Wild Love Episode 11
Aku membakar pemberian ayah
“Mau kemana nak?”
Tanya Ibu.
“Kita pindah ke ruang keluarga bu”
Jawabku.
Aku melangkah, kulirik tong sampah yang didalamnya membakar kebaya Ibu pemberian romo. Diriku tersenyum, sekarang ibu akan menjadi milikku selamanya. Sesampainya di ruang tengah, kurebahkan tubuhnya di sofa dan plup terlepas pula dedek arya dari vaginanya.
“Sayang, cium kontolku”
Ucapku kepada Ibu, yang kemudian menciumi ujung kontolku dengan wajah yang masih terlihat kelelahan karena puncak kenikmatan yang di alaminya.
“Besar dan kuat ya bu, kalau suka bilang bu?”
Lanjutku.
“Ini kesayangan Ibu”
Jawab Ibu singkat yang kemudian mencium dedek arya yang masih basah oleh cairan kenikmatannya.
“Bu nungging”
Pintaku kemudian.
Ibu langsung mengerti maksud dan tujuanku. kemudian ibu langsung memposisikan dirinya menungging tepat di depanku, pantatnya yang bohai dan indah tepat berada di depan dedek arya yang tegak bagai senjata laras panjang. Ibu menungging berdiri dengan kedua tangan bertumpu pada sofa dan kedua kakinya lurus.
Semakin aku melihat bongkahan pantatnya semakin aku bernafsu, kuremas-remas pantat Ibu dengan keras karena saking gemasnya dengan sedikit variasi elusan membuat Ibu menghadap ke arahku sambil tersenyum manja. Kupegang dedek arya, kuarahkan ke vagina Ibu dengan sedikit bantuan ibu, ibu mengarahkan dedek arya ke vaginanya. Kudorong perlahan, perlahan, posisi ini selalu memberikan kesempitan dan jepitan yang lebih kuat. Vagina Ibu terasa sangat sempit lebih sempit dari posisi konvensional.
Ku tancap
“Aaaahhhhh Ehmmmmmmm”
Rintih Ibu.
“Ibu siap?”
Tanyaku bersiap-siap menggoyang pinggulku.
“Ibu selalu siap nak”
Jawab Ibuku sambil menoleh ke belakang.
Kupegang pinggul ibuku dan mulai menggoyang, terasa kenikmatan yang tiada tara. Sekali lagi aku kasih tahu, vagina kalau dalam posisi doggy style selalu terasa sempit. Selang beberapa kali goyangan kupeluk Ibuku dan kuremas kedua buah susu Ibu. Kuciumi punggung Ibu, ibu hanya mampu mendesah, kepalanya terlihat mendongak ke atas setiap kali vaginanya mendapatkan hentakan-hentakan dari dedek arya. mendongak ke atas.
“Enak sayang terus masukan kontol kamu, masuk… kanh lebhih dalamhhhhh”
“Ibu tidak menyangka ah ah ah ah kontolmu ash ash ash bu….at Ibu nikmaaaat”
“Setubuhi ibumu ini aaaaaiiiiiih terrrrusssss”
Racaunya.
“Tempik Ibu enak, kontol arya kejepit”
“Ayo sayangku ibuku, ikut goyang”
Lanjutku dengan posisi masih memeluk dan meremas kedua buah susunya
Keluar Bersama hingga akhir kenikmatan
Ibu pun mulai sedikit menggoyang pinggulnya mencoba mengikuti irama goyangan pinggulku. Setiap aku menghentak ke arah vaginanya, Ibu pun ikut menghentakan ke arah dedek arya. Lama aku menggoyang pinggulku, kurasakan dedek arya mau muntah. Kualihkan kedua tanganku kerah pundak Ibuku. dengan posisi sekrang aku lebih leluasa lagi menggoyang. Semakin lama semakin kurasa kulit dedek arya semakin sensitif.
“Ibuku sayang… Arya mau keluar aah aah aah”
Racauku.
“Goyang lebih keras nak lebih keras keluarkan didalam tempik ibu”
“Ibu mau keluar lebih keras lebih cepat kontolmu enaaaak”
Jawabnya.
“Aku keluar di tempik ibu aaaaaah”
Teriakku sambil menekan sedalam mungkin dedek arya di vaginanya dan menarik bahu Ibu kebelakang.
“Ibu jugaaah”
Teriak Ibuku.
Croooot… crooooot… croooot… crooooot… croooot…
Beberapa kali semprotan tumpah di dalam vagina Ibuku. Aku langsung ambruk menindih ibuku, ibuku yang baru saja orgasme ikut rebah. Kupeluk tubuh ibuku dengan erat, separuh tubuh Ibu rebah di sofa. Masih kurasakan cairan kenikmatanku keluar dari batang dedek arya.
“Kamu hebat nak, Ibu pengen dikenthu kamu terus”
Kata Ibuku seraya membalikan tubuhnya dan memelukku.
“Makasih bu”
Kucium ibuku.