Wild Love Episode 13
Serangan buas dari tante
Tak ada perlawanan sama sekali dari Ibu Rahman, dia terus mengikuti gerakan tanganku. Terus dan terus membuatku semakin belingsatan dan tak karuan. Ku tarik kepala Ibu Rahman dan kemudian aku ciumi dan aku lumat dengan penuh nafsu. Dengan sepenuhnya memaksa aku berdirikan Ibu Rahman, aku buka pakaian Ibu Rahman yang berupa dress terusan hingga lutunya ini.
Kuluman dan jilatan tante sangat terasa di kemaluanku, membuat aku belingsatan. Tante kemudian memaju mundurkan kepalanya, darahku yang semakin panas membuat aku tidak tahan dengan kondisi ini. kupegang kepala Ibu Rahman ini dengan kedua tanganku dan ku maju mundurkan dengan sedikit kasar.
Ku singkap ke atas hingga kepalanya dan terlepaslah, terlihat tubuh indah tante dengan balutan BH dan CD tipis G-String. Langsung aku tubruk tubuh tante hingga tante rebah di lantai yang beralaskan karpet ini. Di depan TV sebagai saksi bisu persetubuhanku dengan Ibu sahabatku sendiri. Ku buka BH Ibu Rahman tersembulah sebuah Susu indah kencang tapi sedikit kendur, jika di bandingkan dengan Ibu lebih indah Susu Ibu dan lebih besar susu Ibu sedikit.
Kami menikmati moment ini
Kukulum dan kujilati setiap nano meter susu Ibu Rahman ini. Ku jilati memutar pada salah satu susu dan satu tanganku mengelus memutar pada susu yang lain secara bergantian. Dan cruuup kukulum pentil tante yang hitam dan sedikit lebar ini, ku jilati dan kumainkan secara bergantian dari satu susu ke susu lain. Entah kenapa tak ada perlawanan sama sekali dari tante, tante hanya mampu mendesah dan mendesah. Kujilati semakin ke bawah, kutarik G-string milik tante dan terlepaslah G-Stringnya. Kumasukan jariku kedalam vagina tante.
“Ya sayang begitu enakk nikmaaaat aaaaah”
Rintih kenikmatan tante.
Aku semakin buas dalam keadaan ini hanya sebentar mengocok dengan jari kemudian aku posisikan tubuhku di tengah-tengah selangkangan Ibu Rahman. Sekejap bayangan Rahman muncul, kuhentikan aksiku.
“Kenapa sayang, tante sudah siap”
Ucap Tante kepadaku.
“Tidak tante ini salah, Tante adalah Ibu Rahman, sahabatku”
Ucapku.
“Aku takut jika dia bangun”
Ucapku penuh ketakutan dan memundurkan tubuhku hingga duduk bersandar pada kaki sofa.
Tante kemudian berdiri dan mengakangi tubuhku dan di arahkannya dedek arya ke dalam vaginanya. Ketika baru masuk setengah ku tahan tubuh tante untuk tidak melanjutkannya.
“Kenapa? mereka tidak akan bangun Arya, mereka tante kasih obat tidur dosisi tinggi, sekalipun kita berteriak mereka tidak akan bangun”
Ucap tante sembari melepaskan tanganku yang menahannya.
Aku hanya bisa diam dan melihat vagian Ibu Rahman menelan dedek arya hingga tak terlihat. Kurasakan sedikit longgar vagina Ibu Rahman, dan becek tak seperti vagina Ibuku yang sempit dan kesat. Aku jadi kangen dengan Ibu.