Misi Balas Dendam Episode 46
POV ALEX
Royal Win Indonesia Entertainment – Misi Balas Dendam Episode 46, aku mengenakan pakaianku seragamku setelah lebih seminggu aku tak masuk …. Hera dan Yurika membantuku merapihkan pakaianku.
” Tuan apa kau benar-benar akan pergi ke kantor… Aku bisa menemanimu…..”
ucap Yurika.
” tak enak rasanya …. Selalu bolos…. Aku harus masuk….kau mau menemaniku atau kau ingin ini”
ujarku bermain kontol ku.
“Hahaa… Hayo Yurika kau harus tanggung jawab…. Andai aku bisa aku yang akan mengambil kesempatan langka ini”
ucap Hera menyenggol Yurika.
Lalu Yurika berjongkok dan tanpa Malu-malu membuka retseliting celanaku… Dan mulai memijat dengan kedua tangannya…. Kontolku terkoneksi akibat pijatan lembut Yurika dan mulai mengeras.
” Tuan boleh aku mengulumnya….”
pinta Yurika sopan.
“Pendamping ku yang satu ini sangat sopan ya….”
ucap ku tersenyum pada Hera yang juga tertawa.
” Kau menyindirku….”
ucap Hera tertawa.
Membasahinya dengan Air Liurnya
Dan Yurika mulai menjilat kontolku … Membasahinya dengan Air Liurnya…. Sungguh nikmat kenikmatan pagi ini…. Mulut yang masih Malu-malu itu mulai mengoral perlahan …. Melumat semua sisi kontolku dengan mulutnya yang mengoda hasratku.
Aku sedikit mendesah panjang saat Yurika mulai menghisap kontolku …. Dan dia mulai bergerak maju mundur.
“Akhhh… Yurika kau cepat belajar ….”
pujiku menikmati oral yang dilakukan Yurika.
“Haha… Yurika terus kau sekarang akan jadi ahlinya…”
lanjut Hera.
“hoh… Ohhh…. Ohhhhm…”
desah Yurika maju mundur dengan cepat… Dia menikmati melumat kontolku.
Aku melihat wanita lainku yang tampak acuh dengan apa yang kami lakukan.
” Rafina … Kau ingin ikut menikmati kontolku….”
ucapku … Memanggil wanita yang duduk diatas kasur … Sambil menatap kearah tv … Seakan tak perduli apa yang ku lakukan dengan Yurika.
Dia justru membesarkan volume tv saat aku memanggilnya… Dan dia tetap fokus menonton tv…. Aku hanya bisa tertawa melihat kelakuan wanitaku yang satu itu.
” Kau tak menyesal Rafina….”
ledek Hera memanaskan suasana.
dia menutup telinganya dengan Headset milik Yurika…. Dan tetap fokus pada Siaran TVnya… Padahal perlahan Rafina mendesah … Karena sebenar dia tak menatap televisi…. Dia melihat bagaimana yurika mengoral batang kontolku yang besar… Dari kaca kecil yang terpasang di lemari dekat tv… Dan tangannya yang lain asik memijat dan memilin payudaranya di balik baju tidurnya…. Dengan suara besar tv desahannya teredam.
” Tuan.. Yurika …. Apa yang kalian berdua lakukan… Tuan kau bilang mau berangkat kerja pagi…”
ucap Tia melihat aksi oral Yurika.
” Tanggung Tiaku… Sebentar lagi…. Ini semua terjadi karena adikmu ini mengodaku di pagi hari ini….”
ucapku tersenyum sambil terus menikmati lumatan bibir Yurika yang sangat cerdas mempermainkan kontolku.
” sudah lah kak Tia… Biarkan Yurika belajar sedikit ….”
ucap Hera tertawa.
* crooot…crooot…crooot… ku tumpahkan Spermaku dalam rongga mulut seksi itu.
“Akhhhh… Ukhjh….”
ucap Yurika kelonjotan menerima banyak Sperma dari mulutnya.
” Ayo telan Yurika … ”
ucap Hera… Yang diikuti Tia yang hanya mengeleng kepalanya sambil tersenyum.
* gleeeggg..gleegg… Ahhh… Yurika menelan seluruhnya … Sambil tertawa…. Menunjukkan Ekspresi imutnya.
” sudah selesai sekarang kita cepat sarapan…. Alma sudah menanti di bawah… Yurika kau segera mandi baru menyusul ke bawah..”
ucap Tia tertawa.
” Aku akan membilas sisa-sisa perang ini …”
ucapku menuju kamar mandi… Diikuti Yurika yang menuju kekamar mandi yang sama.
” Awas kalian melakukan hal yang aneh lagi di kamar mandi….”
teriak Hera memperingatkan kami.
” ya kakakku …. ”
ucap Yurika.
” Rafina ayo kebawah….. ”
ucap Hera yang membuat Rafina terkejut.
” kalian duluan saja …”
ucap Rafina yang ternyata baru martubrasi… Ini akan membuat malu dirinya jika Hera sampai tahu apa yang dilakukannya…. Untung Hera percaya dan meninggalkan nya.
Aku mulai meremas gunung kembarnya lagi
Aku langsung membilas kontolku…. Kulihat Yurika juga sudah membuka semua pakaiannya…. Menuju Shower …. Kutarik tangan Yurika kearahku sebelum sampai di shower… Aku mulai meremas gunung kembarnya lagi… Yang kali ini tak tertutup apapun.
“akhhhh…Tuann… Nanti kita di marahin kak Tia…”
ucap Yurika mendesah.
” kau sungguh mengoda Yurika…. ”
bisikku kemudian menyapu lehernya dengan Lidahku.
“Tuann…akhhhh…. Akhhhh… Tuan… Nanti saja… Kak Tia dan yang lain menanti kita…”
ujar Yurika sambil menikmati pijatan ku kepada kedua gunung kembarnya.
” baiklah kalau begitu… Kau berhutang kenikmatan malam ini….”
ujarku.
” yang penting kau pulang tepat waktu … ”
lanjut Yurika.
” Tentu … Untuk dapat menikmati tubuhmu aku pasti pulang lebih awal… ”
ucapku tertawa dan melumat bibirnya… Sebelum aku meninggalkannya keluar Kamar mandi dan Yurika melanjutkan mandinya.
Aku kembali ke kamar utamaku… Tak ada lagi Hera atau Tia disini… Yang kulihat wanita kurusku sedang berada dikasur tak beranjak dari sana …. Jadi aku mendekati nya.
” mau apa lagi kau…. ”
ucap Rafina sedikit ketus.
” kau itu milikku …. Dan aku hanya ingin sedikit mendisiplinkanmu… Panggil aku tuanmu mulai sekarang …”
ucapku setelah menerkamnya hingga dia tertimpah oleh tubuhku.
Tangan nakalku meraba bagian bawah Rafina … Dan sungguh terkejut saat tangan ku merasakan sesuatu yang basah pada celana dalam.
Aku tersenyum… Menatapnya yang coba memalingkan wajahnya… Tanpa perlawanan saat aku sedikit bermain dengan cairan martubrasi miliknya.
” Kau hanya perlu meminta…. ”
ujarku.
” cepat Pergi sana …. Kau akan telat ….”
ucap Rafina tetap memalingkan wajah nya.
” baiklah …. Aku pergi….”
ucapku mengecup kening nya meskipun wajahnya tak menatapku.
Aku bertemu dengan tiga wanita cantikku
Raut wajah Rafina berubah menjadi merah padam… Aku meninggalkannya dan langsung meluncur kebawah… Benar saja … Aku bertemu dengan tiga wanita cantikku…. Yang bersiap di meja makan.
Daster masak yang digunakan Alma pagi itu sungguh mengoda ku…. Dengan motif bunga membuat lekuk tubuhnya terlihat sungguh seksi… Tapi aku tak ingin memperlihatkan hasratku yang sedang mengebu-gebu…. Kami makan bersama setelah kedua wanitaku ikut bergabung dalam sarapan pagi kami.
Sebelum meninggalkan Rumah ini… Aku mengunjungi dua wanitaku yang lain yang sedang sibuk mengasah kemampuannya… Neti sibuk berlatih di tempat latihan milik Edi … Karena saudaraku itu sedang berlatih bersama Kai.
” Amazonku … Beristrahat lah jangan memaksakan diri…. ”
teriakku… Melihat Neti sedang melatih fisiknya dengan menendang balok kayu di tengah ruang latihan ini.
” Tuan… Kau akan pergi kekantor… ”
ucap Neti memelukku.
” ya … Sudah lama Aku tak kekantor….”
ucapku sambil menyapu keringatnya.
” Kau butuh latih tanding…. “
Lanjutku lagi.
” kau sudah rapih tuan…. Mana mungkin bertanding denganku….”
ucap Neti menolakku.
” Aku pertarung terkuat di keluarga ini…”
ucapku memasang kuda-kuda.
“Baiklah tuan…. ”
ucap Neti bersiap menyerangku.
Dia mulai menyerangku tanpa aba-aba…. Pukulan keras lurus mengarah wajahku…. Tindakan yang berani langsung mengincar wajah musuhnya …. Aku menghindar sebelum sedikit meremas payudara bagian kanannya…. Membuat bra nya terlepas.
“awww… Tuan….”
teriak Neti memperbaiki Bra nya yang terlepas.
” dalam pertarungan kita boleh melakukan apapun…”
ucap ku tertawa.
” Baiklah ”
ucap Neti melepaskan serangan selanjutnya.
Dia langsung menyerang tanpa ampun … Sepertinya Neti mulai serius menyerangku… Dengan kekuatan asli miliknya… Aku menangkap tinjunya … Lalu berputar dan meremas pantatnya.
” Tuan sengaja ya…”
ucap Neti tersenyum.
” kali ini aku yang memulai ”
lanjutku.
Membuatku bebas menyentuh tubuhnya
Aku menyerang secara bertubi-tubi membuat tubuh Neti terdesak… Membuat tubuhnya lunglai karena terserang terus …. Saat konsentrasi berkurang aku langsung menangkap tangannya dan menelikung hingga tangannya terkunci… Membuatku bebas menyentuh tubuhnya.
“Tuannnn….. Hentikan Geli lohh….”
ucap Neti berusaha melepaskan diri…. Saat aku mengelitik bagian sensitif nya.
“Haha… Kau masih lemah Amazonku… Mulai besok aku akan mulai melatihmu agar kau semakin kuat…. ”
ucapku mencium pipi kanannya lalu melepaskan kuncian tangannya…. Dia pun meraih tanganku.
” Hati-hati di jalan… Dan cepat pulang….”
ucap Neti tersenyum.
” sejak kapan kau jadi feminim seperti ini …. Tapi aku suka…. Dan semangat untuk latihannya….”
ujarku meninggalkan ruang latihan.
Aku bergegas kerumah belakang …. Aku agak terburu-buru… Mengingat waktu yang makin banyak berlalu.
Kulihat wanita ini sibuk dengan Laporan dan Laptopnya…. Kamar ini sangat berantakan…. Kulihat whiteboard penuh dengan banyak kurva dan rumus… Lalu banyak tempelan kertas disana-sini ruangan.
” aku sudah bilang jangan memaksakan diri sayang….”
ucapku memeluk Fina yang fokus dengan buku tebal didepannya.
” Tuan …. Sejak kapan kau ada disini…. ”
ucapnya langsung mengecup bibirku.
” Kau terlalu fokus… Makanya tak mengetahui keberadaan ku…. Apa kau sudah makan….”
ucap ku.
“hahaaa… Aku sedang mencari kelemahan dari masing-masing perusahaan keluarga Goldrich Company….. Dan aku sudah mulai memahami alur keuangan mereka dari data yang kita dapat… Jika kita berhasil memutus alurnya…. Goldrich Company keuangannya akan hancur….”
ucap Fina penuh semangat.
” hahaaa… Jangan terlalu serius … Kau harus jaga kesehatan …. Aku tak ingin saat aku meminta kau melayaniku kau dalam keadaan kelelahan….”
candaku yang tetap memeluknya.
” ya pasti …. Hanya ini yang bisa kulakukan saat ini untuk membantumu…. Dan masalah itu aku juga rindu….”
ucap Fina tertawa.
” kau bisa mengajak Rafina…. Dia punya kemampuan yang kompeten dalam hal keuangan…. ”
ujarku.
“hmmmm…. Mungkin itu ide bagus… Tapi tuan benar-benar akan kerja sendiri …. Aku bisa menemanimu….”
tanya Fina.
” Kau kira aku anak kecil …. Kau sudah sarapan…”
balik ku bertanya sambil mengelus rambut basahnya.
” Aku sudah makan beberapa roti ….”
ucap Fina.
” jangan tidak makan dan jangan lupa untuk minum saat kau duduk berjam-jam… Aku pergi ya sayang….”
ucapku menciumnya sekali lagi setelah itu Fina mencium tanganku.
” Hati-hati….. Jangan membuat masalah lagi….”
teriak Fina yang kembali kepekerjaannya.
Rumah ini memang terasa normal kembali… Tapi tetap saja ada sesuatu hal yang hilang…. Yang tak bisa ku pungkiri efeknya sangat besar buatku.
” Tuan….tuan lupa tas kerjamu….”
teriak Alma mengejar mobilku yang hampir keluar dari perkarangan rumah.
” Nura harusnya kau tak lupa dengan tasku…..”
teriakku yang seketika itu aku langsung terpaku…. Aku sadar Nura tak ada lagi disini…. Membuat hatiku kembali terasa sesak.
” Maaf Alma aku lupa membawanya… ”
ujarku… Mengambil tas kerjaku dan kembali masuk kedalam mobil.
” tuan… Tetap semangat… Kau masih memiliki kami….”
ujar Alma tersenyum.
” baiklah … Aku berangkat … ”
ujarku membalas senyumannya.
Aku tak boleh melihat kerapuhanku pada wanita ku… ku tak ingin membuat mereka merasa tak nyaman, dari kesedihan yang kurasakan…. Aku harus menyimpan rapat kelemahanku ini… Agar aku dapat memenangkan perang ini dan hidup bahagia dengan mereka tanpa melupakan Pengorbanan Nura untuk kami.
Tiba kembali di tempatku mengabdi… Beberapa bulan terakhir Absensiku hancur banyak sekali bolong dan kinerja ku seperti terjun beban tanpa pengaman…. Ini karena fokusku mulai terpecah… Perangku dengan Goldrich Company dan juga aku harus mengurus hati banyak orang… Aku mulai berpikir untuk mengakhiri pengabdianku disini …. Tapi aku masih butuh banyak informasi untuk menghancurkan musuh ku…. Dan musuh yang bersembunyi diantara perseteruanku dengan Goldrich Company.