Wild Love Episode 11
Perlahan-lahan
“Pelaaan saakit nak sudah di bilaaang ah ah ah punya kamu itu besaaar aaah”
Rintih kesakitan Ibuku ketika aku masukan dedek arya.
“Ini juga pelllaaaaann bu, punya ibu sempit sekaaaali”
Rintihku menahan sakit.
“Aaaaaaaaaaisssssssssssshh aaaah”
Teriak kecil Ibuku, kubenamkan sebentar dedek Arya di dalam vaginanya. Agar vagina Ibu menyesuaikan besar dedek arya.
“Kamu itu mbok yaho sabar kan”
Ucap Ibuku terpotong.
“Tidak bisa, Romo nanti datang dan itu buat Arya cemburu”
Jawabku.
Perlahan aku goyang pinggulku, dedek arya keluar masuk dengan leluasa karena masih ada sisa-sisa cairan puncak kenikmatan Ibuku tadi. Walau sudah keluar banyak, tetap saja terasa seret vagina Ibu.
“Aaahhhh.. Ibu tidak ah ah ah akan melayani Romo lagi Ibu buat kamu”
Racaunya.
“Kalau begitu bilang kalau Ibu suka di kenthu Arya, ayo bilang”
Ucapku sambil mempercepat goyanganku.
“Ibu suka di kenthu arya, suka sekali”
“Ibu pengen di kenthu arya terus oh oh oh Ibu cinta kamu kenthu Ibu setubuhi Ibumu nak”
“Ayo nak setubuhi ibumu terus, kenthu Ibumu lagi , nikmati Ibumu, nikmati tubuh Ibu”
“kontol kmau besar mentok di dalam nakh ah aih ash”
Racaunya.
“Mana lebih enak romo atau arya”
Tanyaku sedikit membentak.
“Arya… Aryaaaaa… Aryaaaaaaaaa… Ibu suka kontol Arya ouwwwh“
Jawab ibuku sambil memejamkan mata dan mulut yang menganga menikmati kenikmatan dariku.
Kupegangi pinggul ibuku dan aku menggoyang pinggulku dengan konstan. Kupandanggi wajahnya yang sendu dengan mulut yang membentuk huruf O. Wajah yang ayu terkena sinar matahari yang menerobos dari sela daun-daun pohon rambutan. Kepala Ibu menggelang kekanan kekiri kadang menengadah ke atas. Tubuhnya bergetar merasakan setiap hentakan-hentakan dari pinggulku.
“lebih kenceng nak, ibu methu”
Racaunya.
Mempercepat goyangan
Kupercepat goyangan pinggulku, kualihkan kedua tanganku meremas ke dua buah susu besar miliknya. Semakin cepat aku menggoyang pinggulku, terasa sempit dan lembek membuat dedek arya kulit dedek arya semakin sensitif. Semakin cepat menggoyang, semakin menggila respon dari tubuh Ibu walau tertahan oleh tekanan kedua tanganku pada susunya.
“Remas yang kuaaaat… ah ah ah”
“Ibu keluaaaaar… aaaaaaaaaaaiiiiihhhhh ah”
Teriak ibuku.
Tubuhnya melengking ke atas, terasa cairan hangat menjalar keseluruh bagian tubuh dedek arya. Kuhentikan goyanganku. Teriakan ibu amat keras, sebenarnya takut juga jika tetangga mendengarnya. Masa bodohlah, ini pagi hari biasanya mereka semua juga pergi kerja.
“kontol kamu buat ibu keluar lagi”
“memek ibu sayang kontol Arya”
Kata ibu dengan senyuman kepuasan sambil memejamkan matanya meresapi kenikmatan.
“Kamu belum keluar nak?”
Tanya Ibuku yang kemudian membuka matanya dan memandangku pandangan tatapan manja.
Aku hanya menggelengkan kepalaku. Sejenak aku beristirahat sambil menikmati setiap nano meter pemandangan tubuh Ibu. Kupeluk tubuh Ibu terasa hangat dan terasa sangat nyaman berada dalam pelukannya, kemudian kuangkat tubuh ibuku dengan posisi dedek arya masih tertancap dalam vagina Ibu.
Dengan sekuat tenaga aku gendong Ibu di depanku dengan posisi dedek arya tertancap. Kugendong tubuhnya masuk kerumah, sambil aku gendong kami saling berciuman satu sama lain. Setiap langkah kakiku, setiap langkah itu pula aku sedikit menggoyang pinggulku. Sedikit terasa cairan kenikmatan Ibu mengalir di batang dedek arya, terus mengalir hingga terasa di pahaku.