Wild Love Episode 07
Di jeda lalu di lanjutkan kembali
“Ibu keluarr… ahhhh… kamu buat Ibu keluar lagi naaak”
Kata-kata yang terlontar ketika Ibu mengalami puncak kenikmatannya.
Kuhentikan aktifitasku, kupeluk dan kucium Ibuku dimulutnya, di lehernya, semua bagian kepala ibu aku ciumi tak lupa pada susu ibuku. kuberi waktu istirahat untuk Ibuku.
“Bu masih kuat, Arya belum keluar”
Tanyaku penuh harap.
“hassh… hashhh… mashh… sih.. nak”
Jawab Ibuku.
Setelah beberapa menit istirahat kuangkat tubuh Ibuku, kubalikan tubuh Ibu dan kuarahkan posisi Ibu agar menungging. Kupastikan lubang vagina Ibuku dengan tangan kiriku kemudian kuarahkan dedek Arya ke vaginanya.
“Ini gaya apa nak? Gaya di film ya?”
Tanya Ibu.
“Gaya anjing bu”
Jawabku.
Gaya ini terlintas di pikiranku karena film yang aku tonton tadi. Kuarahkan dedek Arya ke vagina Ibuku. Agak sulit karena aku tidak bisa melihatnya dengan pasti. Tiba-tiba tangan kanan Ibuku meraihnya, mungkin Ibu tahu aku kesulitan memasukannya. Ibu kemudian mengarahkan dedek arya ke vagina Ibuku dan bles, masuk, GoooooL!
“Gaya anjing, Ibu jadi yag betina kamu jantannya… aaaaaaa… aaaaah”
Ucap Ibu membuka pembicaraan lagi.
“Iya bu. Arya adalah pejatan Ibu, ayo bu puasi aku”
Lanjutku dan mulai menekan tarik dedek Arya sambil memegang pingang Ibuku.
“Enak kontol kamu enak, Romomu tidak ada apa-apanya. Terus lebih cepet nak, kontolmu rasane tekan jero banget (rasanya sampai dalam sekali) terus setubuhi wanitamu ini”
Kata-kata vulgar mulai keluar dari bibir Indah Ibuku.
“Aku penjantanmu dan aku pemuasmu bu. Ayo bu berikan kehangatan dari tempikmu itu bu. Arya ingin merasakannya bu”
Racauku.
Aku menggoyang dan menggoyangnya terus hingga kepala Ibuku mendongak keatas. Desahan Ibuku mulai terdengar semakin keras. Racau kenikmatan, dan pujian terhadap diriku terlontar vulgar. Kudekatkan tubuhku kepunggung Ibuku dan kucium punggungnya. Kedua tanganku memegang dan meremas susu ibuku. sekarang Ibu menahan beban tubuhku. Ibuku hanya bisa mendesah merintih atas kenikmatan yang Ibu rasakan. Keringat yang semakin mengucur deras dari tubuh kami berdua menyatu, menetes dan jatuh ke tempat tidur.
“Bu susumu mau jatuh, Arya pegang bu”
Sedikit canda dalam permainan ini.
“peg… ang naaak… remas… itu mil… likmu nak… remas yang kuat”
Jawab Ibuku.
Terus kugoyang, kugoyang semakin cepat dan cepat. Tubuh ini semakin panas, butuh penuntasan semakin cepat goyangan pinggangku ini. Ibu hanya mendesah menikmati permainan ini.
“Kamu masuki tempik Ibu dengan kontolmu nak, kamu nakal kontol kamu masuk lagi”
Racau Ibuku.
“Ibu suka. Ibu suka dimasuki kontol Arya”
Lanjut Ibuku.
“Ibu mau keluar lagi naaak”
Racau Ibuku kembali.
“Ibu keluaarrrrrrr… Kang Mas, anakmu lebih hebat dari kamu. kamu buat Ibumu keluar lagi. kmu aaaaaaaah…”
Tubuh ibu ambruk ke depan tak mampu menopang tubuhku lagi.
Mencoba posisi baru
Posisiku masih di atas Ibu, dengan dedek Arya menancap di Vagina Ibuku. Kurasakan kembali cengkraman vagina Ibuku. Nikmatnya Aku sedikit menggoyangnya.
“Istirahat dulu nak, kamu belum keluar ya? Jangan digoyang”
Ucap Ibuku kepadaku. Ibu mungkin tidak merasakan panas tubuh ini yang ingin segera dituntaskan.
“Tapi bu, tubuh Arya panas sekali pingin segera dikeluarkan”
Paksaku.
“Biarkan ibu istirahat sebentar. panas ya?”
Tanya Ibuku, aku hanya mengangguk.
“Itu tadi minuman kuat dan perangsang buat laki-laki, yang kamu minum tadi, Ibu tadi mengiranya tidak bakal selama ini nak”
Jelas Ibuku.
Spontan setelah mendengar penjelasan dari Ibuku, aku angkat tubuhku, kemudian aku balikan Ibuku. Kubuka kedua kaki Ibuku, dan kumasukan lagi dedek Arya. Kupegang pinggang Ibuku.
“Karena Ibu sudah meracuni Arya, ibu harus tanggung jawab”
Kataku kepada Ibuku.
“Aaaaaaaaaaa”
Ibu kaget dan berteriak ketika aku dedek arya memasuki vaginanya.
“Ayo nak tuntaskan berikan peju cintamu pada ibu, Ibu sudah siap”
Jawab ibuku.
Perlahan aku goyang pinggulku secara perlahan, semakin lama semakin cepat. Kedua Susu ibuku mulai bergoyang seirama dengan goyangan pinggulku. Aku menggenjot membuat Ibuku berteriak nikmat. Meracau kembali. Kata-kata vulgar keluar dari mulutnya. Semakin cepat aku menggenjot Ibuku. kadang kala aku menekannya sekuat tenaga sehingga dedek arya masuk sangat dalam hingga menthok. Dalam posisi itu tubuh Ibu melengking ke atas, ketika aku tarik kembali tubuh Ibu kembali seperti semula.
“Kontolmu mlebu ning tempike Ibu le, kroso jeru banget ibu luih seneng kontolmu enak (kontol kamu masuk ke vagina Ibu nak, terasa dalam sekali, ibu lebih suka kontolmu)”
Ibu meraung-raung mengungkapan isi hatinya.
“Ibu, ayo bu, bilang kalo kontol Arya enak, dan Ibu tidak suka punya romo”
Perintahku keIbu sambil menggoyangnya.
“Ibu suka kontol Aryaa, ibu tidak suka punya romomu”
Ibu mengucapkan apa yang aku perintahkan.
“Bagus sayangku pintar sekali mulai sekarang Ibu miliku”
lanjutku.
“bu arya mau keluar”
Kataku kepada Ibuku.
“keluarkan nak, berikan cairan cintamu kepada Ibu. Basahi rahim Ibu dengan cairan cintamu, Ibu juga mau keluar lagi”
Jawab Ibuku.
“Ibu aku keluar tempik Ibu enak, tempik Ibu nikmat tempik Ibu punyaku, tidak boleh buat Romo tempikmu kanggo(buat) aku bu”
Jeritku keras.
“Iyaa nak tubuhku buat Arya Ibu Istrimu, kekasihmu Ibu juga keluar”
Teriak Ibuku menjawab kata-kataku. Akhirnya kami berdua keluar secara bersamaan.