Misi Balas Dendam Episode 37
Dia bahkan tak mengeluh sediktpun
Royal Win Indonesia Entertainment – Misi Balas Dendam Episode 37, Yurika hanya mengelengkan kepalanya… Belum ada keberanian dari dirinya untuk mencoba itu… Tiba-tiba saja Fina meluncur dari yarct….. Yurika kagum dengan wanita-wanita tuannya yang hebat…. Apalagi kak Tia dia tak tidur semalaman menjaga Tuan… Dia bahkan tak mengeluh sediktpun.
” Kau anak dari Hanjani kan…”
ucap captain kapal mendekati Yurika.
” ya pak… Saya anak sulung dari bu Hanjani… ”
ujar Yurika.
” Kenapa kau bisa jadi budak Alex….”
tanya Captain kapal lagi.
” ini pilihan hidup saya pak… Saya ingin bersama tuan seperti ibu dan ayah saya dulu…”
ujar tegas Yurika.
” hahahaa…. Kau mirip sekali ibu mu….”
ucap captain kapal tertawa.
” bapak ini teman ibuku… Atau hanya kenal…”
tanya Yurika.
” aku teman dekat ibumu… ”
ujar Captain kapal.
” jangan-jangan kau Seven Wonders juga….”
ujar Yurika terkejut.
“hehee…. Apa ibumu masih sendiri…. ”
ucap Captain kapal tersenyum.
” ya ibuku masih sendiri… Dia tidak mau menikah lagi setelah meninggalnya ayahku …”
lanjut Yurika.
” kalau begitu salam dari ku…. ”
ujar Captain kapal memukul pundak Yurika dan menuju ruang kendali kapal.
” siapa nama bapak…”
tanya Yurika.
” aku Munir… Dia akan langsung kenal dengan ku…”
ujar pak munir meninggalkan Yurika.
” ka… Mana yang lain … ”
tanya Tia yang baru selesai mandi.
“Mereka semua sudah berenang kak….”
ujar Yurika.
” Hera ikut berenang juga… Dia kan hamil…”
ujar Tia khawatir.
” Hera pergi ke pantai… ”
ujar Yurika menunjuk ke arah wanita yang sibuk membuka payung pantai yang tersedia di pantai ini.
” kau tak ikut berenang … ”
lanjut Tia.
” aku tak berani kak….”
jawab Yurika.
” kalau begitu kau ikut aku saja kita kepantai…”
lanjut Tia.
” kak bisa berenang….”
ujar Yurika.
” tentu aku ahli… Cuma aku sedang Hamil jadi tak boleh….”
ujar Tia.
” tapi kak semalam kau tak tidurkan…. Sedangkan kakak kan sedang Hamil….”
ucap Yurika terkejut.
” tenang aku sudah meminum vitamin… Dan juga meskipun kami hamil, kami harus tetap kuat mendampingi tuankan…”
ujar Tia tersenyum.
Cukup lama kami berenang kesana kemari… Benar mampu melepaskan penat selama bertahun-tahun yang menumpuk di pundakku… Yang membuatku benar-benar mampu melupakan penat adalah kehadiran dari Neti, Nura dan Fina yang mengikutiku berenang di laut jernih ini…. Terumbu karang yang cukup terawat membuat keadaan dasar laut sangat indah… Belum lagi ombak yang tenang membuat segala lelah terangkat… Sepertinya memang penting mengadakan liburan di Casino De Granny.
Aku mulai mencium aroma yang menyedapkan dari pantai… Kulihat ketiga wanita ku bahu membahu sedang membakar ikan…. Dan menyiapkan satapan buat kami… Tentu di komando oleh Tia.
” Tuan sepertinya sarapan sudah siap…”
ucap Nura yang berenang.
” Ayo kita balapan kepinggir…”
teriak Fina berenang mendahului kami semuanya menuju pantai.
” Kau kira bisa menang melawanku… ”
ucap Neti berenang sangat cepat mencoba menyusul Fina.
” Edi sepertinya melatih Neti sangat baik… Gaya renang itu … Adalah gaya renang para prajurit… ”
ujarku.
” ya tuan… Neti mengagumkan….”
ujar Nura.
” kau tak ikut berlomba…”
ujarku.
” aku tak akan secepat mereka tuan… hanya aku yang tak memiliki keahlian apapun ya tuan.”
ujar Nura.
” kau tahu … Keahlian mu yang membuat tuanmu ini tergila-gila…”
ujarku.
” Apa tuan….”
ujar Nura.
” seperti ini Visualku…”
ucapku mendekati Nura … Mencium bibirnya… Lalu ku tenggelamkan tubuh kami berdua kedasar laut… Sambil terus bercium.
“Kuawaaakhhh… ”
teriak Nura tertawa karena dia hampir kehabisan Nafas.
“hhahaa… Ayo kita ke pantai semua sudah menunggu…”
ucap ku menarik Nura.
Tiba di pantai … Aku langsung di serang pak Munir… Dia menendangku sangat keras dan cepat .. Untung aku bergerak refleks menghindar… Meskipun harus terpental jauh…. Para wanitaku hanya terkejut menyaksikan hal ini.
” Ayo lawan aku Alex… Aku harus mengetest kemampuan mu…”
ujar Munir langsung menyerahku lagi.
Kecepatan dan kekuatan yang bergabung membuat ku benar-benar sulit membalas serangan… Beberapa kali tinjunya sulit ku hindari…. Membuatku makin terdesak.
” Ayo Alex kau ingin menyerah….”
teriak pak Munir melepaskan tinjuan keras langsung menghantam tanganku yang menangis tinjunya membuat ku berguling terpental oleh serangan yang munir luncurkan padaku.
” Hahaa… Aku benar-benar menyukai ini…”
teriakku berusaha bangun.
Membuat tinjuan kami beradu dengan cukup keras
Tapi Munir kembali melakukan kombinasi tendangan dan tinjuan yang memiliki kekuatan yang menakutkan… Aku benar-benar terdesak jika harus terus bertahan.
Aku pun meluncur tinju saat bersamaan Munirpun melepaskan tinju kerasnya… Membuat tinjuan kami beradu dengan cukup keras… Yang membuat kami berdua sama berhenti sejenak lalu kali ini aku yang menyerang duluan… Tapi semua serangan ku dengan mudah di hentikan olehnya.
” kau memang Hebat Paman… Tak salah kau disebut trio monster ….”
ujarku sedikit menarik nafas.
“hahaa… Aku yang terkuat setelah Kai di seven Wonders… ”
teriaknya kali ini menyerang dengan tendang memutar double.
Yang membuatku harus terlempar cukup jauh… Pijakan pasir membuatku kesulitan untuk memasang kuda-kuda terkuatku … Membuatku terus terdorong oleh serangannya.
” pertarungan ini sudah terlalu lama Alex… Aku akan segera mengakhirinya….”
teriak munir meloncat cukup tinggi dan melepaskan tendang yang amat keras…. Membuat pertahananku terbuka akibat menahan serangan pertama.
Dia tersenyum karena wajahku kali ini tanpa perlindungan… Aku tahu andalan pamanku ini bukanlah kakinya tapi tangan kanannya yang aman keras. Dia tersenyum karena wajahku kali ini tanpa perlindungan… Aku tahu andalan pamanku ini bukanlah kakinya tapi tangan kanannya yang aman keras.
Aku tak mungkin menghindari serangan dari tinju mautnya ke arah wajahku…. Apalagi posisinya saat ini diatasku membuat daya tinjunya akan lebih menguntungkan nya.
Bruaaak…. Pukulan keras mendarat di pipi bagian kiriku telak.
“hahaa… Aku adalah Alex… Penerus keempat keluargaku….”
teriakku tersenyum.
Pamanku seakan tak percaya aku masih berdiri kokoh… Setelah menerima pukulan yang amat keras darinya….Kali ini pertahanan pamanku benar-benar terbuka…. Kearah tinju uppercut terkuatku ke ulu Hatinya.
bruaakk…. Darah keluar dari mulutnya akibat tinjuan kerasku .. Membuat pamanku jatuh terkapar.
” maafkan aku paman … Kau terlalu tua untuk mengalahkanku….”
ucapku sambil berusaha membangunkannya.
“hosst… Hoss… Kau sengaja membiarkan wajahmu terkena seranganku kan agar kau bisa menjatuhkanku dengan pukulan mu barusan…. Itu strategi tergila yang pernah ku ketahui… ”
ujarnya yang masih menahan sakit.
” Benar paman jika perhitungan ku salah aku yang akan roboh … Tinjumu memang menakutkan… ”
pujiku.
” itu nama nya bertarung mengunakan otak…”
ujar Munir.
” ya karena pijakan keras ini Aku bisa menahan tinju mu… Jika menahan tinjuan tadi di pasir aku yang akan terhempas…Aku juga tahu kau sangat terlatih di daerah pasir… Tapi gerakan terakhir mu tadi sudah ku prediksi… Hehee…”
jelasku tertawa sambil mengulurkan tanganku.
” jadi kau terus bertahan untuk membaca seluruh gerakan ku sambil mencari titik agar kuda-kuda mu maksimal…. Aku benar-benar di permainkan anak kecil…. Latihan apa yang kau lakukan hingga sampai semenakutkan Seperti ini….”
Ucap munir.
” latihanku bersama rasa sakit dan dendam… Membuatku makin kuat paman…”
ujarku.
” Kau mirip dengan ayahmu dalam berpikir dan Kai saat bertarung… Karena caramu bertarung tadi benar-benar tak masuk akal….”
lanjut Munir.
” benarkah… Semenakutkan itu aku…”
ucapku.
” apakah kau tak membutuhkan bantuan dari seven Wonders dalam perang ini… ”
ucap Munir.
” bukan tak butuh paman… Tapi aku tak ingin kalian terlibat disaat kalian harusnya bisa beristirahat dengan tenang… ”
ucapku.
” tapi kalau kau berubah pikiran aku dan keenam temanku akan siap…”
ujar Munir.
” itu kan … Kau salah….seharusnya ada enam lagi kan…bukan tujuh, paman Fadli kan telah tewas….”
ucap ku.
“Hahaa… Kau percaya hal itu… Orang yang kuat dan paling cerdas diantara kami… Terbunuh karena perahunya karam…. Kau ingat kami dilatih oleh kakek mu sebagai petarung terpilih… Kau tahu julukan kakekmu … Dia MONSTER PERANG, dia haus akan darah dan pertarungan… Jadi mati dengan hal seperti itu mustahil baginya… ”
Jelas Munir.
” benar juga… Dia di latih langsung kakekku… Lalu kalau memang dia masih hidup dimana dia sekarang…. ”
tanyaku.
” Entahlah… Yang jelas dia mungkin saja akan muncul…Ohhh… Bagaimana kabar muridku… Apa dia makin kuat….”
lanjut Munir.
” jadi Ayah Agung masih hidup….kemampuan anak muridmu Agung mengagumkan… dia telah menjadi dokter dan pertarung yang hebat sekarang…”
lanjutku.
” Benarkan bagus kalau begitu…”
ucap Munir mulai bisa berdiri tegak.
” Paman tapi pukulanmu barusan sakit sekali…”
ucapku.
“hahaa… Benarkah itu balasan ku … Karena kau sudah mengoda Hanjani ku…”
ucap Munir tertawa.
“hahaha… Apa dia melaporkan sikapku padamu…”
ucap Ku ikut tertawa.
” Hanjani adalah milikku… Kau tahu dulu dia selalu menolakku … Dan dia hanya terfokus pada ayahmu saja… Sekarang aku tak akan kalah dengan mu… Yang makin membuatku kesal adalah Yurika kenapa dia bisa jadi budakmu padahal dia akan ku nikahkan dengan anak ku Alfarizi…”
jelas Munir kesal padaku.
“hahaaa… Paman berarti kau kalah telak oleh ku dan ayahku… Ooohh… Bagaimana kabar Alfarizi… ”
ucapku sambil menahan tawa.
” dia sedangku kirim ke luar negeri… Sampai perang ini berakhir… Karena jika kau sampai gagal menghabisi Goldrich Company… Maka Alfarizi akan naik mengantikanmu menjadi raja Baru keluarga As….”
ucap Munir.
” Apa kau yakin aku akan gagal…”
ucapku.
” Tuan… Apa kalian berdua akan terus ngobrol … Makanan nya nanti dingin…”
Ujar Fina menegur kami berdua.
” baiklah kami akan kesana Fina…”
ujarku.
” Alex wanita itu kan…”
ujar Munir yang tak meneruskan ucapannya karena aku langsung memberi tanda untuk menghentikan perkatannya.