Misi Balas Dendam Episode 34
Terbongkar
Misi Balas Dendam Episode 34, aku melepas topi ku, membuat si tato dan kuncir langsung mundur mungkin mereka tahu bagaimana aku menghabisi anak emas bosnya… Sedangkan pria ketiga dan keempat maju menghadangku…. Mereka menyerangku bersamaan… Ku hindari tinju keduanya ….lalu salah satu dari mereka mengeluarkan kapak dari pinggangnya dan menghujam keras ketubuhku…
Aku dapat membaca pergerakan itu dan menangkap gagang kapak… Aku tendang keras tubuh nya membuat kapak itu berpindah tangan jadi milikku membuat tubuh pemiliknya yang lama terpental kebelakang…. Ku lempar kapak yang telah kuambil …. Tepat menancap di kaki Kanannya… Dia meraung tak berdaya darah mulai keluar dari kakinya… Pria ketiga pun langsung kehilangan keberanian menyerangku.
” Hentikan kalian bukan lawan dari Pria itu…”
teriak Horizon.
” maafkan kami bos… Anak ini cukup kuat … “
Ujar pria ketiga.
“Jadi kau yang ingin turun tangan… Tapi berbahaya jika sampai Horizon yang Agung sampai kalah dengan anak beruang sepertiku….”
ejekku.
” kau jangan berlagak sok kuat didepanku… Jangan sombong karena telah mengalahkan anak buah kelas teriku…”
ujar Horizon.
“Apa sekarang Harun benar-benar ketakutan hingga dia harus di kawal oleh Horizon yang Agung…”
lanjutku.
” diam kau…. Kau ingin mati….”
teriak Horizon… Langsung mengacungkan pistolnya kearahku.
“Jika jarak seperti ini aku akan dengan mudah menghindar… Jika kau benar-benar ingin membunuh seharusnya seperti ini….”
Ujarku mendekatinya yang mengacungkan pistolnya kepadaku… Lalu kuletakkan pistolnya tepat di kepalaku…. Sambil tersenyum.
” kau benar-benar ingin mati ya….”
teriak Horizon mencoba menarik pelatuknya.
” cepat lakukan… Jika kau memang memiliki keberanian untuk itu….”
lanjutku.
” Kurang ajar… Penghinaan mu ini akan aku balas dengan sesuatu yang sangat menyakitkan….”
ucapnya kembali menaruh pistolnya kedalam kantungnya.
” Kenapa kau tak jadi membunuhku…”
ucapku.
” aku tak ingin harga diri petarungku sirna karena membunuh musuh yang menyerah seperti itu… ”
ucapnya lalu memberi isyarat anak buahnya untuk mundur.
” Horizon yang Agung saat nanti kita bertemu untuk ketiga kalinya …. Akan ku buat kau menyesal tidak membunuhku saat ini….”
teriakku tapi Horizon dan anak buah tak menghiraukanku langsung masuk kedalam mobil box hitam… Dan pergi ….
Lalu lintas yang mulanya macet kembali lagi lancar… Banyak warga yang melihat perseteruan kami tapi mereka tak ingin ikut campur karena bahaya besar jika membantu salah satu dari kami.
Wanita angkuh yang semula jumawa pun … Terlihat pucat dia tetap diam sambil memegang pintu masuk mobilku….dia terpaku tak bisa bicara bahkan saat aku melajukan lagi mobilku dia tetap diam tanpa kata.
Aku memutar arah mobil kembali menuju kerumah dinas Bupati … Moodku benar tak karuan jadi aku putus untuk tidak jadi mengantar putri Bupati ini ke dealer mobil sesuai keinginannya.
” Maaf …. Aku tak bisa mengantarmu ke tempat tujuanmu… Aku sedang ada urusan penting….”
ujarku.
” ya tidak apa-apa… ”
ucapnya turun dari mobilku… Dengan kata-kata yabg cukup ramah berbeda dengan yang dilakukan sebelumnya.
Kulajukan lagi mobilku menuju kantor… Meskipun jam sudah menunjukkan waktu pulang kerja… Tapi aku ingin menyusul Nura yang masih menantiku dikantor.
“Sebenarnya aku ingin pergi ke Rafina hari ini tapi hari ini ku urungkan banyak hal yang tak tertuga terjadi mulai dari Safira hingga Horizon… Mungkin besok saja saat aku mulai santai… ”
gumamku terus memacu laju mobilku.
# di Suatu mobil
” bos kenapa kau tadi tidak langsung menembaknya… ”
ujar salah satu anak buah Horizon.
” jelas saja aku tak ingin terlihat memalukan didepan banyak orang…membunuh orang yang tak bersenjata bahkan menyerah tanpa syarat… Jadi ku biarkan dia menghirup udara segar sebentar sebelum aku benar-benar menghabisinya … ”
ujar Horizon.
” kau memang yang terbaik….”
ujar anak buahnya lagi.
” padahal aku benar-benar tak bisa menarik pelatuk itu tadi tubuhku bergetar dan berhenti merespon otakku … Aura yang kurasakan tadi sama seperti Joker… Tapi sedikit berbeda karena Alex menurutku lebih mengerikan saat ini dari joker … Karena faktor usia dan dendam Alex membuat lebih mengerikan ketimbang joker… Aku benar-benar waspada saat berjumpa lagi dengannya, aku juga harus menyiapkan strategi yang tepat jika tidak ingin mati ditangannya …. Pantas saja anak buahku tewas dan tak berdaya lawan alex… Dia benar-benar mengerikan….”
pikiran Horizon melayang jauh dia mencari bagaimana cara mengalahkan Alex.
Mobil hitam itu terus melaju ke suatu tempat… Menghilang dalam kegelapan malam.
# di kediaman Bupati
Seorang wanita sedang melamun … Entah apa yang dilamunkan oleh wanita cantik itu….tapi dia kembali sadar setelah handphone berbunyi dan itu ternyata panggilan dari Ayahnya.
” Hallo … Ayah…”
ujar manja Berlianda.
” kau dimana sekarang …”
tanya ayahnya.
” aku sudah di rumah Dinas ayah… ”
jawab sang anak.
” jadi kau sudah berjalan-jalan dengan pria itu…”
tanya ayahnya sedikit penasaran apa yang lakukan oleh anaknya.
” ya yah dia supir yang pendiam … Namun kuat bahkan saat saya dalam bahaya dia mampu melindungiku….”
ujar wanita itu.
” Supir katamu…. Kau tak tahu siapa yang bersama mu tadi… Dia salah satu orang terkaya di daerah ini… Bahkan keluarganya yang membuat ayah menjabat menjadi Bupati priode ini… Dan kau malah menyuruhnya menjadi Supir….”
teriak ayahnya sedikit emosi.
” Ayah tak memberitahu tentangnya… Jadi jangan salahkan aku… Kukira dia hanya supir biasa….”
jawab Berlianda.
” kau merusak strategi ayah untuk mendapat bantuan dari dua keluarga besar daerah ini… Goldrich Company dan As Company… Kau tahu itu… Sekarang ayah akan meminta maaf padanya…”
ujar Ayahnya lagi.
” untuk apa ayah meminta maaf … Dia juga bahkan tak marah … Saat Aku perlakukan seperti itu…”
lanjut Berlianda.
” kau tak tahu apa yang terjadi jika As Company jika sampai mencabut dukungannya dari ayah…60% dukungan daerah ini akan hilang pada pemilu mendatang…”
teriak ayah Berlianda.
” semenakut itu kah pria biasa tadi….”
ucap Berlianda menurunkan nada suaranya.
” ya sudah … Ayah akan menelpon Alex dulu…”
ujar ayahnya mengakhiri telpon.
Berlinda dalam keadaan bingung apa yang dia lakukan membuat posisi ayahnya dalam bahaya…dia pun bahkan tak tahu siapa nama laki-laki tadi… Dia terlalu angkuh dengan sikap arogannya karena selalu dimanja oleh ayah dan ibunya.
Tapi dia juga merasakan sesuatu Saat laki-laki itu dengan berani mendekatkan kepalanya di pistol penyerangnya tadi… Keberanian yang pertama kali membuat Berlianda takjub.