Wild Love Episode 06
Aku jatuh cinta kepada ibuku
Aku jatuh cinta ke Ibuku? ya aku memang mencintainya sebagai seorang Ibu, tapi mendengar pernyataan itu, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dari diriku. Aku ya aku terlalu sayang Ibu.
“Bu”
Ucapku.
Kuberanikan menggerakan tanganku, kuangkat dagu Ibuku dengan tangan kananku dan kucium lembut, sangat lembut dan Ibu membalasnya dengan ciuman yang lebih lembut layaknya seorang wanita mencium kekasihnya dengan penuh rasa cinta.
Ibu memejamkan matanya, tapi aku terus membuka mataku untuk selalu menatapnya. Semakin lama kurasakan semakin tak terkendali ciuman antara kami berdua. Aku sudah tidak peduli dengan pintu kamar tamu yang masih terbuka. Aku terus menciumnya dan menciumnya, menyedotnya begitupula dengan Ibu.
“Emmmmmmmmmm”
Desahan Ibuku mulai kudengar.
Air mata itu kembali mengalir deras, sangat deras membuat aku tidak tega untuk melanjutkan hal bodoh ini. Kuhentikan ciumanku, kelepaskan bibirku dari bibir Ibu, kutatap Ibuku yang terpejam matanya. Kemudian Ibu membuka matanya yang tergenang oleh air mata secara perlahan.
“Kenapa ibu menangis?”
Tanyaku.
“Air mata ini adalah cinta Ibu ke Romo kamu yang tak pernah terbalas, biar mengalir keluar semuanya nak, Ibu ingin menyayangi kamu seutuhnya, jangan pedulikan air mata ini, ketika air mata ini berhenti, cinta Ibu ke Romo kamu telah habis, dan akan tergantikan olehmu”
Jelas Ibuku dengan suara yang parau.
“Tapi bu, Romo”
Jawabku terputus.
“Sekarang adalah Aku dan kamu, milikilah Ibu. Ibu sangat sayang kamu nak”
Potong Ibuku.
Ciuman
Romo? Ada apa dengan romo? Masa bodohlah, sekarang ya sekarang antara Ibu dan Aku, Arya.
“Arya juga sayang Ibu”
Jawabku sembari menjatuhkan bibirku ke bibir Ibu, aku menciumnya kembali.
Ciumanku berbalas ciumannya, Pagutan berbalas pagutan, hisapan berbalas hisapan. Indah rasanya seakan ini adalah mimpi, tiba-tiba Ibu melepas ciumannya.
“Ibu sayang kamu, Arya”
Ucap Ibuku, dan Aku menjawabnya dengan anggukan.
“Jadikan Ibu milikmu nak, buat Ibu milikmu seutuhnya dan bukan untuk Romomu yang kurang ajar itu sentuh ibu nak”
Paksa Ibuku dengan nada yang mengeras.
Mendengar ucapan ini seakan-akan membuat aku merasa tersakiti oleh Romo. Ya Ibu pasti merasakan sakit karena Romo. Apa yang sebenarnya terjadi antara ibu dan Romo aku tidak pernah tahu. Tetapi dari ucapan Ibu sangat tersirat rasa benci yang terpendam. Kembali kucium Ibuku, kuarahkan kedua tanganku ke arah kebayanya, kurobek kebaya. Kurobek hingga terlihat kutang ibuku.
Ibu telah siap
Kebaya yang Ibu pakai sekarang hanya menutupi lengannya dan menggantung di tangan kanan dan kirinya. Ciuman antara aku dan Ibuku semakin panas, karena nyawa muda yang menggebu-gebu dan belum pernah merasakan hal ini sebelumnya membuat aku Ibu mendorong hingga rebah di tempat tidur. Posisi pantatnya tepat di pinggir ranjang dengan kaki yang masih terjuntai di lantai. Aku yang berdiri melihat kearah Ibuku, kupandang seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang baru saja aku porak porandakan.
“Ayo nak Ibu siap”
Perintah halus ibuku dengan senyumnya seakan-akan memberikan lampu hijau terang benderang agar aku melanjutkan, melanjutkan apa yang harus dilanjutkan.
Aku sedikit merunduk dan menarik ujung jarik Ibu, mengetahui aku akan kesulitan menarik jariknya Ibu mengangkat pinggangnya, dan kutarik jarit itu hingga ke bagian pinggang Ibuku. Tampak pemandangan yang pernah aku lihat dan Aku melihatnya lagi, vagina yang tertutup kain putih berbetuk segitiga.