Wild Love Episode 12
Melihat sekeliling
Ketika aku akan membelok ke kanan terlihat sekali keramaian karena ada rekonstruksi kejadian. Aku parkirkan motor dekat dengan kolam ikan dan dengan masih mengenakan jaket dan helm cakil aku berjalan ke arah keramaian itu. Jaraknya kurang lebih 50 meter. Sesampainya di sana, aku berada di belakang barisan orang-orang yang menonton tampak pula para reporter televisi sedang meliput kejadian. Di depanku berdiri 2 orang yang berpenampilan rapi berbaju hitam.
“Ada apa to mas?”
Tanyaku kepada orang yang berada di sebelah kiriku, dengan hanya membuka kaca helm saja.
“Pembunuhan jare mas, tapi aku rak ngerti sapa sing mateni, jare ora ketemu (pembunuhan katanya mas, tapi aku tidak tahu siapa yang membunuh, katanya pembunuhnya tidak ketemu)”
Ucap orang tersebut.
Aku hanya mengangguk dan tiba-tiba kedua orang berpakaian hitam itu bergerak mundur dan menabrakku hingga aku terjatuh terlentang membuat kaca helmku tertutup.
Mereka hanya diam dan menoleh sebentar ke arahku serta mengacungkan jari tengahnya. Aku tidak ingin mencari masalah, aku kemudian berdiri dan membungkuk-bungkukan tubuhku meminta maaf kepada mereka. Kulihat mereka berjalan acuh kepadaku, masuk ke mobil dan mereka pun pergi.
Bertemu dengan seorang reporter
Aku kemudian kembali ke motorku, aku duduk di pinggir kolam ikan, tampak pula seorang reporter wanita dan kameramen televisi dari stasiun televisi sedang mengobrol. Kutarik keatas helm cakilku, kusulut rokok Dunhill mild sambil mendengarkan pembicaraan mereka.
“Wah kasihan sekali, padahal orang baik dia”
Ucap reporter wanita.
“iya sih, mungkin konspirasi terasi di dalamnya”
Jawab kameramen.
“Hmmm sebentar ini waktu kejadiannya jam berapa tadi? Aku belum mencatatnya”
Sambung reporter wanita tersebut.
“Wah kamu itu bagaimana kok tidak dicatat, Bukannya dini hari tadi sekitar 22.30?”
Jawab kameramen.
“Oh iya”
Jawab reporter wanita tersebut sambil terkekeh-kekeh.
“Ah kamu itu selalu lupa”
Jawab kameramen dibarengi dengan tawa mereka bersama.
Dari percakapan mereka akhirnya aku tahu, ternyata waktu kejadian adalah sekitar pukul setengah sebelas malam dan itu adalah waktu setelah aku mendengar perkataan Ayahku. Kuletakan rokok beserta korekku di pinggir kananku, sambil aku masih menikmati rokok dunhill, tiba-tiba bara api jatuh dari rokokku mengenai paha kiriku. Aku gelagapan langsung menyapu bara itu apesnya sebungkus rokok dunhill terjatuh untung kolam ikan tidak dangkal dan rokoku masih mengambang.
“Mas Rokok sama koreknya jatuh itu”
Ucap kameramen telesvisi tersebut kepadaku.
“Oh iya mas”
Langsung aku ambil tanpa mempedulikan lengan jaketku.
“Lha HP-nya tidak diambil, rusak lho mas kalau tenggelam kelamaan”
Ucap kembali repoter wanita tersebut.