Wild Love Episode 12
Hp milik seseorang
Sebenarnya aku kebingungan ketika mereka mengatakan itu, karena HPku berada di kantong bajuku yang tertutup oleh jaket. Segera aku melihat ke kolam tampak sebuah telepon cerdas merek asia dengan segera aku ambil HP itu walau jaket rahman menjadi korban.
HP? HP siapa? Saat itu pula aku ingin menyatakan kepada repoter dan kamera bahwa itu bukan HP-ku tapi mereka sudah keburu pergi. Kulap HP tersebut dan kumasukan kedalam jaketku, tak ada seorang pun di sini hanya aku sendiri, dari pada nantinya aku di takuti oleh hantu KS mending cabutlah.
Dalam perjalanan kembali ke kampus, tak ada pikiran apapun di dalam benakku. Kurang lihainya aku bahagia karena aku menemukan HP, ya semoga saja HP-nya masih bisa fungsi jika di perbaiki. Kupacu dan Ku arahkan motorku menuju ke konter langgananku di dekat kampus. Pemilik konter ini adalah temanku, biasa dia cari pekerjaan sampingan. Sampailah aku di konter HP temanku itu.
“Lagi sibuk Bro?”
Tanyaku.
“Ya lumayanlah”
Jawab Ronald, teman kuliahku.
“Bro, bisa benerin HP yang kecelup dalam kolam?”
Tanyaku kepada ronald.
“Waduh lagi banyak servisan HP ni, maafnya bro sibuk banget”
Jawab ronald.
“Ayolah kawan, bantulah aku, Cuma konter ini kepercayaanku”
Jawabku memelas.
“Dah gini, aja bro aku ajarin cara buka itu HP tak pinjami obeng khusus”
Ucap Ronald sembari menyerahkan satu set obeng khusus kepadaku.
“Setelah kamu buka kemudian kamu jemur saja sampe kering, kalau nanti bisa jalan lagi ya untung kamu, kalau tidak bisa jalan bawa kesini nanti aku perbaiki, tapi ya nunggu lama bro, Oke?”
Jawab Ronald.
Memperbaiki ponsel tersebut
Ronald kemudian mengajariku membuka HP yang aku temukan tadi, dengan menggunakan obeng-obeng tersebut. Setelah aku yakin aku bisa, aku tinggalkan konter menuju ke kos-an Ajeng.
“Selamat Siaaang”
Teriakku, selang beberapa menit keluarlah seseorang.
“WOI! Kaya tamu penting aja ente!”
Teriak Rahman dari dalam kos, kos Ajeng berbentuk sebenarnya Rumah kontrakan, lengkap dengan pintu gerbang rumah, garasi. Tampak Rahman membukakan pintu gerbang rumah.
Aku masuk tanpa banyak basa-basi aku langsung meminta motorku kembali. Dengan sedikit memaksa Rahman mengajakku masuk, sekalian mengenalkan aku ke penghuni kos tersebut mungkin saja ada yang aku minati. Kucoba menolak, tapi apa mau dikata aku gagal menolak.
“Woi ladies, kenalin nih cowok keturunan jepang, ganteng minta ampun, masih jomblo, Arya!”
Teriak Rahman ketika memasuki pintu rumah, tampak 6 orang cewek yang sedang nonton TV salah satunya Ajeng.
Mereka kemudian menoleh kearahku, tapi namanya cewek sedikit jual mahal kepadaku.
Kudekati mereka dan memperkenalkan diriku ke mereka satu-satu. Ana, Dwi, Lestari, Septiani, Ina dan terakhir Ajeng. Kamu terlibat percakapan, sekedar gurauan-gurauan dan candaan. Tak ada satupun yang memikat hatiku walau dari mereka ada yang memandangku dengan something. Hingga semua merasa lelah akhirnya aku memutuskan pulang. Ajeng, dia menatapku aneh sekali sejak dia jadian dengan Rahman.