan hampir 3 hari ini dari hari jumat. Beribu kejadian dalam minggu ini membuatku merasakan beban pikiran berlebih ditambah lagi hari ini tampak Ayah sedang marah-marah tidak jelas.
“Kang Mas, Dimas mau menemani Arya sebentar, katanya mau curhat”
Terdengar ucapan Ibu.
“Iya, tinggal naik saja susah, minta ijin segala”
Terdengar bentak Ayah kepada Ibu.
Rasa Rindu
Aku yang berada dalam kamar ini duduk termangu di pinggir tempat tidurku, kemudian pintu terbuka masuklah sesosok wanita yang selama ini aku rindukan, Ibu. Ibu masuk kemudian menutup dan mengunci pintu, melihat ke arahku dengan sedikit raut sedih tergurat di wajahnya.
Aku kemudian berdiri melangkah ke arah Ibu kemudian ku peluk Ibu, kucium ubun-ubun Ibu dan untung saja Ibu tidak menangis. Kupeluk erat tubuhnya terasa hangat dan tentunya terasa dorongan susu Ibu di dadaku.
“Sudah tidak perlu sedih bu”
Ucapku menenangkan Ibu.
“Iya nggak kangen sama Ibu nak?”
Ucapnya kepadaku.
Tanpa di beri komando apapun aku langsung melumat bibirnya terdengar desahan Ibu yang masih kalah dengan teriakan-teriakan amarah Ayahku kepada benda mati yang ada di tangannya.
Aku langsung melumat layaknya kekasih
Kulumat dan lidah kami saling beradu, daling menghisap, saling melumat seperti seorang kekasih yang lama tak bertemu. Sambil berciuman kuarahkan langkah Ibu ke tempat tidurku, kami rebahan dan saling pandang melepas rindu yang tersumbat selama 1 hari kemarin.
“Dimaaaass DIMAAAAAAAAAAAASSSSSSSSSSS!”
Teriak Ayahku, kami berdua kaget dan Ibu langsung berdiri dan membuka pintu yang terkunci itu menuju kebawah.
“Dipanggil lama sekali, apa sudah mulai budek?!”
Marah Ayah, Kulihat Ibu dari pintu kamarku hanya menunduk di hadapan Ayahku tanpa rasa takut mungkin karena aku ada di rumah ini.
“Aku mau keluar, jaga rumah bersama Arya, tak tahu pulang kapan?”
“Arya! Jaga rumah!”
entak ayah kepada kami berdua.
“Inggih Romo”
Ucapku dari kamar.
Sektika itu terdengar langkah cepat ayah menuju garasi, kemudian terdengar suara mobil yang lambat laun menghilang. Aku melangkah menuju ke bawah, Ibu memandangku dengan senyuman indah di bibirnya, senyuman yang membuatku hanyut.
“Mandi dulu sana, Ibu mau menyiapkan makan malam dan tidak ada nanti-natian, Ingat LIBUR”
Ucapnya kepadaku dengan senyuman manisnya, aku pun menuruti semua permintaannya karena aku tidak menolaknya.
Aktifitas sore, mandi ganti pakaian dan tiduran di dalam kamar menunggu panggilan Ibu. Tepat pukul 18.30 Ibu memanggilku dan menyuruhku makan malam. Makan malam sepasang kekasih yang di mabuk cinta, kami saling menyuapi bahkan kadang Ibu mengunyahkan makananku dan menyuapiku dengan mulutnya yang manis. Ah wanita ini tetapi anggun dengan balutan drees longgar putih sepaha yang menutupi lengan dan disambung dengan celana hitam selutut. Lama kami memadu kasih di meja makan.