Misi Balas Dendam Episode 49
POV ALMA
Royal Win Indonesia Entertainment – Misi Balas Dendam Episode 49, Aku tahu pilihanku tak salah …. Mempercayai hidupku pada tuanku…. Meskipun dia terlihat cukup keras pada semuanya dia punya hati yang lembut…. Yang bisa dirasakan.
Aku memang wanita hina dari keluarga terhina… Kedua orang tuaku awalnya pengusaha yang cukup sukses di kampungku…dan kehidupan kami awalnya sempurna.
Tetapi runtutan kejadian buruk merusak segalanya…. Kematian ayahku yang terbunuh di tempat usahanya secara misterius…. Lalu ibuku yang di jebak oleh pamanku sendiri membuatnya dianggap sebagai pelacur oleh warga hingga dimassa hingga tewas…. Lalu kakakku satu-satu keluarga yang tersisa … Di perkosa oleh pamanku hingga dia menjadi gila dan akhirnya meninggal dalam keterpurukan… Sedangkan aku di jadikan pembantu di rumahku sendiri…. Sikap kasar paman dan bibiku selalu kudapatkan…. Tetapi untungnya dia tak pernah merenggut kesucianku.
Ternyata semua itu memang direncanakan oleh pamanku… Membiarkan aku tetap suci membuatku bisa di jual Dengan harga mahal.
Untuk sebuah kenaikan pangkat nya di instansi… Dia tega menjualku kepada bosnya…. Tetapi aku bisa melarikan diri dari tempat bosnya pamanku.
Tetapi aku berhasil tertangkap kembali … Dan dijual kembali kepada Joker untuk kenaikan pangkatnya kembali…. Untungnya rentetan mimpi burukku berakhir setelah tuan Alex menyelamatkanku … Memberikan tempat untuk ku berlindung …. Meskipun sama saja karena posisi hanya seorang budak disini ….tapi aku menemukan kebahagian yang tak kurasakan sebelumnya… Kehidupan ku juga begitu bebas disini…. Bahkan wanita lain didalam rumah ini merasakan kebahagiaan yang sama seperti yang kurasakan saat ini.
” Alma kenapa kau sendiri disini….”
ucap Rafina mengejukanku.
” Aku sedang merenung… Nyaman disini sangat hening … Lalu kau sendiri mengapa kesini…”
ucapku.
“oh…. Aku haus…. Tempat air dikamar habis…jadi terpaksa aku kesini… Apa tidak takut kau didapur selarut ini….”
ucap Rafina.
” tidak aku bahkan sering tidur diluar rumah, digarasi bahkan toilet…”
balasku tersenyum.
“hmmmm…. Ngomong-ngomong dimana pak Alex…. ”
lanjut Rafina bertanya.
” dia tadi bersamaku…tetapi karena ada yang mengikutinya dia berhenti untuk mengecek siapa yang mengikutinya….”
balasku kembali sambil memberikan dia segelas air putih.
” terima kasih Alma … Kau itu baik sekali…. Tetapi apa kau tak khawatir pak Alex belum kembali selarut ini….”
lanjut Rafina sambil meminum air.
” dia itu sangat kuat … Dan aku percaya dia akan kembali….”
lanjutku.
” dan sangat kejam … Dia menghancurkan semua kebebasanku… ”
ucap Rafina.
” Kau ingin pergi dari sini…. aku akan membantumu keluar dari sini… Tetapi ada satu syaratnya….”
ucap ku mengatakan dengan serius.
” Apa maksudnya … Kenapa kau melakukan ini…”
ucap Rafina terlihat terkejut.
” kau ingin bebas dari sini kan… Aku akan membantumu… Tapi setelah kau keluar dari sini kau harus berjanji untuk tidak melaporkan tuanku pada Polisi… Jika kau berjanji aku akan mengantarmu malam ini ketempat yang kau inginkan….”
lanjutku.
” tapi kau akan terkena masalah jika membantuku pergi dari sini Alma….”
lanjut Rafina.
” Aku percaya tuan Alex tak akan menyakitiku…”
ucap Ku sambil menarik tangan Rafina untuk keluar dari sini.
“Hentikan ….”
ucap Rafina menghentikan langkahku.
” Kenapa kau berhenti… Bukannya kau ingin pergi dari sini…. ”
lanjutku bertanya pada Rafina.
” Aku….. Aku tidak bisa melakukannya… Aku takut kau akan dalam masalah….”
ucap Rafina.
” Kau hanya Alasan …. Tuan tak akan menyiksaku kalau kau pergi dari sini….”
ucapku menatapnya tajam.
” alasan … Apa maksudmu….”
ucap Rafina.
” hanya mulutmu yang terus berkata tuan jahat dan menghancurkan kehidupanmu…. Tetapi kenyataan nya hati kecilmu bersyukur kau bisa berada disini…. Matamu tak bisa menipuku Rafina….”
ucapku menatapnya.
” tidak …. Aku ingin pergi dari sini….”
ucap Rafina membantahku.
” baiklah pintu itu tak pernah terkunci… Kau bisa pergi kapanpun yang kau mau … Tak ada pengikat atau belenggu yang ada padamu sekarang… Apalagi tuan saat ini tak ada disini”
ucapku menantangnya… Dan aku meninggalkan Rafina yang tetap terpaku tak berdaya di tempatnya berdiri.
