Wild Love Episode 07
Ibu menjadi wanitaku
“Iya nak, Ibu sekarang menjadi wanitamu, Ibu akan selalu siap kapanpun kamu mau, selama Romomu tidak ada nak, jadi kamu harus pinter-pinter belajar biar kuliah kamu cepet lulus dan pinter-pinter belajar nyenengin Ibu juga gih”
Jelas Ibuku sambil memeluku, kini posisi kepala Ibuku tepat di bahu kananku dengan tatapan ke arahku. Aku masih menatap langit-langit kamar yang menjadi saksi bisu.
“Tapi ada syaratnya nak”
Ucap Ibuku lirih, akupun menoleh kearah Ibu.
“Apa itu bu?”
Jawabku.
“Kamu masih muda, gairahmu pasti masih besar-besarnya, Ibu tahu kamu memiliki banyak teman perempuan di luar sana nak”
Jawab Ibu.
“Ya punya bu, tapi kan bukan pacar”
Potongku.
“Dengarkan, Ibu akan selalu melayanimu menjadi wanitamu, kekasihmu, tapi Ibu tahu tidak bisa menemani kamu di luar sana maka dari itu, yang Ibu harapkan kamu jujur sama Ibu dan menceritakan semuanya secara jelas jika kamu melakukan dengan wanita selain Ibu, Ibu butuh tahu”
Sambil menghela nafas panjang Ibu melanjutkan ucapannya kembali.
“Kamu tahu apa tujuan Ibu, agar Ibu bisa melayani kamu lebih dari yang di berikan oleh wanita-wanita diluar rumah ini dan juga biar kamu tambah sayang sama Ibu”
Sembari mengecup bahuku.
“Apa Ibu tidak cemburu? Nanti Ibu mengira Arya menghianati Ibu, cuma mau mainin Ibu, Arya tidak mau bu”
Jelasku.
“Bukan begitu nak, Ibu sadar tidak selamanya kita bersama dan kamu harus mecari wanita selain Ibu sebagai pendamping kamu, kalau kamu sama Ibu terus apa kata orang. jika suatu saat kamu menemukan wanita pendamping kamu, kamu masih boleh minta tapi jangan sampai istrimu tahu, ada baiknya ketika kamu sudah menikah nanti, kita bisa menghentikan ini semua”
Lanjut Ibuku.
“Pokoknya kalau Arya kepingin ya Ibu harus mau”
Suaraku agak keras dan parau karena emosi saat ini, di mana aku tidak ingin kehilangan Ibuku.
“Iya iya, asal kamu terus sayang sama Ibumu ini, Ibu selalu ada buat kamu nak”
Jawab Ibuku.
“Nak, Ibu pengen kamu jangan asal nyoblos seperti tadi”
Lanjut Ibuku.
“Terus gimana bu? Arya kan juga tidak tahu”
Jawabku polos.
Sembari mengangkat tubuhnya, kemudian duduk sambil tangan kanannya mengelus-elus dedek Arya.
“Ya kamu sinau (belajar) to nak, katanya di enet atau apa itu banyak, biar Ibu juga tambah pinter, tapi kamu yang ngajari Ibu”
Jawab Ibuku, aku teringat akan film yang ditransfer ke smartphoneku, kemudian aku mempunyai Ide.
“Bagaimana kalau Ibu sama Arya lihat bareng bu, kelihatannya aku punya filmnya bu”
Ucapku kepada Ibuku yang sedang mengelus-elus dedek Arya. Ibu menoleh kearahku dengan senyuman.
“Kamu itu ternyata suka nyimpen-nyimpen film kaya gitu to”
Hardik Ibuku dengan senyuman nakal.
“Mboten bu, niku kan (tidak bu itukan) pemberiannya Rahman”
jawabku menghindar.
“halah bilang saja kalau kamu itu pernah bayangin Ibu pas lihat filmnya, ya to? Nyatanya ibu kamu kenthu semalam hi hi hi”
Jawab Ibuku dengan senyuman nakalnya.
“Jujur bu kalau yang itu aku spontan bu, nyatanya Ibu sekarang juga mau he he he”
Jawabku terkekeh-kekeh.
“Iya besar panjang, sangat lebih besar dari yang biasa masuk ke lubang Ibu ditambah lagi ganteng anak ibu ini”
Jawab Ibuku.
“Oia bu, Ibu mau kan kalau nonton bareng Arya”
Tanyaku lagi.
“Kekasihku, Ibu patuh sama kamu, siap melayani kamu, jadi kamu tinggal ngomong saja ke Ibu, Ibu akan melakukannya, tapi Ibu tidak mau nonton, namanya juga wanita, maunya ya ditata”
Jelas Ibu dengan senyumannya. Aku berpikir, benar juga apa yang dikatakan Ibuku. Ya sudahlah, aku yang nonton nanti ibu yang mengikuti.
“Ibu mau bersih-bersih dulu nak, sekalian buatin minuman kamu, sebentar ya sayang”
Ucap ibuku sambil mengecup bibirku.
Setelah Percakapan Panjang
Ibu kemudian berdiri, akupun mengangkat tubuhku dan duduk sambil memandang Ibuku yang tersenyum kepadaku. Wanita yang terlihat kutangnya dengan kebaya yang sobek menggantung di lengan kanan dan kiri serta jarik yang masih tersingkap hingga pinggangnya.
“Aku ingin membukanya”
Bathinku.
Ketika ibu mulai melangkah, dua langkah dariku kutarik tangan kiri Ibuku. Aku kemudian berdiri dan memeluk Ibuku, kukecup lehernya bagian kanannnya.
“Aaahhhhh nak nanti nak, biarkan ibu bersih-bersih dulu”
Ucap ibuku sambil mendesah.
“Bu aku ingin melihat Ibu seutuhnya untukku”
Jawabku.
Ibu memandangku kemudian mengelus pipiku kananku dengan tangan kanannya.
“heem”
Ucap Ibuku dengan senyumannya.
Dari belakang Ibuku Kulepaskan kebaya yang telah sobek sebelumnya itu, kucoba merobek kutang ibuku. Tapi apa dayaku, kutang pakaian daerah ini terlalu tebal, terlalu sulit untuk di robek. Aku yang sempat berhenti dan kebingungan dengan posisi tangan masih mencoba merobek kutang Ibuku. Aku menoleh ke kiri hanya ada tempat tidur. Ketika aku menoleh kekanan ada gunting diatas meja, gunting besi besar, aku meraihnya.
Setelah aku dapatkan, kugunting semua kutang Ibuku dari belakang kutarik dan kugunting gunting lagi. Kemudian kendit yang di pakai Ibuku aku juga mengguntingnya. Hingga jarik yang masih tersingkap itupun ikut terpotong. Sakit tanganku? Jelas iya… itu kain yang tebal. Hingga akhirnya semua terlepas dari Ibu. Aku letakan gunting itu di meja kembali.