Wild Love Episode 14

Mereka yang merasa kelelahan

Ketika kita semua berkumpul di bawah tak nampak makan pagi, Tante ima beralasan karena bangun kesiangan jadi belum masak apapun. Aku berjalan ke arah dapur yang dekat dengan pekarangan rumah tampak tersengar percakapan om nico dan seseorang di telepon.

“Gila aku kecapekan bro, gara-gara kemarin party kita dengan para wanita-wanita itu”

Tak lama kemudian Om Nico mengajak Rahman untu membeli makanan di luar, untuk sarapan plus makan siang.

Setelah mereka berdua pergi tinggalah aku dan tante dirumah ini sendiri. Tampak tante yang tadi baru saja mengantar om dan rahman keluar masuk kerumah dengan senyuman di wajahnya sambil membentangkan tangannya kearahku. Akupun langsung menuju ke arahnya dan memeluknya. Kucium bibirnya dengan remasan pada susunya, tantepun mengelus-elus dedek arya.

“Anus tante masih perawa Ar”

Ucapnya tiba-tiba, benar-benar gila ini tante ima masa mengaku seperti itu.

“Tante ingin kasih kamu itu, kalau kamu mau dan tante harap kamu mau”

Ucapnya.

“Aku tidak suka lewat belakang tante”

Ucapku.

“Sekali ini saja Ar, agar tante merasa bahwa tante telah memberikan semuanya kepadamu daripada ommu”

Ucapnya memohon kepadaku.

Daripada kelamaan kutarik tante keruang tamu kusuruh tante menungging di atas kursi tamu. Ku singkap dressnya dan ternyata tante tidak mengenakan celana dalam.

“Dijilat dan diludahi dulu sayang biar tidak terlalu seret”

Ucapnya kepadaku, Tanpa basa-basi aku jilati anus tante dan kuludahi sebanyak mungkin membuat tante merintih kenikmatan

Kucoba masukan secara perlahan, tampak lebih seret sangat seret buanget.

“Terus tekan sayang, tante berikan perawan anus tantehhh”

Ucapnya yang sedang menungging menghadap ke kaca ruang tamu. Jadi tante bisa melihat langsung ke garasi kalau-kalau om sama rahman datang.

Aku memulai secara perlahan

Mulai aku masukan secara perlahan dan akhirnya bisa masuk semua, terasa sangat seret sekali. Aku mulai menggoyang secara perlahan, semakin lama goyanganku semakin cepat dan cepat membuat tante mendesah dan kadang menjerit kecil. Sempitnya lubang anus tante membuat dedek arya tertekan dan membuat dedek arya menjadi lebih mudah merasakan sensitifitas.

“Ah ah ah ah aishhhh uft enaaaaaak terusssss arya sayangku”

Rintihnya, Lama aku menggoyang, akhirnya aku merasakan dedek arya akan meledak. Tante pun semakin mengerang tidak karuan.

Plak suara tamparan tangaku ke arah bokong tante ima.

“Aaaaah tampar sayangku, tampar bokong tante, tante suka”

Ucapnya.

Aku hanya tersenyum dalam batinku aku hanya terheran-heran dengan perubahan drastis sikap tante ini. ku goyang pinggulku semakin cepat.

“Tante mau keluar”

Ucapnya.

“bareng tanteku sahyang”

Jawabku.

Crooot… crooot… crooot… crooot… crooot… crooot… crooot…

Keluarlah spermaku di dalam anusnya, tante akhirnya sedikit terdorong ke depan sehingga kepalanya menempel pada kaca ruang tamu yang mengarah ke garasi karena dorongan kuat dariku. Jika saja ada orang yang melintas mungkin akan terlihat wajah tante. Sebentar kami beristirahat kemudian aku cabut dedek arya, dengan posisiku masih berdiri tante turun kebawah dan langsung di lahapnya dedek arya dengan bibirnya.

Tangan kirinya memegang dedek arya dan tangan kanannya menengadah dibawah anusnya untuk menegumpulkan tetesan-tetesan sperma dari anusnya. Lama tante mengulum dedek arya hingga dedek arya tertidur dalam mimpinya mungkin karena rasa lelahku yang belum sepenuhnya terobati.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

You may also like...