Wild Love Episode 09
Akhirnya kami menikah dengan terpaksa
Genap 2 bulan kehamilanku, akhirnya aku menikah dengan Mas Mahesa. Setelah menjadi suamiku, Mas Mahesa berperilaku layaknya seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Teman-temanku? Mereka masih tetap merawatku. Dengan kedudukan Ayahku pada masa kehamilan dengan perut yang membesar aku tetap bisa bersekolah tetapi di rumah, dimana guru-ku datang kerumahku untuk memberikan pelajaran-pelajaran di sekolah.
Tepat 9 bulan 10 hari, dan umurku 17 kurang sedikit sekali bayi laki-laki kecil dan manis dengan kulit yang putih bersih lahir. Aku bersyukur karena dia menuruni neneknya yang asli orang jepang. Dan Kuberi Nama Arya Ksatria, tetapi Suamiku menolaknya dan mengganti namanya menjadi ARYA MAHESA WICAKSANA. Kadang kebencian terhadap anak ini muncul, ingin rasanya aku membuangnya tapi setiap kali aku melihatnya aku bertambah sayang kepada anakku ini. Setiap kali akan tidur selalu kudongengkan dongeng ksatria-ksatria yang selalu melindungi yang lemah. Agar kelak dia menjadi pelindungku dan yang selalu menyayangiku.
Setelah lulus
Aku lulus dari SMA ketika aku berumur 18 tahun, dengan nilai yang bagus pula. Dengan seijin Ayahku aku melanjutkan kuliah tapi dengan catatan aku tinggal dirumah sendiri karena aku sudah berkeluarga. Aku tinggal di rumah yang lumayan jauh dari Ayahku sekitar 90 menit perjalanan. Ibuku setiap pagi kerumahku untuk mengasuh Arya. Selama itu pula Mas Mahesa tidak memperlihatkan perlakuan buruk kepadaku. Dengan Aku jadi Istrinya, sekarang Mas Mahesa menjadi kepala di sebuah Dinas pemerintahan yang ada di daerahku.
Sekarang umurku 20 tahun, anakku Arya sudah 3 tahun. Sebuah kejadian terjadi ketika Arya di bawa oleh Ibuku kerumahnya dan ketika itu aku pulang kuliah lebih awal karena Dosen tidak hadir ada Rapat Universitas. Pulang dengan rasa lelah, aku masuk ke rumah. Ketika aku berada di dalam ruang tamu, kudengar desahan-desahan orang sedang bersetubuh.
Aku diancam
Di Ruang keluarga kudapati Mas Mahesa melakukan hubungan dengan teman kuliahku, Devi. Seketika itu aku menangis, memarahi mereka berdua, membentak mereka. Devi tampak tertunduk tapi Mas Mahesa Bukannya merasa bersalah malah dia menyeretku kedalam kamar. Di maki-makinya aku, yang tidak bisa memuaskan suamilah, tidak patuh pada suamilah. Dia mengancamku jika aku mengadu pada Ayahnya, Arya akan di bunuh di hadapan mataku. Aku kaget setengah mati mendengar perkataanya, begitu tega ia terhadap anak sendiri.
Semenjak kejadian itu aku menjadi pendiam, bukan wanita riang yang selalu mengibur teman-teman kuliah ataupun teman-teman SMA-ku yang sering menjenguk Arya. Akupun tak berani jika harus mengatakan kejadian ini kepada orang tuaku. Aku terus meratapi nasibku, setiap tangisan yang keluar dari air mataku selalu hilang oleh senyuman anakku. Demi anakku aku terus berjuang dalam ketakutan yang di berikan Mas Mahesa.
Dia tidak pernah mendukungku
Semenjak kejadian itu pula, Mas Mahesa lebih jarang pulang kerumah sekalipun pulang kerumah hanya tidur dan santai, minta di layani. Tak pernah aku merasakan kasih sayang dari suamiku ini. Tiap kali pulang pun jarang sekali Mas Mahesa menyentuh tubuhku. Mungkin tubuhku kurang bagus, berbagai macam cara aku lakukan untuk merawat tubuhku dari minum jamu, vitamin dan lain sebagainya. Ibuku yang tak pernah tahu semua permasalahanku turut mendukungku.
Sebenarnya Ibu menyarankan aku untuk memakai kebaya agar terlihat sepertinya dan katanya suami pasti akan menyukainya. Tapi aku menolaknya, karena pada saat itu umurku masih muda dan Ibu memakluminya. Akupun tetap bertahan dengan mode pakaian yang sopan pada saat itu dan lebih suka memakai rok pendek selutut. Dengan segala usahaku tetap saja tak mempan untuk Mas Mahesa, untuk melihat tubuhku saja dia tidak mau sama sekali.
Kurang apa aku ini sebenarnya, banyak dari teman laki-laki di kampus mendekatiku katanya aku yang cantik, kelihatan semok, kelihatan montok inilah itulah. Padahal setiap kali aku berangkat kuliah aku selalu mengenakan pakaian yang sopan, dan longgar. Setiap kali pedih mendera ingin rasanya aku bercerita kepada sahaatku Karima, tapi sekarang entah dimana dia.