Wild Love Episode 11
Mempercepat sensasi
Goyangan pinggulku aku percepat, ibu kemudian menutupi mikropon telepon rumah dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menopang tubuhnya pada meja telepon. Ibu kelihatan tidak konsen mendengar setiap perkataan Romo dari telepon.
“Bilang saja ibu mau kenthu dengan arya”
Bisiku ditelinga kanannya.
“hentikan arya, romo bisa tahu nanti”
Bisiknya membalas sembari mendengarkan perkataan Romo dari telinga kirinya, tapi aku malah mempercepat goyanganku
Tiba-tiba tangan kiri Ibu menekan mundur dadaku, sehingga aku bergerak sedikit mundur dan dedek arya lepas dari sangkarnya.
“Iya pokoknya terserah romo mau belikan Arya apa, Arya pasti suka”
“Dimas, mau minum dulu pedas banget”
“Sudah dulu ya kang mas”
Ucap ibu sambil menutup telepon.
Ibu menoleh kebelakang dengan posisi tetap membelakangiku seakan-akan siap dihujam lagi. Aku langsung maju, kupegang pinggangnya dan kumasukan dedek Arya ke dalam vagina Ibuku. Tangan kiriku memeluk Ibu tepat di kedua buah susunya.
Tangan kananku menelusup dari ketiak kanannya, memegang dagu ibu dan kuarahkan menoleh ke kanan kemudian kucium. Aku mengoyang pinggulku, tanngan kiriku meremas susu kanannya. Aku menggoyang perlahan, semakin cepat dan semakin cepat. Kualihkan kedua tanganku kini meremas kedua buah susu ibu.
Semakin menikmati
“Sayang kamu nakal sekali aah aaah aaaaaah”
“Remas yang kuat, goyang yang kuat, Ibu milikmuuu aaah”
Racaunya. Ku goyang semakin kuat, semakin keras dan kuremas semakin kuat susunya.
“Ibu mau kel… lu… ar sayang”
Racaunya menuju puncak.
“Aku juga bu”
“Kita keluar bareng-bareng sayang”
Pintaku sembari terus menggoyang.
Croooot… croooot… crooooot… croooot… croooot…
“Ibu sampe ndak kuat ngeladeni (tidak kuat meladeni) kamu”
ucap Ibuku dengan sedikit ngos-ngosan.
“Ya gara-garanya ibu sayang seksi dan masih terlihat seperti anak muda, Arya jadi tambah cinta ma Ibu”
Jawabku.
“Gombal, emang beneran ibu kaya anak muda?”
Tanya ibuku sambil nafasnya yang masih tersengal-sengal.
“Beneran bu, kapan-kapan kita jalan-jalan bu tapi ibu dandan kaya anak muda, pasti gak ketahuan kalo Ibu itu Ibuku”
Jawabku ngos-ngosan.
“Ndak mau, nanti kalau ketahuan bisa perang dunia”
balas ibuku yang juga masih mencoba mengatur nafas.
“Iya deh bu, ibuku yang cantik, seksi dan menggoda, pacarku muah muah”
Godaku.
“Dah dah sekarang kamu istirahat sana, tidur di kamarmu, ibu mau beres-beres”
Perintah Ibuku.
“Emang ibu masih kuat beres-beres?”
Tanyaku.
“Kuat ndak kuat ya harus kuat to, ini juga gara-gara kontol kamu itu”
Jawab Ibuku sambil meremas dedek arya.
Kami tertawa bersama memecah keheningan rumah kami. Kami sudahi persetubuhan pada sore hari itu, Aku kemudian bangkit untuk mandi begitu pula dengan Ibu. Selesai mandi, aku menuju ke kamarku tak lupa aku memanggil Ibu dan kemudian memajukan kedua bibirku seperti orang mau mencium. Ibu pun membalasnya.
Sampai di kamar aku memakai pakaianku dan mulai tidur melepas lelahku. Pukul 19.00, aku terbangun karena Ibu sentuhan halus tangan Ibu di kepalaku. Aku pun terbangun kemudian Ibu menarik tanganku agar segera bangun, Ibu kemudian meninggalkan aku di kamar. Kususul Ibu dengan langkah yang gontai menuju lantai bawah, kulihat Ayahku sedang duduk di ruang keluarga.
Sedikit wajah ketidak sukaanku kepada Ayahku dan dapat di baca oleh Ibu. Percakapan secukupnya dengan Ayah, kuambil oleh-oleh dan kembali ke kamarku kembali. Kulihat jam dinding yang berdetak menunjukan pukul 20.30. kuraih telepon cerdasku, ku putar semua file-file di folder semprot. Kupercepat pada adegan persetubuhan.