Wild Love Episode 14
Aku yang merasa bersalah dengan ibu
Hati ini seakan-akan menolak semua kasih sayang tante, ya karena rasa bersalahku terhadap Ibu. Dekapan tante, ciuman tante membuat aku semakin rindu kepada Ibuku.
“Ar, tante ingin dipeluk dulu yang lama tante benar-benar merasa nyaman ketika kamu peluk”
“Terasa sangat nyaman belum pernah sama sekali tante merasakan laki-laki penuh kasih sayang sepertimu Ar, kecuali paman kamu”
Ucapnya lembut, kemudian kupeluk tubuhnya dan kudekap. Kepalanya bersandar di dadaku.
“Memangnya Om”
Ucapku yang terpotong.
“Om kamu itu bajingan Ar”
Ucapnya sembari mendekap erat tubuhku dan memejamkan matanya di dadaku.
“Semenjak kejadian itu, Tante di ajak keluar kota tinggal disebuah daerah di provinsi bagian barat. Tante selalu di kekang oleh om kamu, Om Nicolas Rahman, tak pernah bisa keluar rumah hanya boleh keluar rumah kecuali sekolah dan kuliah. Hari yang paling indah adalah ketika tante keluar rumah yaitu kuliah hingga S2, dan juga merawat anak semata wayang tante rahman tapi selain 2 hal itu suram. Tante selalu berharap bisa kembali ke daerah ini, tapi om selalu menentangnya. Entah sebenarnya ada apa dengan om kamu itu”
“Ketika tante kembali ke daerah ini, kekangan om terhadap tante semakin keras. Padahal harapan tante ketika bisa sampai di daerah tempat tinggal tante adalah bisa bertemu dengan paman kamu dan juga Ibu kamu. Tapi semua itu tidak bisa, om kamu selalu kasar dengan tante jika tante mulai berbicara mengenai jalan-jalan atau bahkan tamasya. Tante bisa keluar sewaktu Ayah dan Ibu tante menjenguk, dulu mereka berada di daerah ini dari tante kecil karena dipindah tugaskan akhirnya mereka pindah keluar kota tepat ketika tante mulai kembali ke daerah ini.”
“Om selalu kasar dan kasar, walaupun hal itu tidak pernah diperlihatkannya di depan Rahman. Seandainya kamu tahu, Selama tante berada di luar kota tante selalu berusaha mencari nomor kontak dari Ibu kamu dan paman kamu tapi semuanya sia-sia memegang HP saja baru 4 tahun ini Ar”
“Semenjak kehadiranmu tante merasa nyaman ketika melihatmu, jujur saja tante tidak pernah tahu jika kamu anak dari Pita, apalagi keponakan Mas Andi. Om juga tidak pernah cerita mengenai anak dari Mahesa sahabatnya itu. Jujur saja banyak keanehan dari persahabatan mereka berdua”
Ucap tante yang kemudian membuka matanya memandang ke arah yang tak tentu.
“kenapa tante?”
Tanyaku.
“Entah mengapa setiap kali melihat gelagat mereka, sepertinya mereka melakukan hal buruk”
“Jika kamu berada dalam lingkaran mereka, kamu harus hati-hati, diam dan ikuti arus saja walaupun harus terinjak-injak seperti tante”
Ucap tante dengan penuh makna.
“Tidak tante tidak, aku ingin tahu lebih mengenai semua hal tentang Ayah dan Om”
Bathinku.
“Iya tante”
Jawabku sambil mengangguk mengiyakan ucapan tante walau dalam hatiku berkata lain.
Pelukan tante semakin lama semakin kencang, erat sekali tampak terasa bulatan susu tante membuat darahku kembali berdesir. Ku kecup-kecup ubun-ubun tante dengan mesra, kemudian tante mendongakan kepala ke atas.
Kami berciuman dengan sangat liar, lidah kami bergantian saling menyapu. Lama kelamaan tante beranjak menggeser tubuhnya kesampingku, dengan posisi sedikit menungging dia kemudian mengocok dedek arya dengan lembut. Aku hanya duduk bersandar dan pasrah mendapat perlakuan dari tante. Tante ima kemudian mengulum batang penisku dengan sangat lembut walau terkadang sangat kasar.