Wild Love Episode 14
Tante semakin liar menikmati
Perlahan lidahku yang hangat aku masukan ke dalam liang vaginanya dan ku goyang perlahan perlahan kemudian dengan kasar aku menggoyang lidahku. Ku kembalikan lidahku dan bibirku bermain di itil tante aku sedot, aku jilati bersamaan dengan itu aku masukan jari tengahku ke dalam vagina tante ima dan kukocok dengan keras.
“Oufthhh… Nicoooohft… maafkan istrimu ini”
“Aissshhhh… Kamu tidak pernah memperlakukanku seperti ini”
“Arya lebih… aaaaaaaaaaahhhhh”
Rintih tante ima seketika itu dia mencapai puncaknya,
Dengan cairan hangat mengalir dari vaginanya membasahi jariku dan sedikit bibirku. Langsung kulahap semua cairan itu dengan penuh nafsu.
“Aahhhhh sedot semua sayangku”
Ucap tante ima, setelah semua aku hisap, aku berdiri.
“Arya lebih apa tante? Kok tidak di lanjutkan, kan kasihan om nico, penasaran tuh?”
Ucapku nakal.
Entah kenapa sekarang aku berkata-kata lebih nakal dan lebih kasar kepadanya, mungkin terbawa oleh nafsuku. Apalagi aku kurang bisa menikmatinya karena pikiranku selalu ke Ibuku.
“Lebih hebat Arya sayang, Pamanmu juga pernah melakukannya”
“Bolehkah, Tante memanggilmu Mas Andi? Tante kangen permainan pamanmu”
Mohonnya kepadaku.
“Boleh saja tante, tidak masalah, sekarang aku adalah Andi Pitawarno Sucipto”
Ucapku dengan gagah dihadapannya.
“Sayang, bolehkan aku memasukan kontolku ke vaginamu?”
Tanyaku dengan senyuman nakal yang mengembang. Dibalasnya pertanyaanku dengan senyuman dan anggukan tante ima.
Perlahan kusibak vaginanya dengan kedua jariku, dan dedek arya di pegang oleh kedua tangan tante ima dan di arahkannya ke vaginanya. Jelas saja, tangan tante ima seakan terikat oleh kebaya yang belum terlepas dan masih tersangkut di kedua tangannya itu, memberi sensai lebih. Ibu. Aku kangen Ibu.
“Aissssh… Mas… kontolmu besaaaaaar pelan sayangku annndddddih”
Ucapnya kepadaku
Kumasukan perlahan dedek arya
Perlahan demi perlahan dedek arya akhirnya bisa masuk, sedikit sempit tapi tidak sesempit punya Ibu. Perlahan masuk dan masuk, mulai kugoyang perlahan perlahan dan semakin cepat. Kulihat tante ima dengan kedua tangannya yang seakan-akan terikat sedikit menahan perutku. Kutarik kedua tangan tante ima ke atas dan langsung kudaratkan ciuman di mulutnya dengan satu tanganku bertumpu pada salah satu susunya.
“Asshh… teryus mashmmm. teyruss Imahm sahyang Andih, sahyang kontyol andihh”
Ucapnya dengan mata terpejam dan mulut yang sedikit tersumpal oleh mulutku.
Goyanganku semakin lama semakin cepat dan semakin brutal membuat tante ima kelojotan, kepalanya menggeleng-geleng ke arah kanan dan kiri. Rambutnya yang sebelumnya tertata rapi akhirnya terurai berantakan, wajahnya memperlihatkan kepuasan. Tante terus menyebut nama paman, bagiku itu adalah bagus, karena aku juga sedang membayangkan Ibuku yang berada di bawah sana, di bawah kekuasaan dedek arya.
“Ahh… kontol andi nikmat… ima sukaaaa”
“Rahim Ima kesentuh kontol andi”
“Mas Andi, Ima Cinta mas andi”
Rintihnya disertai air mata kangen kepada Paman Andi. Setelah lama aku menggoyang dengan posisi di atas, ku hentikan goyanganku
“Kenapa berhenti Andi?”
Ucap tante Ima dengan wajah sedikit kecewa.
“Nungging”
Ucapku, dengan cepat tante ima beranjak dari posisi enaknya yang kemudian nungging dengan posisi ke arah om nico.
“Seperti ini mas?”
Ucapnya sambil menenggok kebelakang.
“Kasihan nanti suamimu sayangku ima”
Ucapku.
“Ndak papa mas, dia juga sudah sering main ma cewek lain, biar dia mimpi ima disetubuhi ma mas andi”
Ucapnya dengan logat manja ABG disertai senyuman.
“Kontol andi masuk, mentoohk sahyaaaang, besaaaar dan kuat, ima cintaaah”
Ucapnya yang kemudian menjerit kecil ketika aku mulai menggoyangnya.
Punggung indah, dengan balutan jarit yang tersingkap sampai pada pinggangnya, di tambah lagi rambutnya yang sedikit awut-awutan itu membuat aku semakin bernafsu walau dalam hatiku selalu menyebut Ibu.