Wild Love Episode 11
Kami bersama terlelap
Aku yang lelah kemudian rebah di karpet, dengan posisi masih berciuman dan berpelukan dengan ibu. Lelah karena pertempuran sejak tadi malam membuatku terlelap dan ibu memelukku menaruh kepalanya didadaku. Sayup-sayup aku mendengar suara didapur, aku terbangun. Ibu sudah tidak ada di pelukanku. Dengan tubuh telanjangku aku berdiri dan melihat ibuku sedang membersihkan dapur.
Cantik sekali, rambut di gelung kebelakang, dan tumben sekali ibu memakai perpaduan kaos dan jarit. Tampak sekali walau kaosnya longgar tapi menjadi sangat ketat pada bagian dadanya, mungkin memang karena susu Ibu sangat besar. Nafsuku kembali bangkit dedek arya mulai mengangkat senjatanya. Kudekati ibu dan kupeluk dari belakang ibuku dengan tubuh telanjangku, kuciumi lehernya.
“kamu itu bikin kaget ibu saja ahhhhh”
Ucapnya disertai desahan.
“Aku pengen lagi bu”
Jawabku sambil mengendus-endus lehernya.
“Sebentar lagi romo datang nak”
Jawabnya, mendengar hal itu aku mencoba memaksa Ibuku.
“Pokoknya Arya pengen lagi”
Paksaku
“Masih banyak waktu nak, sudah jam setengah tiga sore sebentar lagi romo datang”
Ibu memberi pengeritan tapi aku tidak pernah mau mengerti ketika dedek arya meminta penyelesaian.
Mengulur waktu romo
Kemudian kulepas pelukanku, aku melangkah ke arah meja telepon, ibu hanya memandangiku. 12 digit nomor kutekan. Tampak seseorang mengangkat teleponnya.
“Halo romo? Sampai mana romo?”
“ouwh sampai kota kalung gelang, ini ibu pengen tahu, suruh Arya telepon Romo”
“Berarti masih satu jam lagi gih romo?”
“Kalau begitu Romo, Arya beliin oleh-oleh sekalian gih”
Lanjutku sembari mengakhiri pembicaraan telepon, tujuanku agar Ayahku pulang lebih lama lagi. Begitu aku membalikan tubuh.
“Aaaaahhhhh”
Ibu sudah dalam posisi berlutut dihadapanku dan langsung meraih kesayangannya kemudian mengocok dedek arya.
“Cah nom rak ono puase (anak muda tidak ada puasnya)”
Ucap Ibuku sembari memandangku dengan senyumannya.
“Kalau tidak mau ya tidak usah di kocok bu”
Jawabku.
“Awas kamu slruuup hmmmm”
Jawab ibu yang kemudian menelan dedek arya.
“Begitu sayangku enak sekali… hmmmm… ooooohhhhhh…”
Rintihku.
“Ayo bu tidak usah lama-lama”
Aku merebahkan ibu dilantai, kutarik jaritnya hingga ke bagian pinggang.
Ternyata ibu tidak memakai celana dalam. Kuposisikan dedek arya di depan vaginanya.
“Ibu cantik juga kalau pakai kaos kaya gini, kelihatan seksi seperti anak muda”
Ucapku sambil memasukan dedek arya ke vaginanya.
“Kalau kamu suka, ibu belikan to aaaaaaaaiiiih aaaaaa”
Kata-kata ibu terpotong saat dedek arya masuk.
“Suka bu?”
Ucapku sambil mulai menggoyang pinggulku.
“Aduh nak pelan nak punya kamu besar sekali penuh rasanya”
Racaunya, goyanganku makin lama makin cepat dan stabil.
“Kamu suka tubuh ibu nak”
Tanya Ibu.
“Suka baangggeeeeet”
Jawabku sambil menggoyang pinggulku.
Aku bertumpu pada tangan kiriku, tangan kananku membuka kaos oblong Ibu. Ibu tetap menggunakan kutang berwarna hitam. Kutarik ke bawah dan menyembulah dua buah susu Ibuku. kini kedua tanganku meremas susu Ibuku.
Ibu semakin ketagihan
“Ayo nak remas, goyang lebih kencang lagi”
“Ibu suka kamu kenthu, ohhhh.. Ibu suka diremas kamu, Ibu suka disentuh kamu aaaaaah”
“Ibu suka kontol kamu, tekaaaan terussss”
“Ibu sayang Aryaaa… teruuuussss… aaaahhhhhh”
Racaunya.
Kata-kata ibu membuat darahku mendidih, membuatku semakin cepat menggoyang pinggulku. Semakin cepat aku menggoyangnya semakin tidak karuan Ibu. Kepalanya menggeleng-geleng kadang menengadah keatas, bibirnya mengeluarkan rintihanl-rintihan kenikmatan.
Kriiiiiing… Kriiiiiiiiing… Kriiiiiiiing…
Aku kaget dan menghentikan aksiku, wajar saja meja telepon tepat di sebelahku. Ibu kemudian dengan cepat melepaskan diri dariku sambil menaruh jari telunjuknya di bibirku, mungkin tujuannya agar aku tidak marah karena gangguan telepon. Ibu kemudian berdiri mengangkat telepon kupandangi Ibu yang terlihat sangat acak-acakan. Kupandangi Ibu, Kaosnya masih terbuka, Kutang yang ada di pinggangnya dan jarit yang tersingkap ke atas. Aku berdiri kuposisikan tubuhku di belakang Ibu.
“Ya hallo”
“Oh kang mas, ada apa?”
“Oleh-oleh? ya terserah kang mas saja mau di belikan apa”
Suara Ibu terpotong karena ulahku, karena aku menarik kebelakang pinggulnya dan blesss aku masuki vaginanya dengan dedek arya.
Aku mulai menggoyang pelan-pelan sangat pelan, walaupun sangat pelan ini sudah memberikan kenikmatan vagina Ibu yang jarang sekali dimasuki. Inilah gaya kesukaanku gaya nungging memang favoritku sejak malam hari itu. Aku peluk Ibu dari belakang sambil meremas-remas susunya.
“enggak mas, ini tadi habis makan rujak pedes banget ssshhaaah”
“Arya keluar tadi beli apa tidak tahu”
Tanya Ibu