Wild Love Episode 07
Aku sangat terpana
“Bu berbaliklah”
Kataku sembari meletakan gunting itu dimeja lagi.
Ibu berbalik, dan aku terpana. Wanita dengan kulit putih, wajah yang sendu, rambut yang di sanggul dan sedikit acak-acakan di hiasi senyum yang indah. Kedua susu besar yang masih terangkat ke atas berada di dada Ibuku. Tubuhnya langsing sangat pas, sehingga jika dilihat susu Ibuku tampak besar. Susu Ibuku masih sekal, tidak menggelantung seperti film porno yang aku pernah aku lihat. Kenapa bagus sekali susu Ibu ya? Itulah yang menjadi pertanyaanku, masih kencang dan tidak kendor sedikit pun bahkan putingnya pun tampak kecil dan tidak melebar.
“HEH! kaya lihat setan saja”
Ibuku sambil meletakan kedua tangan dipinggangnya.
Aku mendekat, dan ketika aku ingin memeluknya. Ibu mengindar mundur kebelakang.
“Yang ini nanti ya, ibu mau bersih bersih dulu”
Jawab Ibuku berjalan meninggalkan aku di kamar sendiri dengan senyuman kemenangan karena telah membuatku terangsang hebat.
“Ingat kamu tetap di kamar, tidak boleh keluar kamar”
Suara Ibu dari dapur kudengar sedikit lirih. Apa yang sebenarnya mau Ibu lakukan di luar kamar? Masa bodoh lah.
Aku masih di sini, di dalam kamar ini, aku duduk di tepian ranjang dengan baju hitam dengan motif garis vertikal. Wangi bajuku masih tercium karena 1 liter parfum telah aku semprotkan keseluruh tubuh dan pakaianku. Menerawang mantan kamarku dimana aku telah melakukan apa yang seharusnya aku lakukan dengan istriku, tapi ini dengan Ibuku sendiri. Ah masa bodohlah yang penting kami saling menyayangi. Kuliahat sekeliling kamarku, atas bawah kulihat celanaku tergeletak di bawah.
Menonton Film itu
“Semartponku kan ada di saku celana, aku jadi ingat”
Bathinku.
Aku meraihnya, kuambil smartphone itu, kuutak atik kucari folder Royalwin. Ya aku dapat, kubuka filenya. Aku mulai menontonya, terasa birahiku meledak-ledak. Tiba-tiba Ibu masuk dengan tubuh telanjangnya membawa baskom dengan handuk kecil, tapi aku tidak merasa kaget karena aku konsentrasi dengan film itu. Sedikit kulirik tubuh indahnya, ibu kemudian berlutut tepat di hadapanku. Ibu mulai membasuh dedek Arya.
“pantes loro banget, gede lan gagahe koyo ngene iki (pantas sakit sekali, besar dan gagahnya seperti ini)”
Ucap Ibu sambil membersihkan dedek Arya.
Aku tidak menjawab perkataan Ibu tadi, karena konsentrasiku terhadap film di smartphoneku.
“Buka bajunya nak”
Ucap Ibu sambil membuka kancing satu persatu membuyarkan konsentrasiku.
Kuletakan smartphone itu di sampingku, kulihat Ibu dengan telaten melepas bajuku. Ketika aku melihat susu Ibuku, aku menelan ludah, kuangkat tangan kananku untuk menyentuhnya. Tangan Ibu memukul tanganku agak keras.
“NANNNNNTI!”
Hardik Ibuku kemudian dia tersenyum. Aku pasang wajah cemberut.
“Owalah lagi belajar to, nanti diajarin Ibu ya”
Ucap ibu dengan senyuman nakal yang kemudian meninggalkan aku lagi, sambil membawa baskom Ibu keluar kamar.
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku heran, kuambil smartphoneku dan kulanjutkan menonton film. Selama kurang lebih setengah jam aku menonton dan di pikiranku wanita yang ada di film itu badannya kurang bagus, bagusan ibuku, susunya bagusan punya Ibu kulitnya putihan punya Ibu, dan cantiknya cantikan Ibu.
Aku harus melakukan teori dari dosenku ATM (Amati Tiru Mempraktekan), tapi nanti setelah Ibu kembali. Setelah setengah jam terlewati, aku letakan samartphone-ku di meja, kemudian duduk kembali. Ibu kemudian masuk membawa minuman salah satunya air putih. Ibuku letakan air putih di meja. Ibu kemudian berjalan kearahku. Tubuh bugilnya menjadi fokus kedua mata ini.
“Sudah belajarnya, ini diminum dulu”
Sembari menyerahkan minuman dan duduk rapat disebelah kiriku.
Manis dan Ayu Ibuku
Aku menerima minuman itu, dengan tatapan beralih kewajah ayu nan manis ini. Ku tersenyum kepada Ibuku, Ibupun membalas senyumanku.
“Dah diminum nak, niar hangat tubuh kamu”
Suruh Ibuku kepadaku.
“inggih bu”
Jawabku.
Aku meminum minuman hangat ini, langsung kuteguk habis. Setelah habis aku berdiri dan meletakannya di meja. Aku kembali duduk disamping Ibuku. kupandangi seluruh bagian tubuhnya.
“Ibu cantik kok lama sekali”
Ucapku.
“Ibu buat minuman kamu itu yang agak lama nak”
Balas Ibu.
“Mau praktek lagi?”
Lanjut ibu dengan senyuman cantik.
Aku tertegun dengan tawaran Ibuku, ya seharusnya memang secepatnya karena aku ingin menyentuh semua bagian tubuhnya. Masih teringat film porno bagaimana permainan antara cowok dan cewek tadi. Di tambah lagi tubuh halus terpampang di depan mataku.
“Bu, Arya pengen Ibu ngemut burung Arya seperti di film-film tadi”
Ucapku kepada Ibuku.
“Itu jorok nak”
Ucap Ibuku dengan wajah yang agak sedikit heran.
Aku putar otak agar Ibu mau melakukannya. Dan aku teringat setiap ucapan yang ibu ucapkan tadi sebelum keluar kamar.
“Ibu kekasihku kan?”
Tanyaku dengan senyum jahat.
“i…i…ya nak”
Jawab Ibu kaget dan heran.
“Kok Ibu tidak patuh to? Ya udah kalau begitu, Arya mau tidur saja, percuma”
Jawabku yang kemudian memasang wajah cemberut dan memalingkan wajahku ke kanan.
“Nakal kamu ya, ibu sendiri di mainin”
Goda ibuku.
“Iya Ibu mau, Arya sayang”
“Bagaimana caranya? Ibu belum pernah”
Lanjut Ibuku.
Tawaku terkekeh sembari kembali menoleh ke arah Ibu, merasakan kemenangan terbesarku.
“Sekarang sudah saatnya kamu menata Ibu nak”
Wajah ayu yang meminta untuk dimanja lagi.