Misi Balas Dendam Episode 45
# di langit diatas kota
Royal Win Indonesia Entertainment – Misi Balas Dendam Episode 45, Dua Makhluk mengerikan berwarna cokelat pekat… Dengan dua taring putih besar di sisi mulutnya… Mereka berdua, menikmati apa yang mereka perbuat dan terjadi di bawah mereka.
” Hazard Bear, Blizzard Bear … Hentikan apa yang kalian lakukan …. Kalian akan merusak seluruh kota ….”
Teriak Bouldbear.
“Haha… Ada ras beruang lemah disini….”
ucap Blizzard Bear.
” Bouldbear kau berani menghentikan kesenangan kami….”
ujar Hazard Bear.
” Tapi yang kalian lakukan merusak dan menimbulkan banyak korban pada manusia”
lanjut Bouldbear.
” Apa peduli kami pada makhluk fana lemah …”
ujar Hazard Bear.
” kau tak pernah merasakan lamanya menunggu hingga akhirnya bebas seperti ini…. ”
ucap Blizzard Bear.
” jadi sebaiknya kau ikut dengan kami…. Agar level mu yang rendah itu bisa naik karena dengan level yang sekarang kau hanya memalukan ras Beruang ….”
ujar Hazard Bear.
” tapi apa yang kalian lakukan saat ini … Justru memalukan ras kita …”
ucap Bouldbear.
” hahaa… Kau berani menghina kami… Beruang kelas rendah…. Kami beruang penjaga ini bisa saja menghabisi hingga kau tak bersisa…”
ucap Blizzard Bear mengancam Bouldbear.
Kemarahan Blizzard Bear membuat angin dingin tertiup deras berhembus kencang terus bersautan tanpa henti.
” hentikan Blizzard Bear…. Tuan memanggil kita…”
ucap Hazard Bear.
” lain kali kau akan kuhabisi …. ”
teriak Blizzard Bear menghilang.
“Huuuftt… Maafkan aku tuan Agung… Aku hanya beruang terlemah… Aku tak bisa menghentikan mereka….”
ujar Bouldbear dan akhirnya juga menghilang.
POV EDI
” Slyvia kau siap …. ”
ucap Edi memanggil Slyvia yang tak kunjung datang.
” Ya aku siap… Ini aku akan kesana….”
ucap Slyvia berlari.
Aku dan Slyvia pergi mengunakan Helikopter menuju tempat saudaraku…. Perang besar kami tiba… Dan kali ini siapapun lawannya dia akan menghadapi aku… Tapi Helikopter kami tak bisa mendekati kota… Hujan deras dan Angin membuat Helikopter sulit untuk memasuki area kota… Terpaksa aku mendaratkan di pinggir kota … Lalu meminta Rico menyusulku.
” Slyvia masih ada waktu buatmu kembali…jika kau ketakutan….”
ucap ku memperhatikan gerak-gerik Slyvia yang tampak cemas.
” Aku memang takut yang luarbiasa… Tapi aku tak akan meninggalkanmu …”
ucap Slyvia.
” Kau yakin…. Setelah perang ini berakhir mau kah kau menikah denganku….”
ucap ku tersenyum.
” Apaa… Tuaaaan..”
ucap Slyvia terperangah.
Slyvia seakan kehilangan kontrol akan dirinya setelah ucapanku… Wajahnya memerah … Mata sipitnya bergetar seakan tak percaya …. Jantungnya perpacu dengan waktu…. Masih tak percaya apa yang ku ucapkan padanya.
Tiba-tiba keadaan canggung ini terselamatkan dengan hadirnya Rico … Yang tiba menyusul kami.
” tuan … Apa kalian sedang marahan…. ”
ucap Rico melihat aku dan Slyvia terlihat canggung.
” Diam kau… Kau lama sekali menyusul kami…”
ucapku.
” Maafkan aku tuan … ”
lanjut Rico langsung masuk kembali kedalam mobilnya.
” Slyvia lupakan yang kuucapkan tadi … Maafkan aku membuatmu canggung … ”
ucapku langsung menarik Slyvia masuk kedalam mobil.
Saudaraku Alex butuh bantuanku saat ini dan aku harus segera kesana.
POV HADI
Aku dan Yulina hanya terduduk lemas di ujung tempat tidur… Keadaan rumah kami berantakan setelah kemunculan Makhluk yang merupakan peliharaan dari Bosku…. Yulina menatapku kosong … Dia bingung apa yang akan kami lakukan setelah ini.
Jika terjadi apa-apa pada Hera dan Nura … Hidupku dan Yulina akan segera berakhir…. Aku sudah terlalu banyak mempermainkan bosku… Aku sudah melempar Api pada kumpulan hutan kering…. Dan saat ini aku tinggal menunggu api yang ku lempar itu… yang akan ikut juga membakarku dan keluarga kecil ku.
” Apa yang akan terjadi setelah ini… ”
ucap Yulina merengkuh tanganku.
Aku dapat merasakan kekhawatiran dan ketakutan terlihat di raut wajah Yulina… Dia pasti menyesal apa yang sudah kami lakukan? Membuat hubunganku dengan bosku akan semakin mengkhawatirkan.
” Tenanglah… Nura dan Hera akan baik-baik saja…”
ucapku menenangkan Yulina.
” Tapi bagaimana jika hal mengerikan terjadi pada keduannya…. Bos Akan mengira kita merencanakan hal ini ….”
ucap Yulina yang begitu panik.
” tenang bos kita itu cerdas …. Dia tahu … Mana yang benar dan salah… Dia tak akan melakukan hal yang tak terduga….”
ucap Ku.
” Aku benar-benar ketakutan sekarang. .. Aku tak bisa berpikir Rasional lagi sayang…”
ucap Yulina.
” Sebaiknya sekarang kita pergi ke tempat bos…. Kita tak ingin membuat tuan marah…”
ucapku.
” tapi bagaimana jika dia marah…”
tanya Yulina.
” ini konsekuensi atas perbuatan yang kita pilih ….”
lanjut ku setelah menghirup udara cukup banyak.
Akhirnya setelah mengalami pergulatan panjang kamipun segera meluncur kerumah utama… Kali ini aku hanya pasrah dengan apa yang akan terjadi.