Wild Love Episode 13
Aku mencoba masa bodoh
Ah masa bodohlah aku tak mau tahu. Kuhabiskan dua batang dunhill mild dan kuhabiskan pula segelas teh hangat. Pintu belakang rumah kakek pintu tradiisional, mirip dengan pintu gerbang tapi ukuran lebar hanya sekitar 2 meter kurang, di setiap pintu terdapat kaca-kaca yang berada di bagian tengahnya. Ketika aku hendak masuk tepat di depan pintu itu aku melihat bayangan putih, ya itu adalah kakek dalam mimpiku.
“Sampeyan kudu iso nglakoni kabeh, kabeh tergantung karo sampeyan”
Ucap kakek tua itu.
Aku kaget setengah mati, aku menengok kebelakang dan tak ada satu orang pun di sana. Segera aku masuk mencuci muka dan masuk ke kamar Ibu. Kukunci kamar Ibu dan langsung tengkurap di sebelah Ibu. Jujur aku takut setengah mati, apalagi ucapan pak dhe dan kakek memberiku seribu pertanyaan. Ibu yang kaget bangkit kemudian mengelus-elus kepalaku.
“Ada apa to nak?”
Tanya Ibuku, mendengar ucapan Ibu kemudian aku bangkit dari dan duduk menghadap ke Ibu.
Kamar Ibu cukup luas dengan kamar mandi didalamnya. Kemudian kuceritakan semua kejadian yang menimpaku tadi ketika di pekarangan rumah.
Aku coba menceritakan kepada ibu
“Sudah-sudah, ndak papa, itu tandanya kamu adalah lelaki hebat”
Ucap Ibu sambil tersenyum kepadaku,mencoba untuk menenangkan pikiranku. Aku kemudian memeluk Ibuku, kurebahkan kepalaku di susu Ibu.
“Bu, Arya takut”
Ucapku.
“Nak, seharusnya Ibu yang takut, kenapa malah kamu?”
“Bukannya, Arya yang selalu berjanji untuk melindungi Ibu?”
Ucap Ibu kepadaku.
Malu, aku benar-benar malu ketika mendengar itu terucap dari mulut Ibu. Aku kemudian bangkit dari susu Ibu, dan tetap menundukan kepalaku sembari meminta maaf kepada Ibuku. di angkatnya kepalaku dengan kedua tangan Ibu, dan lidah lembutnya memaksa masuk ke dalam mulutku. Kubuka sedikit dan kamipun berciuman selayaknya sepasang kekasih. Aku kemudian mengarahkan kedua tanganku meremas susu Ibu, dan Ibu mulai mendesah sangat pelan menikmati sensasinya.
“Bu Arya pengen”
Ucapku.
“Pakai ini saja ya”
Balas Ibu sambil menunjukan bibirnya dan kubalas dengan anggukan.
Aku kemudian melepas kaos Ibu, dengan penuh semangat dan juga BH Ibu. Tampak susu Ibu yang sekal dan besar kembali aku lihat, sungguh indah. Tanpa babibuta Ibu menarikkku kepinggir ranjang dan dia berlutut di hadapanku.
“Ingat, No Sound, keep silent”
Ucap Ibu kubalas dengan anggukan dan kecupan dikeningnya. Ya wajarlah seorang lulusan S2 berbicara dengan logat inggris
yang fasih.
Aku yang menginginkan hasrat
Kuluman Ibu membuat aku kelojotan, setiap kuluman terdapat sapuan lidah. Di masukan dedek arya kesamping kanan rongga mulutnya seakan-akan seperti orang yang sedang menggosok gigi. Lalu di kembalikannya lagi di tengah kemudian di sedotnya kuat-kuat. Di gesernya lagi dedek arya kekiri rongga mulutnya di maju mundurkan kemudian di kembalikan ke tengah dan di sedotnya kuat-kuat. Lama ibu melakukan kuluman itu tapi sama sekali tidak membuatku merasa akan mengalami puncak.
“Bu”
Bisiku sambil kulepaskan kuluman Ibu dari dedek.
“Pakai susu Ibu saja”
Lanjutku berbisik.
“Bagaimana caranya? Ibu belum pernah, di ajari ya sayang”
Bisik Ibu sambil mengelus-elus dedek arya.
Kemudian kumajukan sedikit dudukku kutarik Ibu hingga mendekatiku dan kusuruh Ibu mengapit dedek arya dengan menggunakan susunya. Kusuruh Ibu menaik turunkan tubuhnya ah sensasi yang benar-benar berbeda dari biasanya. Kulihat setiap Ibu menurunkan tubuhnya tampak dedek arya menyentuh mulut Ibu. Susu Ibu yang besar tampak dengan mudah melahap dedek arya. Setiap kali Ibu menurunkan tubuhnya, dedek arya mendapat sensasi kuluman pada helmnya.
“Bu, kassssih… lud… dah biar lancaarr…ah ah”
Rintih nikmatku yang sangat pelan, Ibu tersenyum kemudian meludahi dedek arya.
Tampak perjalanan dedek arya melewati lembah susu ibu semakin lancar. Semakin cepat Ibu melakukan permainan ini, semakin terasa sensitifitas pada dedek arya. Semakin lama aku semakin tidak kuat menahan lahar yang akan muntah dari mulut dedek arya. Dengan memajukan tubuhnya ibu memberi sedikit tekanan pada dedek arya.
“Bu… Arya mah… hu kel… luhar”
Bisikku, selang beberapa menit kemudian.
“Bu Arya… keluaaaaaaar”
Rintihku tertahan, Dengan sigap, Ibu langsung mengulum dedek arya.
Croooot… croooot… croooot… crooot… croooot…